Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Umur bocah itu belum genap 10 tahun ketika dia didapuk ayahnya menjadi ”asisten” dalam sebuah pertemuan penting dengan perusahaan raksasa otomotif Toyota, mitra bisnis ayahnya dari Jepang. Di sekolah, ia pun baru duduk di bangku kelas lima sekolah dasar. Jadilah Ihin di ruang rapat sebagai peserta termuda.
Kenangan yang hampir dua dasawarsa silam itu masih sering diingatnya hingga kini. ”Bapak mau saya punya feeling bagaimana berinteraksi dalam bisnis,” ujar Ihin—panggilan akrab Solihin Jusuf Kalla, yang kini 29 tahun, putra keempat Wakil Presiden Jusuf Kalla.
Buat Solihin, mendampingi ayahnya dalam urusan bisnis memang sudah jadi semacam tugas rutin sejak kecil. Pengalaman pertama bahkan didapatkan lelaki kelahiran 27 Juni 1976 ini ketika masih berstatus siswa kelas tiga SD.
Saat liburan sekolah tiba, bukan tempat rekreasi yang dituju. Sang ayah mengajaknya ikut meninjau pembangunan jalan trans-Sulawesi Selatan yang sedang digarap Grup Kalla. Ia pun kerap diajak ke kantor perusahaan. ”Walaupun di sana saya cuma duduk di depan komputer dan belajar membereskan uang,” katanya terkekeh.
Begitulah, Solihin seperti memang sudah dipersiapkan sejak dini untuk menjadi ahli waris generasi ketiga kerajaan bisnis Grup Kalla, yang dibangun H. Kalla sejak 1952 silam.
Karena itu, begitu lulus kuliah dari jurusan bisnis internasional Universitas Duke, Amerika Serikat, pada 1999, ia langsung disemeti sejumlah jabatan penting di anak perusahaan Grup Kalla. ”Bapak memang mengatakan, saya dipersiapkan (memimpin Grup Kalla),” ujarnya.
Dari kelima anak pasangan Jusuf Kalla dan Mufida, Solihin memang satu-satunya anak laki-laki. Tiga kakak dan satu adiknya semua perempuan: Muchlisa Kalla, 37 tahun, Musjwirah Kalla, 36, Imelda Kalla, 34, dan Chaerani Kalla, 25.
Dari ketiga saudara perempuannya itu, hanya si bungsu Chaerani yang tak berbisnis. ”Dia menekuni art and design,” kata Solihin. Sementara itu, Muchlisa dan Imelda (direktur keuangan) di NV Hadji Kalla, sedangkan Musjwirah menjalankan bisnis Grup Kalla di Jakarta.
Meski begitu, tak dengan serta-merta jabatan puncak di berbagai perusahaan Grup Kalla langsung dipercayakan kepada Solihin. Sebagai ujian pertama, pada tahun 2000, ia baru dilimpahi tugas mengisi pos pemasaran dan operasional di PT Kalla Inti Karsa.
Di perusahaan pengelola Mal Ratu Indah, mal pertama di Makassar, itu hingga kini posisinya pun masih direktur operasional. Kendali perusahaan beraset Rp 600 miliar ini tetap di tangan kakak iparnya, Susanto Supardjo.
Untuk menempa keahliannya dalam berbisnis, sejak tahun lalu Solihin pun ditugasi menjadi Direktur Pengembangan PT Hadji Kalla, yang kini di bawah kendali Fatimah Kalla, 42 tahun. Kepada adiknya yang lama menjabat direktur keuangan itu, Jusuf Kalla memang meminta agar Solihin diajari berbagai aspek bisnis.
Sebagai ajang latihan, Solihin mulai dipercaya menjabat direktur utama di PT Bukaka Lintas Utama. ”Mungkin karena perusahaannya kecil,” katanya. Perusahaan ini mengoperasikan kapal feri dari Bajoe ke Kolaka, Sulawesi Selatan.
Terakhir, jabatan penting yang dipercayakan kepadanya adalah Direktur Keuangan PT Nusantara Air Charter yang bermarkas di gedung Plaza BBD, Jalan Imam Bonjol, Jakarta Pusat.
Perusahaan yang baru didirikan pada akhir 2004 ini merupakan perusahaan terbaru dalam Grup Kalla. Dipimpin oleh Langlang Wilangkoro, menantu Jusuf Kalla dari putri keduanya, perusahaan ini bergerak di bidang penyewaan pesawat angkut jenis Fokker 28. ”Sekarang tinggal satu pesawat,” katanya. Dua pesawat lainnya telah dijual ke Bangladesh.
Diakui Solihin, sejak ayahnya menjadi wakil presiden, banyak pihak datang kepadanya mengajak kongsi berbisnis, namun ia mengaku tak pernah mau menerima tawaran itu. ”Bapak pun pesan jangan bikin perusahaan baru di luar core business,” ujarnya.
Itu sebabnya, di luar bisnis keluarga Grup Kalla, penggemar sky diving ini hanya punya satu usaha yang dirintisnya sendiri, yaitu radio Prambors Makassar. Kongsinya dengan radio Prambors Jakarta ini telah dirintisnya sejak dua tahun lalu.
Lantas, dengan sederet jabatan itu, apakah penobatannya sebagai putra mahkota kerajaan bisnis Grup Kalla sudah kian dekat? Ketua Pengurus Daerah Persatuan Olahraga Layar Seluruh Indonesia ini mengaku tak tahu. Yang jelas, ”Saya selalu siap,” katanya, mantap.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo