Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ada dua jenis bisnis dalam kesehatan, yaitu di bidang penyembuhan, seperti rumah sakit, dan pencegahan serta pemeliharaan, seperti fitness (kebugaran), wellness (istirahat), dan nutrisi. Menurut binaragawan Ade Rai, di saat kegiatan usaha lainnya turun drastis akibat krisis ekonomi 1997, bisnis kebugaran justru meningkat. Menurut dia, akibat krisis, orang makin sadar tentang keutamaan kesehatan yang tidak bisa tergantikan oleh apa pun. “Bagaimanapun, lebih murah menjaga ketimbang mengobati,” kata Ade Rai.
Berikut ini adalah beberapa poin perkembangan bisnis kebugaran dan nutrisi, untuk melengkapi gambaran tentang besaran kesadaran orang dalam pemeliharaan kesehatan.
Bugar di Fitness Center
- Nilai investasi maksimum untuk mendirikan pusat kebugaran pada 1998 sebesar Rp 500 juta; naik menjadi Rp 20 miliar pada 2003.
- Pusat kebugaran makin inovatif dengan sarana beragam, seperti kata M. Reno Guntura, Manajer Komunikasi Pemasaran Celebrity Fitness, “Fitness is fun.”
- Mesin cardiovascular, treadmills, bikes, rower, dan lain-lain.
- Ruang aerobik, ruang tanning (menghitamkan kulit).
- Area khusus bagi perempuan.
- Tempat untuk martial art.
- Wall climbing.
- Tersedia pelatih pribadi, konsultan gizi dan makanan suplemen.
- Kafe dengan beragam makanan sehat, seperti beragam jus buah (minuman ringan dilarang masuk).
- Mind and body room (kelas yoga, pilates, taichi, salsa, latin, balet, dan lain-lain).
- Sauna dan steam.
- Program spesifik: pranikah, kehamilan, penurunan berat badan, kontes binaraga, dan sebagainya.
- Biaya ikut pelatihan kebugaran terentang dari Rp 30–60 ribu/bulan untuk kelas bawah, Rp 100–250 ribu/bulan di kelas menengah, dan Rp 250–500 ribu/bulan untuk kelas megafitness; serta keanggotaan seumur hidup, lebih dari Rp 30 juta.
- Cara memelihara kebugaran tanpa “tarif”:
- olahraga tiga kali seminggu;
- durasi setengah sampai satu jam;
- pilih jenis olahraga yang disukai;
- untuk membakar lemak, lakukan aktivitas latihan beban dan aerobik.
Sehat dengan Makanan Organik
- Konsep tanaman organik di zaman modern, yakni tidak menggunakan bahan tambahan pestisida dan pupuk sintetis, dipelopori Sir Albert Howard, botanis asal Inggris. Ia dikenal sebagai Bapak Pertanian Organik Modern berkat penelitiannya tentang praktek pertanian di Bengal, India, pada 1940.
- Romo Agatho Elsener disebut-sebut sebagai pionir petani tanaman organik di Indonesia. Ia mengembangkan metode itu di Desa Tugu Selatan, Cisarua, Jawa Barat, sejak 1980-an.
- Konsumsi makanan sehat organik tumbuh subur di berbagai kota, seperti Jakarta, Bogor, Tangerang, Bekasi, Surabaya, dan Denpasar. Pada 2005, Departemen Pertanian melansir data permintaan produk organik nasional meningkat hingga 600 persen dalam tiga tahun terakhir (sejak 2002).
- Bogor, Sukabumi, Malang, Bandung dan Bali adalah pemasok sayur dan buah organik; Sragen, Boyolali, Klaten, Yogyakarta, dan Mojokerto untuk produk beras; Bandung untuk produk susu; Riau untuk rempah-rempah, dan Aceh untuk produk kopi.
- Toko dan restoran yang menjajakan makanan organik makin banyak, seperti Restoran Warung Daun dan Healthy Choice di Jakarta.
- Kreasi membuat makanan berbahan baku organik terus dikembangkan. Healthy Choice melansir bakeri organik yang diklaim sebagai produk pertama di Asia Tenggara.
- Bahan makanan organik lebih mahal ketimbang yang biasa, misalnya beras pandanwangi 5 kilogram Rp 85 ribu, gula pasir 907 gram seharga Rp 68 ribu, tepung beras sekilo Rp 50 ribu, dan mi soya 250 gram Rp 27.500.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo