Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Nusa

<font face=arial size=2 color=#CC3333>INSIDEN DI URIP SUMOHARJO</font><br />Penyerangan Dipicu Tewasnya Warga

Untuk mengantisipasi kemungkinan terjadi bentrokan, polisi berjaga-jaga di lokasi.

2 Januari 2012 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

MAKASSAR -- Tak terima rekannya tewas, puluhan warga Jalan Maccini Kidul melakukan penyerangan secara membabi-buta di Jalan Urip Sumoharjo Lorong I, Kelurahan Karuwisi Utara, Kecamatan Panakukang, kemarin. Penyerangan tersebut berlangsung sekitar setengah jam, mulai pukul 16.30 Wita. Penyerangan tersebut dilakukan setelah pengantaran jenazah korban Aditia Nugrawan, 17 tahun, yang tewas ditikam Ahmad Faisal, 21 tahun, kemarin sekitar pukul 04.00 Wita di Jalan Urip.

"Setelah mengantar jenazah korban dari pemakaman di Sudiang, warga Maccini Kidul, Kecamatan Makassar, menyerang di sini, yang diketahui merupakan tempat tinggal pelaku. Mereka balas dendam," kata Ketua RW 7 Arif Sirajuddin saat ditemui di lokasi kemarin.

Sosiolog Universitas Hasanuddin, Darwis, mengatakan perang kelompok atau biasa disebut konflik komunal disebabkan oleh watak dan perilaku warga Makassar yang cenderung agresif. Tak aneh jika kerap terjadi konflik komunal yang hanya disebabkan oleh persoalan sepele. "Banyak konflik komunal yang persoalannya bukan hal prinsip dan masih diselesaikan secara baik dengan kekeluargaan," kata Darwis.

Dari perspektif sosial, konflik komunal juga dapat dipicu oleh beragam hal, seperti kesumpekan hidup warga lantaran kondisi ekonomi yang terbatas dan tak adanya sosok pemimpin di negeri ini. "Kesumpekan hidup dengan ekonomi yang terbatas membuat warga stres dan capek dengan kehidupan. Belum lagi soal kepemimpinan di negeri ini, di mana korupsi ada di mana-mana," katanya.

Sementara itu, Kepala Subbagian Humas Polrestabes Makassar Komisaris Mantasiah mengatakan pelaku penikaman sudah ditahan dan diperiksa di sel Polsekta Panakukang. Untuk mengantisipasi bentrokan warga, polisi sudah bersiaga di lokasi. "Selain mobil dan motor yang dirusak, kaca jendela rumah warga pecah berhamburan dan beberapa anak panah tertancap di rumah warga," katanya.

Mantasiah mengatakan penyerang berjumlah ratusan orang. Dia mengaku penyerangan tersebut rawan menimbulkan perang kelompok berkelanjutan lantaran warga yang diserang tentu akan melakukan perlawanan kembali. Apalagi daerah tersebut merupakan perbatasan Kecamatan Panakukang-Bontoala-Makassar.

Akibat penyerangan kemarin, setidaknya lima rumah warga rusak karena menjadi sasaran amuk massa. Selain itu, warga Maccini merusak sebuah mobil angkutan umum dan tiga sepeda motor. "Bahkan masih ada satu motor yang masih disandera warga yang melakukan penyerangan," ujar Arif.

Berdasarkan pantauan Tempo, hingga kini warga Jalan Urip Sumoharjo masih tampak berjaga di sekitar wilayah tersebut. Polisi dan prajurit TNI juga tampak bersiaga di beberapa titik untuk melakukan pengamanan. "Kami harap tak ada lagi aksi penyerangan," kata Arif.TRI YARI KURNIAWAN

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus