Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama PT Mass Rapid Transit Jakarta William Sabandar mengatakan mulai besok kontraktor MRT bakal menambah kecepatan laju kereta dalam uji coba sistem persinyalan. Adapun uji persinyalan dilakukan di fase satu pembangunan MRT dari Stasiun Lebak Bulus sampai Bundaran Hotel Indonesia.
Baca: Penamaan Stasiun MRT Bakal Dilelang kepada Pemilik Gedung
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sejak 9 Agustus lalu, kata William, satu dari 16 rangkaian kereta telah dites integrasi persinyalan dengan kecepatan 30 kilometer per jam. "Mulai besok bakal ditingkatkan dari 45, 80 sampai 100 kilometer per jam,” ujarnya, Selasa, 28 Agustus 2018. “Sebab, kami mau melihat bagaimana sistem persinyalan dengan kecepatan yang ditingkatkan."
William mengatakan uji coba ini bertujuan untuk melihat sistem persinyalan, komunikasi, dan sistem kereta itu sendiri. "Apakah sudah berfungsi dengan baik?” ucapnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
William menambahkan, kereta sebenarnya bisa dijalankan secara otomatis lewat Operation Control Center (OCC). Namun dalam uji persinyalan semua dijalankan secara manual oleh masinis. Sedangkan nantinya pengoperasian kereta menggunakan sistem persinyalan Communication Based Train Control (CBTC) di bawah kendali OCC.
"Setiap hari kereta dioperasikan tiga kali dari rute Lebak Bulus sampai HI," katanya. Hingga hari ini telah tiba 36 gerbong kereta di Jakarta. Nantinya, total ada 96 gerbong kereta yang beroperasi melayani warga Jakarta.
Baca: MRT Jakarta Kerja Sama dengan GoJek, Pengemudi Untung
MRT Jakarta fase I rute Lebak Bulus - Bundaran HI ditargetkan beroperasi penuh pada Maret 2019. Fase I ini terdiri atas jalur elevated (layang) dan underground (bawah tanah) dengan panjang kurang lebih 16 kilometer.