Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Digital

Aplikasi Saran Sebelum Mencoblos Ini Telah Digunakan Ratusan Ribu Orang

Ada permintaan untuk ungkap rekap pilihan para pengguna aplikasi yang ditujukan terutama untuk para pemilih muda itu.

8 Februari 2024 | 13.38 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi Pemilu. ANTARA

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Kawula17, sebuah inisiatif yang mengajak anak muda berpartisipasi aktif dalam pemilu, mengungkap respons positif yang didapat dari Voting Advice Application yang telah diluncurkannya. Aplikasi ini diadopsi Kawula17 untuk membantu pemilih, terutama pemilih pemula, menentukan partai apa dan presiden yang mana yang akan dicoblosnya di TPS pada 14 Februari nanti.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Co-Founder Kawula17, Dian Irawati, menerangkan bahwa survei tiga bulanan yang dikerjakannya menemukan banyak orang muda yang tidak terlalu paham soal politik, termasuk tentang kenapa mereka harus ikut pemilu. Di sisi lain, ada sejumlah orang muda yang paham soal politik tapi memilih untuk golput.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Padahal, menurut Dian, tingginya angka partisipasi dalam pemilu bisa diartikan sebagai ketertarikan orang muda yang terbilang tinggi terhadap politik. Tapi, berdasarkan survei satu tahun terakhir, ketika ditanya apakah sudah punya pilihan atau belum, orang muda di bawah usia 35 tahun selalu menjadi kelompok usia yang paling banyak belum punya pilihan. 

“Masalahnya, tidak tersedia guideline untuk orang muda yang baru pertama kali akan ikut pemilu. Ini permasalahan besar,” kata Dian lewat keterangan tertulis yang dibagikannya pada Rabu, 7 Februari 2024.
 

Aplikasi untuk Pilih Partai

Dia mengakui bukan hal yang mudah bagi orang muda untuk pilih partai, apalagi pilihan yang ada begitu banyak. Gempuran informasi dan kampanye yang malah bikin bingung menambah sulit menentukan pilihan. Itulah kenapa Kawula17 kemudian mengadopsi VAA. 

Dian menjelaskan, aplikasi tersebut membantu memberi pemahaman tentang posisi suatu partai tentang berbagai isu, termasuk sosial, ekonomi, politik, dan lingkungan. Lewat gamification berupa kuis, orang muda diharapkan bisa menentukan pilihan akan partai yang paling sesuai dengan preferensi dirinya.
 
“Kami ingin mengedepankan isu, bukan ideologi atau identitas. Dengan begitu, kita bisa melihat bagaimana posisi partai terhadap suatu isu," kata Dian.  

Kawula17 mengadopsi dan meluncurkan aplikasi untuk membantu pemilih muda menentukan pilihan partai dan capres. (KAWULA17)

Misalnya, ketika bicara soal KPK, pemilih diberi tiga pilihan posisi, yaitu independen, netral, dan tidak independen. Pilihan jawabannya selalu begitu, agar dapat merepresentasikan posisi mana yang lebih cocok dengan pemilih sesuai dengan isu yang diberikan. 

Berdasarkan pilihan pemilih, di akhir kuis akan muncul saran soal partai yang gagasannya sejalan dengan pemilih dalam bentuk persentase. Misalnya, 71 persen partai A. Artinya, pengguna aplikasi disarankan untuk memilih partai A. 

"Kenapa persentase partai A tertinggi? Karena, pilihan Anda akan jawaban suatu isu banyak direpresentasikan oleh partai A," kata Dian.

Baca halaman berikutnya: aplikasi untuk pilih capres dan permintaan ungkap rekap pilihan pengguna applikasi

Dia menilai sangat baik apabila ternyata yang awalnya ingin dipilih itu cocok dengan rekomendasi. Kalau tidak, pemilih bisa melihat lagi posisi mereka dan posisi partai yang ingin mereka pilih. "Paling tidak ada bayangan sejauh mana posisi mereka sebagai pemilih dan partai yang harusnya mengusung suara mereka." 

Dian mengingatkan, Kawula17 hanya memberikan saran atau nasihat. "Dan, kami selalu sarankan untuk pilih dulu partainya, baru calegnya,” kata Dian lagi.

Sambutan terhadap VAA Partai Politik ini disebut Dian cukup fantastis. Hanya dalam waktu dua hari, Kawula17 sudah memberi 105.000 rekomendasi kepada pemilih.

Aplikasi untuk Memilih Capres

Atas dasar itulah, Kawula17 meluncurkan VAA Ca(wa)pres. Untuk VAA ini, pemilih disarankan untuk kenali programnya, baru tentukan presidennya. Sambutannya lebih fantastis karena dalam hitungan 72 jam, sudah 463.298 rekomendasi diberikan kepada pengguna yang ikut kuis. 

“Kami berharap kuis ini dilihat sebagai sesuatu yang sebanding dengan waktu yang mereka luangkan untuk mengikutinya," kata Dian yang berharap aplikasi bisa tersebar luas. 

VAA Partai Politik maupun Ca(wa)pres , bisa diakses gratis bagi seluruh pengguna smartphone. VAA Kawula17 itu bisa dicek pengguna di laman pencarian Google.

Untuk VAA Ca(wa)pres, bakal muncul pilihan awal yang membawa pengguna untuk mengetahui siapa capres dan cawapres yang cocok dengan pilihannya. Riset ini, menurut Dian, didapat dari rangkuman visi dan misi para capres dan dikelola menggunakan kecerdasan buatan sebelum mendapatkan data final.

Kuisnya berisi 15 pertanyaan yang disarikan dari visi-misi masing-masing pasangan capres dan cawapres. Sejumlah pertanyaan diakui terbilang sulit, sehingga jawabannya perlu dipikirkan dengan matang dan waktu sedikit lebih lama. 

Tapi, hanya dalam waktu sekitar 6 menit, Dia mengungkapkan, umumnya pemilih akan mendapatkan rekomendasi tentang kandidat yang programnya dinilai paling selaras dengan keinginan pemilih.

Sambutannya yang sangat baik dibuktikan oleh para pengguna yang, disebutkan Dian, bangga memamerkan hasil kuisnya di media sosial. "Sejumlah influencer menghubungi kami dan meminta link untuk mereka share dengan sukarela, karena mereka rupanya melihat bahwa tool ini berguna bagi orang muda,” kata Dian.


Rekap Pilihan Pengguna Aplikasi Tak Akan Dibagikan

Banyak pula yang kemudian menanyakan hasil rekap dari jawaban pengguna aplikasi. Namun Dian menegaskan tidak akan memberikannya. Alasan dia, kuis bukan bertujuan mendapatkan rekapnya, tapi untuk memberi kesempatan kepada pemilih supaya bisa mempelajari dan membandingkan visi dan misi setiap pasangan calon capres-cawapres untuk kemudian menyelaraskan yang paling dekat dengan dirinya sendiri.

"Kenyataannya, ketika orang muda diberi informasi, mereka akan mampu membuat keputusan. Ini bagian dari kedewasaan berpikir dan berpolitik,” kata Dian menuturkan.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus