Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Arsip

Untung Rugi Swedia dan Finlandia Gabung NATO

Ahli menyebut bergabungnya Swedia dan Finlandia ke NATO tidak akan serta-merta menjamin keamanan dua negara itu.

17 Mei 2022 | 12.30 WIB

NATO atau North Atlantic Treaty Organization. shutterstock.com
Perbesar
NATO atau North Atlantic Treaty Organization. shutterstock.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Swedia dan Finlandia akhirnya secara resmi mengumumkan niatnya untuk bergabung dengan NATO. Keanggotaan dua negara di NATO ini antara lain dipicu oleh invasi Rusia ke Ukraina pada 24 Februari 2022.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dua negara ini sebelumnya memiliki kebijakan non-blok militer. Namun kebijakan itu berubah akibat perang di negara tetangganya itu.

 

“Ini adalah hari yang bersejarah. Era baru sedang dibuka,” kata Presiden Finlandia Sauli Niinisto kepada wartawan pada konferensi pers bersama dengan Perdana Menteri Sanna Marin pada Minggu, 15 Mei 2022.

 

Parlemen Finlandia diperkirakan akan menyetujui keputusan tersebut dalam beberapa hari mendatang. Sebuah aplikasi keanggotaan formal akan diajukan ke markas NATO di Brussels dalam beberapa pekan ke depan.

 

Swedia juga secara resmi mengajukan keanggotaan NATO setelah Partai Sosial Demokrat yang berkuasa mendukung bergabung dengan aliansi trans-Atlantik. Dukungan untuk bergabung dengan aliansi militer NATO melonjak setelah invasi Rusia ke Ukraina.

 

Perdana Menteri Swedia Magdalena Andersson mengatakan hal terbaik untuk keamanan negaranya adalah bergabung dengan NATO. Sebab Swedia membutuhkan jaminan keamanan formal yang datang dengan keanggotaan di NATO.

 

Untung-rugi jadi anggota NATO

Jan Oberg, Direktur sebuah lembaga kajian Transnational Foundation for Peace and Future Research, mengatakan menjadi anggota NATO tidak akan membuat Swedia dan Finlandia menjadi lebih aman. Namun menjadi anggota NATO hanya akan membuat kedua negara itu berperang melawan orang lain dan harus mau menjadi pangkalan militer Amerika Serikat.

 

“Ini adalah sebuah keputusan yang membawa petaka,” kata Oberg.

 

Menurut Oberg, Finlandia dan Swedia sudah gagal melakukan analisis konsekuensi jangka panjang. Tampaknya tak ada yang benar-benar bertanya apakah bergabung dengan NATO adalah hal tepat untuk dilakukan. Setelah bertahun-tahun sejak 1945, NATO tak mampu memberikan pada para pembayar pajak, yakni stabilitas, perdamaian dan keamanan.        

 

“Lalu Finlandia dan Swedia mengatakan, kami akan bergabung dengan organisasi gagal ini. Kita harus bertanya pada diri sendiri, siapa penyebab konflik (antara Moskow dan Kiev)? Semua orang mengatakan ini adalah invasi Rusia, saya juga menggali hal ini. Namun garis-bawahi bahwa konflik ini ada sangkut-pautnya dengan ekspansi NATO,” kata Oberg.

 

Memastikan Ukraina menjadi sebuah negara yang netral, yang tidak akan bergabung dengan NATO, telah disebutkan oleh Moskow sebagai salah satu alasan mereka melakukan invasi militer ke sana. Moskow waswas ekspansi tersebut akan mengarah ke wilayah perbatasan-perbatasannya.  

 

“Jika saya ada di Moskow (pemerintah), saya pun akan merasakan ini sebagai sebuah ancaman,” kata Oberg.

 

Lalu merujuk pada keputusan Finlandia dan Swedia yang ingin mendaftar jadi anggota NATO, Oberg mengatakan itu sama dengan mendorong pasukan sangat dekat ke wilayah perbatasan dan kedua belah pihak sama-sama menaikkan ketegangan. Saat bersamaan, waktu untuk memikirkan reaksi menjadi berkurang.  

 

“Anda melakukan hal-hal yang secara strategis tidak perlu dilakukan jika perdamaian adalah tujuan Anda. Perdamaian bukan tujuan dari orang-orang ini (anggota NATO),” kata Oberg.

       

Oberg berpandangan, negara-negara yang menjual senjata dan meraih keutungnan dari perang, akan mendapat keuntungan dari penambahan dua anggota NATO tersebut (Finlandia dan Swedia). Sedangkan masyarakat Finlandia dan Swedia tidak mendapat keuntungan dari hal ini.     

 

“Ini akan benar-benar menjadi hal baru bagi mereka (masyarakat Finlandia dan Swedia) saat ini, dimana mereka sekarang jadi sepenuhnya berpartisipasi dalam perang orang lain,” kata Oberg.

 

Penolakan Rusia

Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Ryabkov pada Senin, 16 Mei 2022, memperingatkan Rusia tidak akan berdiam diri melihat Finlandia dan Swedia bergabung dengan NATO. Sebab langkah kedua negara tersebut membahayakan keamanan mereka, bukannya meningkatkan keamanan mereka.

 

“Kesalahan serius dengan konsekwensi jangka panjang,” kata Ryabkov.  

 

Menurut Ryabkov, keputusan Swedia dan Finlandia ini sama dengan mencerminkan adanya distorsi tentang peristiwa yang terjadi di dunia. Keputusan Finlandia dan Swedia tidak akan memperkuat keamanan mereka.

 

Langkah Swedia dan Finlandia sangat disayangkan karena dianggap mengorbankan n akal sehat dan hanya menambah ketegangan militer di Eropa dengan mencari-cari keanggotaan di NATO. Ryabkov menambahkan respon Rusia secara praktik akan tergantung pada perkembangan situasi di lapangan.

     

 

 

Sumber : RT.com | al JAzeera

 

 

 

 

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.  

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus