Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sebuah gambar beredar di Threads [arsip] berisi klaim yang mengaitkan tiga kecelakaan pesawat terbang di Azerbaijan, Kanada, dan Korea Selatan akhir tahun 2024 sebagai rencana Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Konten itu memperlihatkan gambar pesawat serta sebuah dokumen berlogo PBB. Dokumen itu berjudul New World Order UN Agenda 21/2030 Mission Goal, yang berisi 24 poin. Salah satu poin yang ditunjuk mengenai pembatasan perjalanan udara yang tidak penting. Berikut bunyi narasinya: “Sebelum agenda global dijalankan dr UN. Pembatasan penerbangan. Maka ga heran jika bermunculan berita(propaganda) seperti itu. Semua by design. Plan.”
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Namun, benarkah tiga kecelakaan pesawat terbang tersebut merupakan kesengajaan PBB untuk tujuan New World Order 21/2030?
PEMERIKSAAN FAKTA
Berdasarkan bukti-bukti yang telah diperiksa, menunjukkan dokumen berlogo PBB yang beredar dan memuat pembatasan penerbangan adalah dokumen palsu. PBB tidak pernah mengeluarkan dokumen semacam itu.
Dokumen tersebut telah banyak beredar di internet sejak 2020. Dikutip dari AFP edisi 1 Juli 2020, juru bicara PBB mengatakan: "Semua item dalam daftar dari situs web tersebut sepenuhnya salah atau diputarbalikkan dari kebenaran."
Heidi Beirich, pakar gerakan ekstremis dan penulis laporan tahun 2014 tentang teori konspirasi Agenda 21, juga membantah dokumen berlogo PBB yang dimaksud. Menurut dia, unggahan mengenai dokumen PBB itu telah dibuat oleh kelompok sayap kanan ekstrem terhadap Agenda 21 sejak lama," kata Beirich, yang sekarang menjadi salah satu pendiri Global Project Against Hate and Extremism, kepada AFP melalui email pada 30 Juni 2020.
Bahkan Reuters.com menemukan kelompok yang menyebarkan kebohongan itu membuat website palsu yang menggunakan logo PBB untuk membuat masyarakat percaya pada cerita yang mereka buat.
PBB memang memiliki Agenda 21 dan 2030, namun poin-poinnya berbeda dengan isi dokumen yang beredar serta tidak mengikat secara hukum. Artinya masing-masing negara tetap dihormati kedaulatannya dan tidak dipaksa mengikuti agenda yang asli tersebut.
Agenda 21 adalah rencana untuk mengatasi dampak manusia terhadap lingkungan. Agenda ini diadopsi oleh lebih dari 178 pemerintah pada Konferensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Lingkungan dan Pembangunan (UNCED) di Rio de Janeiro, Brasil pada tahun 1992. Isi lengkap Agenda 21 dapat diperiksa lewat tautan ini.
Sedangkan Agenda 2030 adalah Agenda Pembangunan Berkelanjutan 2030, sebuah rencana aksi yang diadopsi oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa pada tahun 2015. Ini adalah agenda kebijakan universal yang bertujuan untuk mengakhiri kemiskinan, melindungi planet ini, dan memastikan hak asasi manusia untuk semua. Daftar Agenda 2030 dapat diakses lewat tautan berikut.
Di sisi lain, sesungguhnya penyebab tiga kecelakaan pesawat terbang di akhir tahun 2024 masih belum diumumkan. Tim investigasi masih melakukan sejumlah upaya untuk mencari tahu penyebab kecelakaan yang sesungguhnya.
Berikut rincian laporannya:
Kecelakaan Azerbaijan Airlines
Sebuah pesawat Azerbaijan Airlines mengalami kecelakaan di wilayah Kazakhstan, tanggal 25 Desember 2024, sebagaimana diberitakan CBCNews.com. Pesawat itu sedianya ibu Kota Azerbaijan, Baku, ke Kota Grozny di wilayah Kaukasus Utara Rusia.
Informasi yang sementara ini terkumpul menyatakan pesawat Embraer 190 dengan kode penerbangan 8243 itu gagal mendarat di Kota Grozny karena terkendala kabut. Pilot berusaha beralih menyeberangi Laut Kaspia menuju bandara di Kota Aktau, Kazakhstan.
Sayangnya sebelum sampai bandara, pesawat itu mendarat darurat, muncul ledakan dan menyebabkan korban jiwa. Pesawat itu sedang membawa 62 penumpang dan lima awak. Sebanyak 38 orang dikabarkan meninggal dunia dan 29 dilaporkan selamat.
Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev menyatakan pesawat itu tertembak sistem pertahanan Rusia, entah disengaja atau tidak. Sementara otoritas Rusia mendorong publik menunggu hasil pemeriksaan untuk memastikan penyebab kecelakaan pesawat tersebut. Belum ada laporan hasil investigasi otoritas resmi atas kecelakaan tersebut
Kecelakaan Canada Air Express
Dilansir CBC.ca, sebuah pesawat milik Canada Air yang dioperasikan PAL Airlines, mengalami kecelakaan dalam pendaratannya di Bandara Internasional Halifax, Kanada, Sabtu 28 Desember 2024. Pesawat berangkat dari Bandara Internasional ST John yang juga berada di Kanada.
Penerbangan berkode 2259 itu membawa 73 orang penumpang plus awak kapal, saat kecelakaan itu terjadi. Beruntung semua orang selamat, meskipun sejumlah orang merasa syok.
Kejadian ini juga belum selesai diinvestigasi sehingga belum diketahui secara pasti penyebabnya. Dugaan sementara, terdapat masalah pada roda pendaratan sehingga pesawat tidak bisa mendarat sempurna
Kecelakaan Jeju Air
Dilansir SCMP.com, pesawat terbang Jeju Air juga mengalami kecelakaan di Bandara Internasional Muan, Korea Selatan, pada 29 Desember 2024. Jumlah korban tewasnya 179 orang.
Investigasi atas kejadian itu menyebabkan bandara ditutup hingga pertengahan Januari 2025. Artinya penyebab kecelakaan belum dipublikasikan. Namun pakar curiga pada struktur beton di landasan bandara yang tertutup gundukan tanah.
KESIMPULAN
Verifikasi Tempo menyimpulkan bahwa narasi yang mengatakan tiga kecelakaan pesawat yang terjadi akhir tahun 2024 bagian dari rencana New World Order 21/2030 PBB adalah klaim keliru.
Narasi itu menggunakan dokumen palsu bertuliskan misi global 21/2030 berlogo PBB sebagai dasar informasinya. Padahal dokumen dan website yang menyebarkan narasi itu terbukti tidak resmi dan tidak asli.
TIM CEK FAKTA TEMPO
**Punya informasi atau klaim yang ingin Anda cek faktanya? Hubungi ChatBot kami. Anda juga bisa melayangkan kritik, keberatan, atau masukan untuk artikel Cek Fakta ini melalui email [email protected]