Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sejumlah gambar beredar di Twitter [arsip], serta di Facebook unggahan satu dan dua, yang diklaim memperlihatkan Gunung Padang di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, yang diklaim sebagai piramida tertua di dunia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Gambar-gambar itu memperlihatkan reruntuhan bekas bangunan kuno dengan latar belakang gunung yang disebut piramida di Gunung Padang. Di Twitter, pengunggah akun menyebut Gunung Padang sebagai salah satu situs paling misterius di dunia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Demikian juga di Facebook, penggalian arkeologi Gunung Padang diklaim memiliki lapisan tanah berusia 3 ribu hingga 28 ribu tahun.
Tempo memverifikasi dua hal dari konten tersebut. Pertama, benarkah visual tersebut adalah Gunung Padang di Kabupaten Cianjur? Kedua, apakah Gunung Padang merupakan piramida tertua di dunia?
PEMERIKSAAN FAKTA
Tempo memverifikasi dua klaim tersebut dengan membandingkan foto situs Gunung Padang yang asli, alat deteksi kecerdasan buatan, serta mewawancarai arkeolog. Hasilnya foto yang diklaim situs piramida Gunung Padang di Cianjur, Jawa Barat adalah tidak akurat.
Konten-konten yang mengklaim Gunung Padang sebagai piramida tertua di dunia itu menyertakan gambar sisa-sisa bangunan kuno dengan latar belakang gunung. Namun gambar-gambar itu saling berbeda satu sama lain, pada bangunan maupun gunungnya.
Hal ini menimbulkan kejanggalan, benarkah gambar-gambar itu memperlihatkan Gunung Padang yang sesungguhnya? Benarkah di Gunung Padang ada sisa bangunan kuno seperti itu?
“Ini bukan foto Gunung Padang,” kata Endang Nasihin, admin layanan wisata Gunung Padang kepada Tempo melalui WhatsApp, Selasa, 18 Maret 2025.
Pemindaian foto pertama menggunakan aplikasi pendeteksi konten AI Aiornot.com menyimpulkan bahwa kemungkinan gambar itu dibuat menggunakan AI sebesar 55 persen. Sedangkan verifikasi dengan menggunakan alat Hive Moderation, menunjukkan kemungkinan 99 persen foto tersebut dibuat dengan teknologi kecerdasan buatan.
Foto-foto asli situs Gunung Padang juga berbeda dengan yang beredar di Twitter tersebut. Kumpulan foto situs Gunung Padang dapat ditemukan di platform foto seperti Getty Images.
Kontroversi Situs Gunung Padang
Dilansir Tempo, penelitian awal tentang Gunung Padang dilakukan peneliti asal Belanda bernama Verbeek pada 1891. Hasil penelitiannya dituangkan dalam jurnal berjudul ”Verhandelingen van Het Bataviaasche Genootschap der Kunsten en Wetenschappen Deel XLVI”. Pada tahun 1914, arkeolog Belanda bernama N. J. Krom juga melakukan penelitian dan menyimpulkan adanya tempat pemujaan arwah leluhur di situs tersebut.
Yayasan Turangga Seta menyatakan ada beberapa piramida di Jawa Barat, salah satunya Gunung Padang. Akan tetapi klaim itu berdasarkan bisikan gaib atau wangsit leluhur pada 2011. Hal ini tidak sesuai dengan prinsip keilmuan arkeologi dan sejarah untuk menentukan sebuah bangunan bersejarah.
Berikutnya, tim peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI/sekarang BRIN), yang dipimpin Danny Hilman Natawidjaja, melakukan serangkaian pengambilan sampel dan pengujian di era kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Hasil penelitian itu diterbitkan dengan judul 'Geo-archaeological prospecting of Gunung Padang buried prehistoric pyramid in West Java, Indonesia' di jurnal Archaeological Prospection edisi 20 Oktober 2023. Namun, publikasi tersebut dicabut pada 18 Maret 2024 setelah sejumlah ahli di bidang geofisika, arkeologi, dan teknik penanggalan radiokarbon menemukan kekeliruan besar dalam metodologinya.
Dilansir BBC, peneliti dari Pusat Riset Arkeologi Prasejarah dan Sejarah BRIN, Lutfi Yondri, mengatakan penelitian Danny Hilman Natawidjaja dkk belum cukup membuktikan bahwa Gunung Padang berstatus piramida atau bukan.
Penelitian oleh BRIN pada 2016 tidak menemukan jejak makam kuno tersebut. Penelitian Danny Hilman Natawidjaja juga tidak dapat menjelaskan proses pembangunan piramida dan tahap penguburannya. Selain itu, menurut Lutfi, pembuatan piramida bukan bagian budaya masa lalu di Indonesia. "Jangan diada-adain. Nusantara itu punya punden berundak," kata Lutfi.
Dosen Arkeologi Universitas Gadjah Mada (UGM) Dr. Daud Aris Tanudirjo, M.A. menjelaskan, ada kekurangan pada penelitian tersebut sehingga penarikan kesimpulan bahwa situs Gunung Padang adalah piramida bersifat asumtif. Dalam penelitian tersebut tidak dapat menjelaskan apakah piramida Gunung Padang sama dengan piramida di Mesir dan Amerika Latin atau memiliki karakteristiknya sendiri.
Sebab gambar struktur dalam penelitian Danny Hilman, tidak sama dengan definisi piramida yang baku sebagaimana di Mesir dan Amerika Latin. Selain itu, usia pada lapisan tanah yang mengubur bangunan juga tanpa disertai bukti yang kuat. “Terlalu dini menyatakan di Gunung Padang ada piramida, apalagi berusia 27.000 tahun,” kata Daud.
Oleh karena itu, dia mendukung adanya penelitian kembali terhadap Gunung Padang untuk terus mencari tahu lebih lanjut mengenai bentuk dan fungsi struktur di Gunung Padang melalui metode penelitian yang bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
Terbaru, Menteri Kebudayaan Fadli Zon mengatakan berencana berkolaborasi dengan berbagai ahli untuk melakukan kajian lebih lanjut terhadap situs Gunung Padang di Cianjur, Jawa Barat. Penelitian mengenai cagar budaya yang menyimpan banyak misteri ini sempat terhenti sejak 2014.
KESIMPULAN
Verifikasi Tempo menyimpulkan bahwa foto yang diklaim sebagai piramida Gunung Padang adalah klaim yang keliru.
TIM CEK FAKTA TEMPO
**Punya informasi atau klaim yang ingin Anda cek faktanya? Hubungi ChatBot kami. Anda juga bisa melayangkan kritik, keberatan, atau masukan untuk artikel Cek Fakta ini melalui email [email protected]