Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Wisma Atlet Dibangun Bulan Depan

Enam tower untuk menampung 14 ribu atlet.

31 Agustus 2015 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Wisma Atlet Dibangun Bulan Depan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengatakan persiapan Asian Games 2018 berupa pembangunan wisma atlet di Kemayoran, Jakarta Pusat, akan dimulai pada pertengahan bulan depan. Penyelesaian pembangunannya bakal dipercepat menjadi kurang-lebih satu tahun. "Tahun 2017 harus selesai sepenuhnya," kata Basuki di Balai Kota, Kamis lalu.

Sekretariat Negara telah menyerahkan lahan di wilayah Kemayoran, Jakarta Pusat, kepada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta pada 1 Agustus lalu. Lahan yang diserahkan meliputi empat blok, lapangan golf, serta Rumah Sakit Mitra Kemayoran. Untuk wisma atlet, akan dibangun di Blok D10 sebanyak enam tower yang berisi 7.000 unit kamar.

Basuki sebelumnya mengatakan bahwa untuk Rumah Sakit akan diubah statusnya menjadi rumah sakit umum daerah, dan lapangan golf akan diubah menjadi lapangan futsal untuk fasilitas olahraga bagi masyarakat. Basuki akan menunjuk PT Jakarta Propertindo (JakPro) sebagai kontraktor untuk membangun wisma atlet tersebut. Untuk melancarkan proyek tersebut, Jakpro akan diberi suntikan modal melalui penyertaan modal pemerintah hingga Rp 50 triliun.

Asian Games merupakan pesta olahraga terbesar di Asia yang digelar empat tahun sekali. Pesta Asian Games terakhir digelar di Incheon, Korea Selatan, tahun lalu, diikuti 37 negara di Asia. Sebelumnya, Jakarta menjadi tuan rumah Asian Games pada 1962.

Deputi Gubernur Bidang Pariwisata dan Kebudayaan Sylviana Murni optimistis persiapan selesai sesuai dengan target, karena urusan penyerahan aset Kemayoran rampung. Penyerahan lahan seluas 11 hektare sebagai hibah dari Sekretariat Negara sempat menghadapi kendala.

Sebabnya, lahan itu masih berada di bawah perjanjian kerja sama penyewaan dengan Yayasan Pengembangan Olahraga Tenis Indonesia hingga Oktober. Padahal pembangunan harus digeber Agustus untuk mengejar target setahun persiapan. "Sekarang sudah beres," kata dia.

Wisma itu akan menampung 14 ribu atlet dalam 7.000 unit kamar. Setelah Asian Games selesai, wisma akan dialihfungsikan menjadi rumah susun. Wisma akan dibagi berdasarkan kelas. Sebagian ditujukan untuk menampung warga Jakarta yang tinggal di permukiman ilegal, dan sisanya disewakan kepada penduduk kelas menengah.

Tanri Abeng, Ketua Yayasan Pengembangan Olahraga Tenis Indonesia, membenarkan pernyataan Sylviana. Masa sewa lahan dipercepat hingga selesai Agustus. "Kami mendukung program pemerintah," kata dia saat dihubungi.

Menteri Badan Usaha Milik Negara era Presiden Soeharto itu mengatakan lahan tersebut kini tengah dibersihkan dari sisa properti dan atribut yayasannya. "Awal September sudah rapi," ucap Tanri.

Kota Jakarta tidak sendirian menjadi tuan rumah. Sylviana mengatakan persiapan juga dilakukan Pemerintah Kota Palembang, Sumatera Selatan; dan Kota Karawang, Jawa Barat, sebagai tuan rumah pendamping. Pertandingan babak penyisihan grup, seperti sepak bola, lomba dayung, dan balap sepeda (route race), dilaksanakan di Karawang. Sedangkan di Palembang, Jakabaring Sport City akan menjadi pusat pertandingan. LINDA HAIRANI


Semua Proyek Ikut Dikebut

Gubernur Basuki tak ingin tanggung-tanggung menjadikan Jakarta sebagai tuan rumah Asian Games 2018. Sementara berbagai sarana pendukung kota, khususnya transportasi, sampai kini masih dalam proses pembangunan. Untuk itu, Basuki ingin semuanya dikebut sebelum pesta akbar olahraga se-Asia tersebut digelar. "Kami akan percepat seluruh pembangunan," kata dia, Kamis lalu.

Deputi Gubernur Bidang Pariwisata dan Kebudayaan Sylviana Murni menuturkan percepatan itu berkaitan dengan pelaksanaan Asian Youth Games 2017, yang juga akan dihelat di Jakarta. Asian Youth Games merupakan pesta olahraga yang mengawali rangkaian acara Asian Games 2018. Pesta awal ini menjadi tolok ukur kesiapan Jakarta menghelat acara utama. "Persiapan kita dinilai pada Asian Youth Games," kata Sylviana.

Semula, Olympic Council of Asia atau Dewan Olimpiade Asia memutuskan Hambatonta, Sri Lanka, sebagai kota penyelenggara Asian Youth Games. Namun keputusan itu batal lantaran ada campur tangan politik pemerintahnya. Jakarta lalu menyanggupi tawaran Dewan Olimpiade Asia sebagai tuan rumah menggantikan Hambatonta.

Berikut ini yang proyek yang akan dikebut:
-Proyek mass rapid transit, target 2017.
-Penambahan bus Transjakarta 1.000 unit, target 2016.
-Proyek kereta ringan atau light rapid transit prioritas rute Bandara Soekarno-Hatta-Kemayoran, target 2017. LINDA HAIRANI

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus