Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Nama dengan buntut buah arbei muncul bertubi-tubi dalam diskusi di sebuah milis dengan 307 peserta pada pekan lalu. Ada SlimBerry, FatBerry, ThinBerry, SmartBerry, hingga MrBerry. Ini bukan forum diskusi penggemar arbei. Ini milis komunitas pemilik BlackBerry, sebuah layanan teknologi yang memungkinkan orang menerima, mengunduh, membaca, atau menjawab surat elektronik dari satu ponsel pintar.
Di milis itu ramai mereka memperbincangkan ponsel BlackBerry 8800 yang diluncurkan pada awal Maret lalu. Ada yang membandingkannya dengan BlackBerry seri 8707v—yang diklaim sebagai BlackBerry 3G pertama di Indonesia. Dengan ponsel ini orang tak perlu repot membuka laptop atau ke warnet untuk membaca surat elektronik. Teknologi surat elektronik dorong atau pushmail membuat pengguna Arbei Hitam bisa membuka dan membalas surat elektronik kapan saja layaknya membuka pesan pendek (SMS).
Coba kita lihat pengalaman Naga Natio, 30 tahun. Ia pemakai ponsel Pearl BlackBerry dengan operator Indosat. Pemilik sebuah perusahaan agen pemasaran di Jakarta ini harus mengecek surat elektroniknya setiap saat—karena tuntutan pekerjaan. Ia juga lebih leluasa berkorespondensi dengan saudaranya di luar negeri. ”Paling sedikit saya mengirim 30 surat elektronik setiap hari,” katanya.
BlackBerry merupakan aplikasi yang dibuat oleh perusahaan asal Kanada, Research In Motion (RIM), yang bergerak dalam penyediaan jaringan nirkabel sejak 1999. Teknologi ini memfasilitasi akses surat elektronik melalui perangkat PDA (personal digital assistants) atau telepon pintar. Saat ini layanan BlackBerry sudah ada di sekitar 30 negara. Di Indonesia, layanan teknologi ini muncul setelah Indosat menjadi mitra Starhub Singapura sebagai pengembang produk RIM pada Desember 2004.
Indosat kini melakukan kerja sama langsung dengan RIM, sehingga bisa menekan harga langganan menjadi Rp 200 ribuan dari awalnya Rp 400 ribu. Indosat juga menyediakan paket la-yanan tanpa kawat (GPRS) berkapasitas 100 megabyte gratis per bulan. Senior Vice President PT Indosat Bambang Priantono mengatakan, penurunan biaya dan layanan yang lebih baik diharapkan bisa meningkatkan konsumen individu. ”Tapi kami juga sadar, layanan ini amat berfokus pada kalangan berpunya,” katanya.
Indosat telah membuat program BlackBerry Connect, sehingga pelanggan bisa menikmati layanan ini tanpa menggunakan handset khusus produksi RIM. Handset yang bisa mendukung layanan ini antara lain Nokia 9500, 9300, E61, Sony Ericsson P910i, M6001, atau Palm Treo 650. Pengguna dari segmen industri kecil-menengah dan individual dapat menggunakan koneksi melalui BlackBerry Web Client. Segmen korporat dan pemerintah menggunakan koneksi ke BlackBerry Enterprise Server.
Bambang mengatakan, konsumen yang menggunakan layanan BlackBerry adalah profesional yang memerlukan keamanan dan kecepatan dalam urusan surat elektronik. Umpama kalangan analis, pengelola keuangan, atau bankir. Saat ini pelanggan BlackBerry Indosat mencapai 4.000, yaitu 3.000 korporat, 1.000 retail serta individu. ”Potensi pasar di Indonesia bisa mencapai 100 ribu,” ujarnya.
Operator lain seperti XL dari Excelcomindo juga turut meramaikan aplikasi Arbei Hitam dengan meluncurkan BlackBerry 3G pertama di Indonesia pada Januari lalu. Pelanggan Xplor yang memiliki ponsel seri BlackBerry bisa menikmati layanan ini. Jika mereka belum punya, perusahaan ini menyediakan ponsel keluaran Vodafone: BlackBerry seri 8707v dengan harga Rp 6,2 juta. Biaya langganannya Rp 199 ribu per bulan. Layanan XL BlackBerry belum bisa digunakan di ponsel yang mendukung BlackBerry Connect, seperti Nokia NE61, N9500, N9300, atau Sony Ericsson SEP910i.
Telkomsel tak mau kalah langkah dan bekerja sama dengan Singtel Singapura sebagai penyedia interkoneksi roaming GPRS internasional. Sebelumnya, Telkomsel mengeluarkan layanan surat elektronik dorong, yaitu Ventus. Hanya, anak perusahaan Telkom ini masih berfokus pada segmen korporat. General Manager Technology & Strategic Network Telkomsel Yoseph Garo mengatakan, pangsa pasar layanan ini masih amat besar, termasuk untuk segmen retail dan individu.
Yandi M.R.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo