Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

WHO: Risiko Omicron Masih Tinggi

WHO memperingatkan tsunami kasus baru Covid-19 akibat varian Omicron. Negara-negara di Eropa mencatatkan ratusan ribu kasus baru dalam sehari.

31 Desember 2021 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam konferensi pers di Jenewa, Swiss, 20 Desember 2021. REUTERS/Denis Balibouse

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Poin penting

  • WHO memperingatkan adanya tsunami kasus baru Covid-19 akibat varian Omicron.

  • Varian ini lebih mudah menular, tapi belum ada bukti tidak lebih berbahaya dibanding varian awal dan varian Delta.

  • Angka kasus baru di Indonesia masih stabil, tapi hal ini bisa diakibatkan pendeteksian yang lemah.

JAKARTA – Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO memperingatkan bahwa virus corona varian Omicron bisa membuat fasilitas kesehatan kewalahan. Sebab, varian terbaru Covid-19 ini lebih gampang menular dan memiliki risiko tinggi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Negara-negara di seluruh dunia diminta waspada karena varian ini muncul saat varian Delta masih mendominasi kasus Covid-19. “Saya khawatir Omicron bisa menyebabkan 'tsunami kasus' baru,” kata Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, dua hari lalu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

WHO melansir pernyataan tersebut setelah adanya lonjakan angka kasus Covid-19 di berbagai negara. Pekan ini, Inggris, Prancis, Denmark, Australia, dan Amerika Serikat mencatatkan kenaikan angka kasus baru harian tertinggi selama masa pandemi. Menurut WHO, data awal dari berbagai penelitian menunjukkan masa inkubasi varian ini lebih pendek, yakni dua hingga tiga hari. Jauh lebih singkat daripada varian awal dan Delta yang mencapai 14 hari. Masa penetasan yang lebih pendek menyebabkan seseorang yang terkena virus menunjukkan gejala lebih cepat. Hal ini, kata WHO, bisa menjadi penyebab angka kasus melonjak tajam di berbagai belahan dunia.

Warga antre untuk mendapatkan vaksin booster Covid-19 di Rumah Sakit Saint Thomas, London, Inggris, 14 Desember 2021. REUTERS/Toby Melville

Penelitian di Afrika Selatan, Inggris, dan Denmark menunjukkan seseorang yang terinfeksi varian Omicron memiliki gejala ringan sehingga tak perlu rawat inap. Namun, WHO melanjutkan, bukan berarti varian ini tidak berbahaya. Sebab, ada faktor lain yang harus diukur, yakni pemakaian oksigen, penggunaan alat bantu pernapasan lain, dan tingkat kematian bagi mereka yang dirawat.

WHO juga menyatakan Omicron ikut menyerang orang yang telah mendapat vaksinasi lengkap. Untuk itu, diperlukan penelitian lanjutan untuk menjawab berbagai pertanyaan tentang penyebab tingginya tingkat penularan Omicron. Apakah semata-mata dampak karakteristik virus atau efek vaksinasi yang melemah.

Karena itu, WHO meminta masing-masing negara agar melakukan segala daya upaya untuk melawan varian ini. “Populisme dan nasionalisme mendorong sejumlah negara menimbun banyak vaksin,” kata Tedros. “Ini menjadikan situasi yang ideal bagi varian-varian baru untuk terus bermunculan.”

Varian ini ditemukan di 110 negara sejak pertama kali terdeteksi di Afrika Selatan sebulan lalu. Inggris mencatatkan 318 ribu kasus Covid-19 baru pada Senin lalu. Ini merupakan angka tertinggi selama masa pandemi. Jauh melebihi catatan sebelumnya, yaitu 52 ribu kasus per hari, pada Januari lalu. Departemen Kesehatan Inggris menyatakan lebih dari 90 persen kasus baru tersebut disebabkan varian Omicron.

Lonjakan jumlah kasus Covid-19 juga terjadi di Prancis. Ada 202 ribu kasus baru pada Rabu lalu—tertinggi dibanding puncak pandemi sebelumnya. Namun angka kematian hanya 173 kasus pada hari yang sama. Adapun di Amerika Serikat, kasus baru di hari yang sama mencapai 489 ribu kasus baru dengan kematian 2.000 jiwa. Lebih dari 80 persen kasus baru ini disebabkan oleh Omicron, menurut Center for Disease Control and Prevention.

Dokter beristirahat di ICU khusus Covid-19 di Hopitaux Civils de Colmar, Prancis, 15 Desember 2021. REUTERS/Yves Herman

Indonesia tidak mengalami lonjakan angka kasus seperti itu. Namun epidemiolog menduga rendahnya kasus semata-mata akibat pendeteksian yang lemah. Negara-negara di atas telah menggunakan alat tes antigen Covid-19 yang bisa dioperasikan secara mandiri di rumah. Sebagian bahkan diberikan gratis oleh pemerintah. “Sedangkan kita masih berbayar, sehingga ada keengganan untuk melakukan tes,” kata epidemiolog dari Griffith University, Australia, Dicky Budiman. “Omicron ini menyebabkan gejala ringan, jadi lebih diabaikan masyarakat.”

Sejak terindentifikasi perdana pada 16 Desember, ada 68 kasus Omicron di Indonesia. Transmisi lokal terdeteksi awal pekan ini dari seorang pria asal Medan yang berada di Jakarta. Mayoritas kasus-kasus ini terjadi pada mereka yang telah divaksin dua kali dan menunjukkan gejala ringan. Sembilan orang di antaranya kini dirawat di RSPI Sulianti Saroso.

Negara-negara tetangga, seperti Malaysia dan Thailand, juga tidak menunjukkan lonjakan tinggi meski kasus harian mencapai 5.000 kasus per hari pada pekan ini. Namun, menurut Dicky Budiman, Indonesia dan negara-negara Asia Tenggara lainnya tinggal menunggu waktu terjadinya lonjakan angka kasus Covid-19.

Juru bicara Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi, mengatakan DKI Jakarta dan Kepulauan Riau menjadi sorotan karena jumlah kasus Covid-19 naik dalam sepekan terakhir. Kenaikan itu tak lepas dari posisi kedua provinsi sebagai pintu masuk internasional. Jakarta dari jalur udara dan Kepulauan Riau dari jalur laut. “Maka harus ada tingkat kewaspadaan yang tinggi di dua daerah ini. Mobilitas komunitas harus diturunkan,” kata Siti Nadia.

INDRI MAULIDAR | MAYA AYU PUSPITASARI
Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus