MESKI komplek kantor Pemda yang berhimpitan dengan gedung
DPRDnya diresmikan pertengahan 1975 -- tampak mentereng, hasil
pembangunan lainnya di kota Sragen agaknya belum layak
dipamerkan. Kota yang cuma 130 Km dari ibukota propinsi Jateng
itu belum berubah. Bahkan bagian tengah kota tampak makin jorok
dan berbau tak sedap. "Jalan-jalan kabupaten dengan berem-berem
dan selokannya tak pernah bersih", ujar Sumodarmojo seorang
anggota DPRD Kabupaten Sragen. "Kami tak tahu bagaimana
tatakerja DPU. Tapi boleh dikatakan DPU menelantarkan tugas
pokoknya. Karena hanya tertarik pada proyek-proyek besar yang
tentu biaya-biayanya besar pula".
Tak cuma kritik demikian dikemukakan anggota fraksi PDI itu.
Tapi di sidang pleno Januari lalu, ia juga melontarkan tuduhan
tentang adanya manipulasi kredit di lingkungan BRI Sragen. Yakni
dari kredit Rp 300 ribu misalnya, debitur tinggal menerima Rp
285 ribu. Atau Rp 400 ribu diterima Rp 380 ribu. Dan menurut
penglihatannya, penyelewengan lainnya, yang sedang
model-modelnya sekarang, ialan yang berhubungan dengan proyek.
"Siapa yang punya banyak proyek, tentu segera binnen" ucapnya
kepada Metese Mulyono dari TEMPO, sewaktu berada di Sragen awal
Mei lalu. Ia juga menyebutkan merajalelanya pungutan-pungutan
liar, potongan-potongan tak sah dan kesibukan
investasi-investasi pribadi para pejabat. Menurutnya keadaan ini
menimbulkan keresahan di masyarakat. Itu salah satu sebab,
mengapa masyarakat jadi acuh tak acuh. Hingga dikatakan
masyarakat kita dilanda erosi-moral", katanya agak kesal.
Dan sejawatnya Wagino Prawiroatmodjo, juga dari PDI, di sidang
pleno yang sama menyinggung bab dana pembangunan yang sudah
dihapus dari anggaran 1974/1975, tapi kenyataannya masih
dipungut terus. "Untuk apa?", tanyanya. Juga perkara pemasukan
dari penjual batu kali, kerikil kali dan pasir kali sebesar Rp 2
juta lebih. Pendeknya masalah pelaksanaan pembangunan daerah
Kabupaten Sragen termasuk ibukotanya belum memperlihatkan
kerjasama yang baik antara fihak eksekutip dan legislatip.
Hingga para yang terhormat itu masih perlu melontarkan saran:
"Semua proyek pembangunan di Sragen, dari siapapun biayanya,
hendaknya Komisi Pembanguna DPRD diberi tahu".
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini