Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Tukar Tempat Dua Sejawat

Golkar memilih Ade Komarudin untuk mengisi posisi Ketua DPR yang ditinggalkan Setya Novanto. Kocok ulang pimpinan Dewan tak diberi ruang.

21 Desember 2015 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

DATANG menghadiri sidang paripurna di Dewan Perwakilan Rakyat pada Jumat pekan lalu, Ade Komarudin mendadak menjadi orang spesial. Ketika memasuki Gedung Nusantara I, Kompleks Parlemen, dia disambut banyak orang yang ingin memberi selamat. Sehari sebelumnya, Ade secara resmi diumumkan Partai Golkar sebagai pengganti Setya Novanto menjadi Ketua DPR.

Mengenakan setelan jas hitam dan dasi kuning, Ade banyak melontarkan senyum dan menyapa orang yang ditemuinya. Ketika Tempo menanyakan soal dukungan Istana kepadanya menjadi Ketua DPR, dia menjawab dengan tertawa lebar. "Alhamdulillah kalau didukung," katanya.

Selanjutnya Ade masuk ruang rapat paripurna. Dalam rapat paripurna, pelaksana tugas Ketua DPR, Fadli Zon, membacakan surat dari Partai Golkar yang berisi usulan nama Ade sebagai pengganti Setya Novanto yang mundur sebagai Ketua DPR pada Rabu pekan lalu.

Penunjukan Ade diputuskan dalam rapat terbatas pimpinan Golkar di lantai empat Menara Bakrie di kawasan Kuningan, Jakarta, Kamis malam pekan lalu. Rapat ini dihadiri elite Golkar, antara lain Sekretaris Jenderal Idrus Marham, dan semua kandidat calon pengganti Setya Novanto, seperti Fadel Muhammad dan Titiek Soeharto. Hadir juga Wakil Ketua Cicip Sutardjo, Theo L. Sambuaga, dan Bendahara Bambang Soesatyo.

Menurut Aburizal, Ade dipilih karena pengalaman dan pengabdiannya yang panjang di Partai Golkar. "Jabatan Akom (panggilan Ade Komarudin) sebagai Ketua Fraksi Golkar juga menjadi nilai tambah," ujarnya. Sekretaris Fraksi Partai Golkar Bambang Soesatyo menambahkan, rapat pimpinan terbatas Golkar setuju lukir posisi antara Ade dan Setya. Posisi Ketua Fraksi Golkar yang ditinggalkan Ade diisi oleh Setya.

Seorang politikus Golkar yang mengetahui rapat di Menara Bakrie mengatakan, hingga Kamis siang pekan kemarin, belum ada keputusan bulat dari Golkar untuk mengajukan Ade menggantikan Setya. Menurut dia, Ade baru mendengar kepastian itu pada Kamis malam pekan lalu, saat datang ke Menara Bakrie.

Setelah Setya Novanto mundur dari jabatan Ketua DPR, Rabu malam pekan lalu, para petinggi Partai Golkar berkumpul di rumah Ketua Umum Partai Golkar itu di kawasan Menteng, Jakarta. Rapat ini mengagendakan salah satunya mencari pengganti Setya. Seorang peserta rapat menggambarkan, dalam pertemuan itu, nama Ade paling banyak disebut. Dukungan untuk Ade Komarudin muncul dari kelompok yang selama ini berseberangan dengan Setya Novanto di kalangan internal Golkar.

Namun kubu Setya Novanto, yang dimotori Idrus Marham, tidak sepenuhnya menerima Ade, dan lebih mendukung calon lain. Seorang peserta pertemuan mengatakan Idrus beralasan Golkar perlu menumbuhkan kembali dukungan dari keluarga mantan presiden Soeharto. Nama yang juga muncul dalam rapat itu adalah mantan Gubernur Gorontalo Fadel Muhammad. Ada juga Aziz Syamsuddin.

Dalam pertemuan itu, muncul nama lain sebagai kandidat, seperti Ketua Komisi II Bidang Politik Dalam Negeri Rambe Kamarul Zaman dan Wakil Ketua Komisi IV Bidang Pertanian Titiek Soeharto. Ada juga Ridwan Hisjam, yang menduduki posisi Wakil Ketua Komisi X Bidang Pendidikan dan Kebudayaan.

