Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Browser atau peramban internet umumnya dilengkapi dengan fitur yang disebut pengisian otomatis kata sandi. Fitur ini membantu pengguna menyimpan dan secara otomatis menggunakan kredensial akun mereka untuk mengakses situs web dan aplikasi lainnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menyimpan kata sandi secara otomatis di browser atau peramban internet dapat memberikan kemudahan, tetapi juga disertai risiko keamanan. Berikut beberapa risiko atau bahaya menyimpan kata sandi secara otomatis di browser.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
1. Mudah Disusupi
Dikutip dari Bringer, peramban web dan pengelola kata sandi modern memiliki fitur yang memungkinkan nama pengguna dan kata sandi dimasukkan secara otomatis ke dalam formulir web. Namun, fitur ini tidak sepenuhnya aman.
Jika Anda mengaktifkan fitur ini dan peretas memperoleh akses ke komputer atau peramban web Anda, akan lebih mudah bagi mereka untuk menyusup ke akun Anda karena fitur pelengkapan otomatis akan mengisi semua kredensial yang tersimpan.
2. Menjadi Sangat Terbuka
Dilansir dari Intelligent Technical Solutions, meskipun menyimpan kata sandi di peramban memiliki kelebihan, namun juga disertai beberapa risiko keamanan yang serius. Risiko yang paling signifikan adalah jika seseorang memperoleh akses ke komputer atau perangkat seluler Anda, mereka dapat dengan mudah mengakses semua kata sandi Anda yang tersimpan. Lebih buruk lagi, jika peramban Anda rusak, penjahat dunia maya dapat mengakses kata sandi Anda dari jarak jauh, membahayakan semua akun Anda.
Selain itu, mengelabui peramban atau pengelola kata sandi agar memberikan informasi tersimpan sangatlah mudah. Pelaku biasanya melakukan ancaman dengan menempatkan formulir tak terlihat pada halaman web yang disusupi untuk mengumpulkan informasi login pengguna. Setelah peramban atau pengelola kata sandi memasukkan informasi pengguna, peretas akan memperoleh akses ke data tersebut.
3. Rawan Pencurian Informasi
Dilansir dari Tom's Guide, selama beberapa tahun terakhir, misalnya, malware yang sangat berbahaya telah beredar luas. Namanya RedLine. Malware ini mencuri kata sandi dan data sensitif lainnya dari sebagian besar peramban di Windows, termasuk Google Chrome, Mozilla Firefox, Microsoft Edge, Opera, dan Brave.
Seperti yang diamati oleh firma keamanan Proofpoint dalam tulisan awalnya tentang RedLine pada Maret 2020, malware tersebut mencuri informasi dari browser seperti login, pelengkapan otomatis, kata sandi, dan kartu kredit.
Baru-baru ini, RedLine terlihat menyamar sebagai program Windows palsu yang melacak penyebaran varian Omicron dari virus Covid-19. Seperti versi RedLine sebelumnya, jenis ini kemungkinan didistribusikan melalui email.
Pilihan Editor: Mengenal Cache dan Fungsinya untuk Kinerja Sistem