Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Digital

Damai di bumi komputer

Ibm dan apple yang tadinya berseteru bekerja sama menciptakan pc termutakhir. akibat tekanan ekono- mi. ibm juga bekerja sama dengan perusahaan kompu- ter lainnya.

20 Juli 1991 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Karena pasar mereka terus melorot, IBM dan Apple bekerja sama untuk menciptakan PC termutakhir. Konsumen diuntungkan? BERAKHIRNYA perang dingin tak cuma terjadi di dunia diplomasi. Di alam komputer pribadi (PC) pun, dua kutub yang tadinya berseteru mengubur kapak perang mereka, dan bahkan bersepakat un- tuk bekerja sama menghasilkan produk baru. Itulah yang terjadi ketika IBM dan Apple mengumumkan persekutuan baru mereka, akhir bulan lalu. Berakhirnya persaingan antara IBM dan Apple ini tak lain karena tekanan ekonomi semata. Ambil contoh IBM, yang pasar PC-nya anjlok ke angka 23% alias separuh dari masa kejayaannya. Hal yang serupa juga terjadi pada Apple, bidan yang melahirkan PC sepuluh tahun silam dan kini cuma meraih 15% pasar dunia. Dan yang lebih mengerikan bagi keduanya, angka ini tampaknya cenderung terus melorot. Akibatnya, Apple terpaksa mem-PHK 1.500 karyawannya di musim panas ini. Sementara itu, IBM, yang selama 80 tahun sejarah hidupnya selalu untung itu, terpaksa melaporkan neraca tekor untuk triwulan pertama tahun ini. Walhasil, tahun ini, jumlah karyawan direncanakan untuk dikorting 4% alias 14.000 orang. Semua ini karena banyak perusahaan baru mengambil manfaat dari persaingan kedua bekas seteru ini. Kesempatan ini terbuka sejak 1981, ketika IBM masuk ke dunia PC untuk menyaingi Apple, yang karena kepeloporannya memegang dominasi pasar produk baru tersebut. Salah satu jurus pemukul yang digunakan IBM adalah menggunakan teknologi terbuka. Maksudnya agar perusahaan lain tertarik untuk mengikuti standar baru PC yang belakangan dikenal sebagai standar IBM itu. Ternyata, jurus ini cukup ampuh. Terbukti kendati PC perdana IBM dua kali lebih mahal, lebih sulit dipakai, dan lebih gembrot dari model Apple, dunia bisnis lebih menyenanginya. Maka, PC Apple karya dua jenius ini -- Stephen Wozniak dan Steven Jobs -- harus puas menguasai pasar rumah tangga dan sekolah saja. Hanya saja, jurus terbuka IBM ini belakangan menjadi bumerang bagi penciptanya. Ratusan, bahkan mungkin ribuan, perusahaan baru ternyata mampu memproduksi PC standar IBM dengan harga yang lebih murah, beberapa bahkan juga lebih canggih. Misalnya produk buatan Compaq. Yang paling untung akibat jurus ini justru dua perusahaan lain: Microsoft yang membuat DOS, dan INTEL yang membuat cip untuk PC. Bahkan kedua perusahaan tersebut sekarang boleh dikata memegang monopoli untuk cip dan operating system PC standar IBM. IBM bukannya tak menyadari hal ini. Berbagai jurus lain sempat dilakukan untuk merebut kendali teknologi dan pasar PC. Microsoft, misalnya, pernah dijaring untuk bekerja sama membuat operating system baru berjudul OS2, dan cip berteknologi tertutup digunakan untuk memproduksi PC model PS/2. Hanya saja, karena produk ini tak seratus persen cocok dengan standar yang lama -- alias pengguna DOS -- dan program OS2 tak banyak dibuat, model ini tak mampu merebut pasar luas. Yang terjadi malah IBM kena disiasati Microsoft. Perusahaan yang diotaki oleh multijutawan muda William Gates III ini malah berhasil memproduksi operating system baru yang canggih tapi jauh lebih cocok dengan DOS, yang disebut dengan nama "Window". Kepiawaiannya hampir serupa dengan keunggulan Macintosh buatan Apple dalam mengolah grafik, tapi tetap bisa digunakan untuk menjalankan ribuan program yang dibuat untuk DOS. Tak heran kalau IBM pun memutuskan menjatuhkan talak tiga pada Microsoft. Kini giliran Microsoft yang kena batunya. "Kami betul-betul terperanjat," kata Steven Balmer, Senior Vice President Microsoft, kepada majalah Time, mengomentari kerja sama Apple dan IBM. Reaksi senada juga keluar dari markas INTEL. Ini bisa dimaklumi. Soalnya, kerja sama IBM dan Apple memutuskan untuk memproduksi operating system standar baru bagi PC produk keduanya. Selain itu, teknologi piawai Macintosh di bidang grafik disepakati akan dimanfaatkan dalam produk masa depan IBM, dan cip mutakhir berkecepatan tinggi IBM akan dimanfaatkan Apple dalam produknya yang akan datang. Sekadar pengingat, IBM sudah mengantungi kerja sama dengan Siemens untuk memproduksi cip mutakhir dengan 16 Megabits memori. Lantas, sebagai pemanis, IBM dan Apple sepakat untuk mengembangkan peranti keras dan lunak generasi baru yang memanfaatkan teknik multimedia di bawah merek IBM ataupun Apple. Untuk melengkapi dirinya dengan teknologi mutakhir ini, IBM sudah melakukan serangkaian persiapan dengan merangkul para pelopor yang kampiun di bidangnya masing-masing. Untuk teknologi pencitraan, Wang sudah dirangkul. Untuk teknologi layar tipis, kontrak dengan Toshiba sudah dikantungi. Bahkan untuk teknologi pena elektronik, mesin uang otomatis, dan jaringan informasi, pun sudah ada yang digaet, yaitu: Go Corp., Diebold, dan Sears. Ini semua tentu saja angin surga bagi konsumen. Hanya saja, masih harus dibuktikan apakah perkawinan dua perusahaan yang sangat berbeda karakternya ini bisa awet dan melahirkan produk baru. Maklum, IBM, yang penghasilannya setahun hampir dua setengah kali lipat APBN Indonesia ini, dikenal sebagai perusahaan berperangai tertib dan penuh birokrasi. Sedangkan Apple justru dikenal sebagai tempat mangkal anak muda yang jenius di bidang teknologi tapi berperangai seniman. Dalam teori konvensional, perkawinan ini menjanjikan sinergi yang luar biasa: menghasilkan PC yang mudah digunakan, mempunyai kemampuan grafis seperti Macintosh, dan didukung cip kecepatan tinggi serta ribuan program ala standar IBM. Yang belum jelas, apakah ini berarti juga akan menghasilkan harga tinggi gaya IBM dan sistem tertutup kebiasaan Apple. Wajar kalau lembaga antimonopoli (antitrust) AS pun mulai memelototi kontrak kerja sama IBM dan Apple. Bagaimanapun, kompetisi biasanya baik bagi konsumen seperti kita-kita ini. Bambang Harymurti

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus