Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Digital

Berkicau Lewat Genggaman

Perancang peranti lunak lokal membuat aplikasi klien Twitter untuk BlackBerry. Cocok untuk pengguna mobile.

14 Desember 2009 | 00.00 WIB

Berkicau Lewat Genggaman
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Lewat BlackBerry di genggamannya, Helman Arief tak henti-henti mengikuti perkembangan kasus Prita Mul­yasari, penulis e-mail yang divonis membayar denda Rp 204 juta ke Rumah Sakit Omni Internasional, Tangerang. ”Wah, sudah lebih dari sejuta,” katanya ihwal jumlah uang yang dikumpulkan lewat gerakan ”Koin Keadilan Prita” untuk membantu membayar denda itu pekan lalu.

Helman mengikuti informasi terbaru itu bukan dengan membuka situs berita, melainkan cuma melempar pertanyaan kepada para pengguna Twitter atawa pekicau. Dia melakukannya melalui BeeTwitt. Ini aplikasi klien Twitter khusus BlackBerry buatan Abul A’la Almaujudy, 33 tahun, asli Lumajang, Jawa Timur. Sekarang masih dalam versi beta, BeeTwitt akan dilun­curkan secara resmi dalam versi paripurna Desember ini.

BeeTwitt menambah panjang daftar aplikasi pekicau khusus BlackBerry. Sebelumnya sudah ada beberapa aplikasi sejenis, misalnya Uber Twitter, TwittBerry, TwiXtreme, atau TweetGenius. Aplikasi-aplikasi ini sangat diminati para pengguna Twitter melalui smartphone seperti BlackBerry.

Twitter adalah layanan microblogging yang memungkin­kan penggunanya (disebut sebagai Tweeps atau pekicau) untuk mengirimkan pembaruan status atau informasi berupa tulisan teks. Sesuai dengan namanya, Twitter yang artinya berkicau, pengguna hanya bisa menuliskan teks maksimal 140 karakter, lebih sedikit dibanding jumlah karakter pesan pendek pada telepon seluler sebanyak 150 karakter. Sisa sepuluh karakter adalah kuota untuk nama pengguna (user) yang diletakkan di awal pesan. Aplikasi yang mempunyai konsep blog mikro ini diluncurkan pada Maret 2006 oleh perusahaan rintisan Obvious Corp. di Amerika Serikat.

Berbeda dengan jejaring sosial seperti Facebook, Twitter lebih sederhana dan interaktif karena hanya berupa pesan pendek yang bisa dibaca semua pengguna yang terhubung dengan pengguna lainnya, atau disebut pengikut dan yang diikuti. Demi kesederhanaan itu pula, Twitter dilengkapi fasilitas pe­nyingkat link (short-link) bagi pengguna yang ingin merujuk pada halaman artikel yang ada di situs lain.

Jumlah pekicau di Indonesia melonjak drastis dalam setahun terakhir. Dari sekitar 100 ribu tahun lalu menjadi 1,8 juta pada Desember ini. Selain Facebook, Plurk, dan media sosial lainnya, Twitter menjadi arena berbagi informasi ihwal peristiwa terbaru, termasuk isu politik di negeri ini. Penggunanya berasal dari kalangan pelajar, artis ternama seperti Luna Maya dan Tora Sudiro, hingga pejabat seperti Menteri Komunikasi dan Informatika Tifatul Sembiring.

Melonjaknya lalu lintas pesan pengguna Twitter Indonesia memicu apa yang disebut trending topic, misalnya ketika penyanyi Mbah Surip meninggal pada Agustus lalu. Ketika itu, para pengguna ramai-ramai mengucapkan belasungkawa atas kepergian mendadak musisi gaek tersebut dan membuat mbahsurip sebagai topik terhangat bahkan melebihi topik ihwal bom di Hotel Marriott. Ketika polisi menahan pemimpin Komisi Pemberantasan Korupsi, para pengguna Twitter juga aktif membicarakannya di Twitter. Begitu pula ketika gerakan Koin Peduli Prita Mulyasari mewabah pekan lalu dan memicu #freeprita sebagai trending topic.

