Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ringkasan Berita
Lentari van Lorraine menjelma menjadi virtual idol terkemuka Indonesia.
Selebgram hasil gambaran CGI dengan bantuan teknologi AI itu menjadi pengiklan banyak produk.
Virtual influencer menjadi cara baru pemasaran dengan memanfaatkan kemajuan kecerdasan buatan.
Sulit untuk tak terpana oleh kecantikan Lentari van Lorraine. Lewat foto-foto yang dia unggah di Instagram, puluhan ribu orang kesengsem dan mengikuti akunnya. Perempuan blasteran Sunda-Belanda ini juga sesekali bergoyang di TikTok.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sebagian pengikutnya perlu dijelaskan berkali-kali bahwa selebgram itu tidak betul-betul ada. Lentari merupakan citra yang dihasilkan lewat computer generated imagery (CGI)—teknologi yang menjadi tulang punggung film fantasi. Riri—panggilan Lentari—merupakan bikinan Imagine 8 Studio, perusahaan agensi digital yang berbasis di Jakarta.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Nia, anggota tim Imagine 8, mengatakan gagasan pembuatan karakter itu pertama kali mereka diskusikan pada 2015. Namun ide tersebut tak terwujud karena keterbatasan teknologi saat itu. Kemajuan teknologi desain grafis dan kecerdasan buatan memungkinkan mereka mengembangkan Lentari belakangan. “AI sebagai pendukung saja biar pengerjaan lebih efektif,” ujar Nia kepada Tempo, Rabu, 6 September 2023.
Imagine 8 Studio terdiri atas enam orang dengan latar belakang berbeda. “Kami memiliki pengalaman di bidang perfilman, entertainment, dan industri game,” ujarnya. Nia sendiri merupakan lulusan teknik industri, tapi memiliki keahlian desain grafis. Mereka memiliki tugas masing-masing. Dari pengembangan karakter, teknis grafis, hingga admin yang mengoperasikan media sosial.
Idola virtual Lentari van Lorraine. Dok. Imagine 8 Studio
Di luar teknis, karakter Lentari dirancang secara sangat mendetail. Nama Lentari, misalnya, diambil dari akronim “lentera” dan “mentari”. “Diharapkan bisa menerangi pengikutnya siang dan malam,” kata Nia. Adapun Van Lorraine merupakan tambahan dari tim character developer untuk mempertegas asal-usulnya.
Lentari dikisahkan lahir di Bandung dari ibu bersuku Sunda dan ayah dari Delft, Belanda. Dia bersekolah dasar di Bandung pada 2007, lalu pindah ke Delft sebelum menempuh pendidikan SMA di Amsterdam. Setelah lulus kuliah, dia sempat bekerja di kota kelahiran ayahnya, lalu pulang kampung ke Bandung.
Imagine 8 membuat gambaran yang baku, dari karakter hingga cara bertutur Lentari. Konsep itu mereka jadikan pegangan, terutama saat menjawab sapaan followers.
Dalam waktu kurang dari empat bulan sejak pertama kali muncul di Instagram, akun @lentaripagi diikuti lebih dari 70 ribu pengguna. Nia mengatakan mereka tak menyangka mendapat respons sebesar itu. “Tujuan awal kami hanya untuk berkarya,” kata Nia.
Idola virtual Lentari van Lorraine. Dok. Imagine 8 Studio
Kebingungan warganet akan batas nyata dan maya pada Lentari mereka anggap sebagai keberhasilan kerja. Nia cs semakin senang saat para follower tetap antusias mengikuti aktivitas Riri meski sadar dia bukan sosok yang nyata. Sah sudah status Lentari sebagai virtual idol.
Seiring dengan semakin banyaknya pengikut, Imagine 8 mulai kedatangan tawaran endorsement—bahasa lain dari iklan. Nia mengatakan ada 15 merek yang dipromosikan Lentari. Prosesnya, Nia melanjutkan, susah-susah gampang karena mereka perlu menyelaraskan foto produk dan gambar komputer. Begitu jadi, kadang klien mereka minta digambar ulang dengan berbagai alasan.
Virtual influencer mengemuka seiring dengan semakin meluasnya media sosial. Fenomena ini dipelopori oleh Lil Miquela pada 2016. Pembuatnya, Brud, perusahaan rintisan, menggambarkan dia sebagai perempuan berusia 19 tahun dengan nama asli Miquela Sousa. Selama tujuh tahun, dia dipercaya untuk mempromosikan berbagai merek dunia, termasuk Prada, Dior, dan Calvin Klein.
Lil Miquela, yang sepenuhnya robot, memiliki 3 juta pengikut di Instagram, 3,5 juta di TikTok, dan 30 ribuan di Twitter. Dia juga melebarkan sayap ke musik lewat single Hard Feelings dan tampil dalam konser virtual Lollapalooza pada 2020.
#Info Digital 4.1.1-Barisan Idola Maya
Sebelum Lentari muncul, Indonesia punya Thalasya, yang muncul pertama kali pada 2018. “First Indonesian Digital Human Character”—demikian pernyataan di akun Instagram-nya—itu digambarkan sebagai perempuan modis yang doyan menjelajahi berbagai daerah di Tanah Air dan punya toko pakaian. Akun Instagram Thalasya, dengan 463 pengguna, juga memuat banyak promosi produk.
Sebagai anak baru, Lentari memiliki pengikut paling sedikit. Tak ada apa-apanya dibandingkan dengan, misalnya, Lu do Magalu, virtual influencer asal Brasil dengan 6 juta pengikut di Instagram. Namun, dari semua virtual idol, Lentari-lah yang sejauh ini paling sukses mengaburkan batas antara nyata dan maya. Sampai-sampai seseorang mempertanyakan agama Lentari karena risih melihat idolanya itu mengenakan kaus dengan belahan dada rendah.
ILONA ESTERINA
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo