Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Tumbuh Terkencang di Asia Tenggara

Terjadi perlambatan pada 2012.

2 Januari 2012 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Indonesia bakal mengakhiri tahun 2011 dengan senyum. Perekonomian nasional tumbuh 6,5 persen, tertinggi di Asia Tenggara. Juga lebih tinggi dibanding angka tahun lalu sebesar 6,1 persen. Gangguan sempat datang pada Agustus lalu ketika lembaga pemeringkat Standard and Poor's menurunkan rating pemerintah Amerika Serikat dari AAA menjadi AA+.

Kejadian tersebut lalu memicu perlambatan ekonomi dunia pada triwulan ketiga. Hampir semua negara mengalami perlambatan ini, termasuk India, Thailand, dan Malaysia. Indonesia hanya mengalami pertumbuhan stagnan pada periode ini. Kuatnya permintaan dalam negeri menjadi salah satu bumper penahan perlambatan di Indonesia.

Tahun depan, pemerintah bersama DPR menetapkan pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 6,7 persen. Angka ini merupakan batas atas dari rancangan awal yang diajukan pemerintah sebesar 6,4-6,7 persen. Pada mulanya pemerintah tidak terlalu yakin karena negara tujuan ekspor Indonesia sedang mengalami krisis. Namun, dalam pembahasan di DPR, batas atas disepakati sebagai pagu dalam APBN 2012.

Berbeda dengan pemerintah, Dana Moneter Internasional (IMF) justru meramalkan pertumbuhan Indonesia lebih rendah dibanding tahun lalu, yakni 6,3 persen. "Perlambatan ini akibat sentimen negatif yang melanda perekonomian dunia," ujar Senior Resident Representative IMF untuk Indonesia, Milan Zavadjil, Oktober lalu. Bank Dunia juga memberikan angka yang sama dengan IMF.

Pemerintah dan Bank Indonesia juga berhasil menjaga inflasi tetap rendah. Pada November 2011, inflasi tahunan Indonesia hanya 4,15 persen. Turun jauh dibanding inflasi 2010 yang mencapai 6,96 persen. Namun keberhasilan ini agaknya banyak ditopang oleh ketidakberanian pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak.M. TAUFIQUROHMAN


Pertumbuhan ekonomi

2004 5,13
2005 5,6
2006 5,5
2007 6,3
2008 6,1
2009 4,5
2010 6,1
2011 6,5 *)*) Year on Year Per Triwulan III

Inflasi

2004 6,4
2005 17,11
2006 6,6
2007 6,59
2008 11,06
2009 2,78
2010 6,96
2011 4,15 *)*) Year on Year Per November

Negara Tetangga (Persen)

China 9,1
India 6,9
Singapura 6,1
Malaysia 5,8
Thailand 3,5
Filipina 3,2


Kemiskinan Berkurang

Salah satu prestasi yang dicatatkan pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono selama tujuh tahun ini adalah terus menurunnya angka kemiskinan dan berkurangnya jumlah orang miskin. Kesenjangan, yang diukur dengan koefisien Gini, juga turun lumayan besar.

Ketika Susilo Bambang Yudhoyono pertama kali menjadi presiden pada 2004, angka kemiskinan di Indonesia masih 16,66 persen. Jumlah orang miskin masih mencapai 36,1 juta orang. Pada Maret 2011, jumlah mereka yang konsumsinya di bawah Rp 233.740 per bulan tinggal 30,02 juta atau 12,49 persen.

Kesenjangan antara si kaya dan si miskin juga terus menurun. Rusman Heriawan, ketika masih menjadi Kepala Badan Pusat Statistik, mengatakan bahwa pada 2000 indeks Gini masih 0,479, dan pada 2000 sudah menjadi 0,33. "Secara umum kualitas kesejahteraan masyarakat kita semakin baik," katanya.

Tahun ini, kata Menteri Keuangan Agus Martowardojo, pemerintah menargetkan angka kemiskinan turun menjadi 11,5 persen. Perkiraan ekonom Indef, Ahmad Erani Yustika, sedikit lebih tinggi, 11,7 persen. Sejumlah program sudah dirancang untuk mencapai target itu.

Tapi, bagi Sekretaris Jenderal Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Fitra) Yuna Farhan, anggaran pengentasan masyarakat dari kemiskinan masih sangat kecil, hanya Rp 50 triliun. Yuna membandingkan anggaran untuk 30 juta orang itu dengan anggaran gaji pegawai negeri yang mencapai Rp 215,7 triliun. "Jumlahnya empat kali lebih besar, tapi anggaran sebesar itu hanya untuk 4,7 juta orang," kata Yunan.

Kritik lain masih soal garis kemiskinan yang sangat rendah, hanya US$ 8.500, di bawah garis kemiskinan Bank Dunia sebesar US$ 1. Selain itu, program pengentasan masyarakat miskin masih saja bersifat charity. Mestinya, kata Ahmad Erani Yustika, anggaran lebih banyak dikucurkan untuk sektor pertanian. Pada 2011, anggaran untuk sektor ini hanya Rp 17,8 triliun, sementara program antikemiskinan, seperti bantuan tunai langsung (BTL), menelan Rp 70 triliun.MTQ | UCOK RITONGA | ALWAN RIDHA RAMDHANI | DINA BERINA


Tingkat Kemiskinan Indonesia
MaretJumlah(%)
Maret 200737,17 juta16,58%
Maret 200834,96 juta15,42%
Maret 200932,53 juta14,15%
Maret 201031,02 juta13,33%
Maret 201130,02 juta12,49%

Pengangguran Terdidik Turun Tajam

Ada fenomena menarik dalam dunia ketenagakerjaan Indonesia pada 2011. Angka pengangguran terdidik turun tajam. Pada Agustus 2011, angka pengangguran lulusan program diploma (I, II, dan III) serta universitas masing-masing hanya 7,16 persen dan 8,02 persen. Setahun sebelumnya, angka tersebut masing-masing masih 12,78 persen dan 11,92 persen. Proporsi yang naik adalah lulusan sekolah menengah pertama, dari 7,45 persen menjadi 8,37 persen.

Secara umum, angka pengangguran Indonesia memang terus menurun. Data Badan Pusat Statistik menyebutkan, angka pengangguran per Agustus 2011 hanya 6,56 persen. Turun lumayan tinggi dibanding setahun sebelumnya, yang masih 7,14 persen. Pada Agustus 2010, jumlah penganggur mencapai 8,32 juta orang. Sedangkan tahun lalu tinggal 7,7 juta atau berkurang 620 ribu orang. Angka tersebut juga berkurang jauh dibanding posisi pada 2004, yakni 10,24 juta orang.MTQ


Pengangguran Terbuka di Indonesia

Agustus37,17 juta16,58%
Agustus 200710,01 juta9,11
Agustus 20089,39 juta8,39
Agustus 20098,96 juta7,87
Agustus 20108,32 juta7,14
Agustus 20117,70 juta6,56

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus