Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sebuah video peresmian penggantian nama jalan beredar di media sosial Threads [arsip] pada 11 Februari 2025. Konten itu disebarkan dengan narasi: “Lihatlah Cina semakin ngelunjak aja. Berani ganti-ganti nama jalan di negeri ini,” tulis pengunggah konten.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Konten itu berisi seorang perempuan yang membandingkan pergantian nama jalan tersebut dengan yang terjadi di Jakarta saat era Anies Baswedan. “Kalian lihat hari ini begitu mudahnya mereka menggantikan nama jalan atas nama orang-orang yang mereka mau tanpa tantangan, tanpa komen negatif kepada mereka,” kata perempuan berbaju hijau itu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Benarkah Cina bisa dengan mudahnya mengganti nama jalan di Indonesia?
PEMERIKSAAN FAKTA
Berdasarkan sumber-sumber dari media kredibel, momen pergantian nama jalan dalam video tersebut terjadi di Kota Makassar. Pada 8 Februari 2025, Pemerintah kota setempat mengubah nama ruas jalan di Kecamatan Wajo yang sebelumnya Jalan Jampea menjadi Hoo Eng Djie, musisi bersejarah dari Sulawesi Selatan.
Beberapa media lokal dan nasional memberitakan peresmian perubahan nama jalan tersebut oleh Walikota Makassar M. Ramdhan 'Danny' Pomanto. Dikutip dari situs IDN Times Sulawesi Selatan, Walikota Danny Pomanto mengatakan Hoo Eng Djie adalah tokoh seniman Tionghoa yang harus diperkenalkan ke seluruh generasi muda penerus bangsa.
“Baba Tjoi, begitu beliau saya panggil, merupakan seniman besar yang pada saat zaman kemerdekaan beliau tampil menjadi bagian di dalam semangat kebudayaan Kota Makassar,” kata Danny Pomanto memberikan alasan pemilihan Hoo Eng Djie menjadi nama jalan.
Hoo Eng Djie merupakan penyanyi dan musisi yang lahir di Kassi Kebo, Kabupaten Maros. Ati Raja merupakan salah satu lagu ciptaannya yang masih terkenal hingga saat ini.
Hoo Eng Djie memiliki grup musik Singara Kulla-Kullawa (Sinar Kunang-Kunang), dan berhasil mendapatkan penghargaan dadi radio nasional pada tahun 1953. Ia juga mendapatkan kesempatan berdialog bersama dengan Presiden Ir Soekarno dan membahas soal musik-musik daerah.
Perjalanan hidup Hoo Eng Djie yang penuh dengan dinamika telah digambarkan dalam sebuah film berjudul ‘Ati Raja’ yang tayang pada November 2019 lalu. Film Ati Raja merupakan hasil produksi dari Persaudaraan Peranakan Tionghoa Makassar (P2TM) yang juga menjadi penggagas sosok Hoo Eng Djie diabadikan jadi nama jalan.
Dalam buku 100 Tahun Musik Indonesia, Hoo Eng Djie dikenal sebagai turunan Tionghoa yang disebut-sebut sebagai penyanyi asal Makassar pertama yang masuk masuk industri rekaman. Perjalanan karir Hoo Eng Djie dimulai dari era 1930 hingga 1950an. Sekitar 1938-1940, Eng Djie diajak untuk rekaman suara di studio Hoo Seng Hoo di Surabaya.
Materi yang dirilis Hoo Djie adalah lagu-lagu Celebes volksliederen yang artinya lagu rakyat Sulawesi. Dia juga menulis lagu sendiri yang diiringi oleh Orkes Sinar Sedjati serta Orkes Wari-Waria.
Dikutip dari website Makassar Terkini, Ketua Umum Persaudaraan Peranakan Tionghoa Makassar (P2TM) Arwan Tjahjadi bersyukur bisa mengukir sejarah dengan mengabadikan Hoo Eng Djie jadi nama jalan di Kota Makassar.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pemeriksaan fakta, Tim Cek Fakta Tempo menyimpulkan bahwa klaim dengan mudahnya Cina mengganti nama jalan di Indonesia adalah menyesatkan.
Perubahan nama tersebut bukan dari warga Cina, melainkan keputusan dari pemerintah Kota Makassar. Hoo Eng Djie adalah musisi bersejarah dari Makassar.
TIM CEK FAKTA TEMPO
**Punya informasi atau klaim yang ingin Anda cek faktanya? Hubungi ChatBot kami. Anda juga bisa melayangkan kritik, keberatan, atau masukan untuk artikel Cek Fakta ini melalui email [email protected]