Idrus dalam keterangannya mengakui Golkar telah menyiapkan sejumlah nama yang memiliki integritas dan kemampuan. Idrus menyebut nama-nama yang diajukan dan sudah dirapatkan bersama Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie. Titiek Soeharto berada di urutan pertama nama itu, disusul Rambe Kamarul Zaman, Ade Komarudin, Fadel Muhammad, dan Aziz Syamsuddin. "Golkar memiliki sistem pengkaderan yang sudah terstruktur dalam pemilihan kader untuk menempati jabatan dan posisi strategis di parlemen," kata Idrus.

Menanggapi namanya sempat muncul sebagai calon, Fadel Muhammad mengatakan pengganti Setya harus memenuhi syarat: masuk kepengurusan DPP Golkar, mendapat suara terbanyak di daerah pemilihannya, dan berpengalaman. "Yang terakhir, itu hak prerogatif Ketua Umum Golkar," ujar Fadel. Aziz Syamsuddin menyangsikan info yang menyebutkan dia calon Ketua DPR. "Info itu tidak benar," kata Aziz. Sedangkan Ridwan Hisjam menjawab dengan diplomatis. "Golkar punya banyak kader, dan kalau ditugasi, siapa pun akan siap," ucap Ridwan.

Seorang pejabat Istana mengatakan, pada Selasa malam dan petang pekan lalu, sebelum Rabu besoknya sidang keputusan Mahkamah Kehormatan Dewan, telah terjadi pertemuan antara petinggi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan dan petinggi Partai Golkar. Informasi yang sama datang dari kader Golkar di parlemen.

Pertemuan berlangsung di rumah Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie di Jalan Mangunsarkoro, Menteng, Jakarta Pusat. Politikus PDI Perjuangan yang juga Menteri Sekretaris Kabinet Pramono Anung hadir dalam pertemuan tersebut.

Menurut sumber yang hadir, rapat di rumah Aburizal itu membicarakan perihal sidang MKD yang akan berlangsung besoknya. Baik PDI Perjuangan maupun Golkar menyatakan sepakat melengserkan Setya Novanto sehingga dipecat. Selain itu, pertemuan menyepakati pengganti Setya Novanto diserahkan ke Golkar. Artinya, mereka sepakat tidak melakukan kocok ulang pimpinan DPR.

Aburizal malam itu sudah menyebut Ade Komarudin sebagai salah satu calon kuat dari Golkar untuk menggantikan Setya. PDI Perjuangan menyatakan menyerahkan calon pengganti Setya kepada Golkar, dan kalau Ade disodorkan, partai berlambang banteng ini akan menyatakan setuju. Selain itu, sudah ada kesepakatan di antara partai-partai untuk tidak ada kocok ulang pimpinan DPR.

Pramono Anung tak mau berkomentar banyak tentang hal ini. "Saya tidak mau berkomentar," kata Pramono. Namun ia mengatakan keinginan untuk menegakkan marwah DPR yang terpuruk akibat bocornya rekaman "Papa Minta Saham" menjadi perhatian baik pemerintah maupun DPR. "Arahan Presiden pasti, ini harus jadi momentum agar sesama lembaga negara saling menghormati," ujarnya.

Dia juga mengatakan Presiden Jokowi merasa senang terhadap diajukannya Ade sebagai Ketua DPR. "Selama ini kami menjalin komunikasi dengan bagus," kata Pramono.

Sekretaris Fraksi PDI Perjuangan Bambang Wuryanto mengatakan, sejak awal, partainya memang sudah melakukan koordinasi, tidak akan merebut posisi Ketua DPR. "Kami sudah sepakat untuk tidak berebut pimpinan Dewan," ujar Bambang. Pernyataan serupa muncul dari Ketua Fraksi Gerindra Ahmad Muzani. Partai, kata dia, sepenuhnya memberikan kebebasan kepada Golkar untuk mengangkat pengganti Setya. "Mundurnya karena alasan sepihak, maka harus digantikan dari partai yang mengusungnya," ucap Muzani.

Kamis malam itu, Setya juga tiba di Menara Bakrie. Namun ia tak memberikan komentar dan hanya melontarkan senyum. Sebelum ke Menara Bakrie, di gedung DPR, Senayan, Setya Novanto menyatakan permohonan maaf atas masalah yang membelitnya. "Saya meminta maaf ke semua rakyat. Semoga ini ke depan tidak ada kegaduhan lagi," katanya.

Sunudyantoro, Riky Ferdianto, Faiz Nashrillah

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus