EMPAT puluh orang petani sayur Pluit, Jakarta Utara,
berdemonstrasi ke gedung DPRD-DKI. Mereka mengadukan penggusuran
tanaman sayur mereka yang siap panen dan meminta ganti rugi
sepatutnya.
Demonstrasi Selasa minggu lalu itu belum berkesudahan. Sebab
Ketua DPRD-DKI, Darmo Bandoro, yang ingin mereka jumpai belum
bersedia menerima para petani tadi karena kesibukannya menjelang
peringatan resmi HUT Jakarta.
Mereka adalah petani sayur yang sejak 1974 menggarap tanah bekas
kuburan yang dikuasai Proyek Pengembangan Lingkungan (PPL)
Pluit. Syaratnya, jika sewaktu-waktu PPL Pluit memerlukan tanah
itu, para petani harus angkat kaki tanpa ganti rugi.
Pada 1978 PPL memberi peringatan pertama bahwa dalam waktu dekat
tanah itu akan dibutuhkan dan agar para petani tak menggarapnya
lagi. Melalui suatu perundingan diambil kesepakatan: tanah boleh
digarap terus sampai tiba saat PPL benar-benar hendak
memanfaatkannya.
Rupanya 1981 ini PPL sudah mulai membutuhkan tanah seluas 17
hektar itu untuk kompleks perumahan sederhana. Awal Juni 3 buah
traktor dikerahkan dan menggilas tanaman sayur mayur. Kepada 78
orang petani penggarapnya masing-masing diberikan beras 30 kg.
Ngotot
Para petani bayam, kelam, ender dan macam-macam sayuran lagi itu
protes. "Kami tak menuntut hak tanah, tapi hak garap," kata
Ketua Kelompok Tani Sayur Pejagalan (Pluit), Supangat, "karena
itu kami minta ganti rugi sewajarnya, tidak dengan 30 kg beras."
Maka melalui seorang pengacara dari Lembaga Missi Reclassering
RI, Jusuf Kilikily, mereka mengajukan ganti rugi hampir Rp 800
juta.
Pihak PPL Pluit memandang permintaan ganti rugi itu tak ada
dasar. Bahkan pemberian 30 kg beras tadi dipandang cukup
manusiawi. Ini dibenarkan Ketua Komisi A DPRD-DKI, Drs. M.H.
Wahyudi. "Apa yang dilakukan PPL Pluit itu sudah cukup
manusiawi," kata Wahyudi. Apalagi, tambahnya, PPL sudah menunda
penggusuran sejak Januari 1981 hingga masa petik akhir Mei lalu.
Tapi para petani tetap ngotot. Penyelesaiannya mungkin akan
tercapai setelah mereka diterima Darmo Bandoro minggu ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini