Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta – Facebook cabut 200 aplikasi setelah kasus skandal Cambridge Analitica. Mereka tengah dalam proses investigasi apakah aplikasi-aplikasi ini terlibat dalam menambang data pengguna Facebook atau tidak.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Setelah skandal pembobolan data pengguna FB terkuak, bos Facebpook Mark Zuckerberg berjanji untuk memeriksa aplikasi yang diperkirakan sudah mengakses data dalam jumlah besar di laman medsos itu. Sejak investigasi ini berlangsung, ada sekitar 200 aplikasi yang ditangguhkan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
“Sekarang, ribuan aplikasi sudah kami periksa, dan 200 di antaranya sudah kami tangguhkan untuk menunggu keputusan selanjutnya apakah mereka betul-betul menyalahgunakan data,” kata Ime Archibong, wakil presiden bagian kemitraan produk FB.
Namun Facebook tidak memberikan penjelasan aplikasi apa saja yang ditangguhkan, atau berapa orang yang mengakses aplikasi-aplikasi itu. Perusahaan ini hanya mengatakan akan ada penangguhan aplikasi terkait diadakannya investigasi, melalui tulisannya di laman blog resmi mereka newsroom.fb.com.
Pemeriksaan ini diadakan setelah peraturan Facebook tahun 2014 diperbaharui. Ahli-ahli dari internal maupun eksternal perusahaan akan melakukan wawancara dan memimpin inspeksi pada aplikasi-aplikasi itu. Bagi aplikasi yang menolak untuk bekerja sama atau tertangkap menambang data akan langsung dicabut dari Facebook.
“Kami punya tim ahli yang terdiri dari internal dan eksternal yang akan bekerja keras memeriksa aplikasi ini secepat mungkin,” tutur Archibong.
Aplikasi yang digunakan pembocor data ke Cambridge Analytica, Aleksandr Kogan, mampu menarik data dari 87 juta orang secara langsung dari pengguna aplikasi, ataupun melalui temannya yang pernah menggunakan aplikasi itu.
Kogan sebelumnya menyatakan, banyak aplikasi lain yang sama-sama menambang informasi pengguna secara besar-besaran karena bisa bergerak bebas di bawah aturan Facebook saat itu. Selain investigasi sebuah perangkat baru juga sudah diluncurkan untuk memberikan pengguna izin aplikasi dan pengaturan privasi yang lebih jelas.
Terlepas dari itu bos Facebook Mark Zuckerberg tetap diminta untuk menghadap secara resmi ke parlemen Inggris karena keterangan kepala bagian teknologi Mike Schroepfer dinilai kurang memuaskan.
DAILY MAIL | LA TIMES | FIKRI ARIGI | YY