Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat menyatakan bakal mengevaluasi seluruh drainase di kawasan Underpass Kemayoran, Jakarta Pusat. Hujan deras menyebabkan Underpass Kemayoran tergenang air hingga ketinggian 5 meter pada Minggu pagi, 2 Februari 2020.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Direktur Sungai Dan Pantai, Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian PUPR, Jarot Widyoko, mengatakan sistem drainase kawasan Kemayoran, belum pernah dievaluasi setelah kawasan itu berubah fungsi dari bandara menjadi permukiman dan gedung perkantoran.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Sejak dulu kan fungsinya Kemayoran ini untuk airport dan belum pernah direview sistem drainasenya," kata Jarot saat meninjau banjir di Underpass Kemayoran, hari ini.
Jarot mengatakan kementerian telah mengumpulkan data penyebab banjir di underpass tersebut. Pada Senin besok, kata dia, kementerian bersama sejumlah instansi termasuk Pemerintah Provinsi DKI bakal mendiskusikan penanggulangan banjir di kawasan itu.
Menurut dia, sejak Bandara Kemayoran ditutup pada tahun 1985, pemerintah belum menyentuh kawasan yang telah berubah fungsi tersebut. Pada tahap awal, kata dia, pemerintah bakal mengangkat sedimentasi di drainase yang berada di kawasan itu.
Langkah selanjutnya, kata dia, baru pemerintah mengevaluasi sistem drainase di lokasi itu. "Dulu di sini masih landasan pacu. Kanan-kiri dulu, mungkin masih kawasan hijau," ujarnya. "Sekarang sudah dipakai peruntukkan lain."
Selain itu, pemerintah juga perlu memaksimalkan potensi penyerapan air di Waduk Kemayoran, untuk mengurangi banjir di kawasan itu. "Kami juga melihat perlu ada perbaikan di hilir laut," ucapnya.