Naiknya popularitas Twitter menjadi alasan Abul A’la, yang akrab disapa Cak Uding, memilih media sosial ini sebagai garapan. Toh, Uding tidakmenganggap para pengguna tersebut sebagai pasar aplikasi yangdibuatnya. Seperti halnya versi uji coba, ”Versi rilisnya juga gratis,” katanya.

Ia mengatakan aplikasi ini merupakan sumbangan perusahaannya kepada khalayak. ”Ini semacam kewajiban sosial perusahaan,” katanya sambil tertawa. Menurut Uding, aplikasi ini dibuat untuk membuktikan bahwa perancang peranti lunak lokal pun bisa membuat aplikasi yang selama ini dianggap hanya bisa dibuat orang asing.

Seperti aplikasi Twitter client lainnya, BeeTwitt juga mempunyai fitur-fitur dasar, antara lain koneksi jaringan Internet melalui BIS-B Connection, tab support display, reply, retweet, favorite-tweet, dan direct message. Ada juga fungsi tambahan, seperti peringkas tautan (short-url), dan juga penyam­piran foto. Dengan fungsi terakhir ini, pekicau bisa mengunggah foto dan berkicau dari BlackBerry. Berbeda dari yang lain, ada fitur spesial di BeeTwitt, yaitu integrasi dengan TweetMic. Fitur ini berguna untuk mengirimkan kicauan dalam format audio.

Bagi Helman, 30 tahun, yang kerap bepergian, aplikasi seperti BeeTwitt sangat membantu dirinya mendapatkan informasi terbaru. Maklum, dia tak memiliki banyak waktu untuk membuka komputer atau laptop karena selalu berpindah tempat. Berkat BeeTwitt, dia tetap bisa update meski dalam perjalanan dan jauh dari sumber informasi.

Denny Ardikawan, pengguna lainnya, mengatakan aplikasi mobile buatan lokal itu benar-benar sebuah terobosan bagi pengguna gadget pintar itu. ”Keren, ini buatan negeri sendiri. Memang ada beberapa bagian yang harus disempurnakan, terutama soal kecepatan memproses pesan yang menumpuk,” katanya.

Dari Afrika Selatan, Michaela Mellody, mengirimkan testimoni ke Better-B, alias PT Diantara Kode Media, perusahaan pembuat aplikasi khusus BlackBerry di Jakarta, yang mengeluarkan BeeTwitt itu. Isinya pujian ihwal ap­li­kasi untuk gadget pintar tersebut. ”Aplikasi yang sangat cerdas. Begitu jelas dan amat nyaman digunakan,” ujarnya.

Michaela, yang selama ini hanya bisa berkicau melalui komputer atau laptop, kini bisa tetap aktif menggunakan BlackBerry sebagai gantinya. ”Aplikasi ini sangat memudahkan pengguna mobile seperti saya. Saya menyukai tampilannya,” katanya.

Cak Uding mengatakan kebanyakan tanggapan terhadap versi uji coba justru datang dari pengguna di luar negeri. Tanggapan dan pujian para pengguna membuat ia yakin bahwa aplikasi ini bakal banyak digunakan pemilik BlackBerry Indonesia yang jumlahnya hampir satu juta orang dan pengguna Twitter di Tanah Air diperkirakan 1,8 juta. ”Ini membuat kami optimistis dan menambah semangat menyempurnakan aplikasi ini,” katanya.

Memang, seperti dikemukakan para penjajal aplikasi ini, soal kecepat­an menjadi keluhan. Karena itu, mereka berharap kecepatan menjadi fokus penyempurnaan sehingga versi rilisnya nanti paripurna dan memudahkan pengguna mobile.

Uding mengatakan pembuatan aplikasi ini melibatkan tim yang terdiri atas delapan orang. ”Itu semacam tim diskusi untuk memberikan masukan tentang jenis aplikasi yang menarik dan memudahkan pengguna,” kata lulusan Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta, itu.

Proses pembuatannya tak sampai dua bulan. Peluncuran aplikasi ini menarik perhatian Research In Motion, perusahaan asal Kanada yang membuat BlackBerry. ”Kami mendapat tawaran untuk mengerjakan proyek-proyek lain, tapi sementara belum bisa kami jalankan karena keterbatasan sumber daya,” katanya.

Adek Media, Dian Yuliastuti

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600
Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus