Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Digital

Jalur Tol Akses Internet

Telkom memperkenalkan layanan multimedia akses berbasis DSL. Apa kelebihan dan kekurangannya?

8 April 2001 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini


INGIN akses internet secepat mobil yang melaju di jalan tol? PT Telkom menye-diakan sarananya: Multimedia Akses (MMA). Layanan yang diperkenalkan sejak 29 Januari silam ini—tapi secara komersial baru dimulai Maret—adalah akses internet dan multimedia yang memakai jaringan berbasis internet protocol (IP) yang terhubung ke port local area network (LAN) pelanggan. Berkat layanan ini, pelanggan cukup punya satu nomor telepon tapi dapat melakukan komunikasi suara dan data (internet) secara bersamaan sekaligus, tanpa saling mengganggu.

Menurut Aziz Sidqi, Account Manager Divisi Regional II Kantor Daerah Telekomunikasi Jakarta Pusat, layanan MMA keluar karena kebutuhan pelanggan makin dinamis. Layanan telepon analog yang berkapasitas kecil tak mencukupi lagi kebutuhan masyarakat. Yang dibutuhkan adalah infrastruktur berkecepatan tinggi dan ber-bandwidth lebih lebar.

Selain itu, akses internet analog dengan cara dial-up connection terbentur sejumlah kendala. Pelanggan mesti menghubungi sentral telepon terdekat, lalu ke perusahaan penyedia jasa internet (ISP), baru mendapat akses. Cara ini memakan waktu dan berisiko besar untuk gagal. Soalnya, modem analog tak memungkinkan koneksi kecepatan tinggi. "Sentral Telkom memang tidak didesain melayani kecepatan data lebih dari 128 kbps (kilobyte per second)," ujar Aziz.

Bila memakai MMA, pelanggan tak perlu lagi menuju sentral telepon dahulu, tapi langsung tersambung ke suatu kumpulan jaringan khusus yang dibangun Telkom. Karena proses bypass ini, pelanggan bisa langsung log in ke internet, tanpa tahapan dial-up. Kecepatan aksesnya pun naik menjadi 1,5 megabyte per second, tapi oleh Telkom didesain 512 kbps (lima kali lipat kapasitas maksimal yang bisa dicapai jaringan analog). Kelebihan lain, pelanggan akan tersambung ke internet terus-menerus.

Layanan MMA terwujud berkat kerja sama Telkom dengan perusahaan telekomunikasi Siemens sebagai penyedia infrastruktur. Sebentar lagi, Lucent dan Alcatel juga akan ikut bergabung memperluas layanan tersebut. Kata Aziz, kontrak sudah diteken.

Telkom juga berkongsi dengan empat perusahaan penyedia akses internet sebagai ujung tombak, yakni LinkNet, CBNNet, ASTINet, dan Metronet. Sampai sekarang, Telkom baru berhasil menjaring 24 pelanggan, dari kapasitas total yang bisa dilayani sebesar 6.009. Menurut Aziz, pihaknya belum menentukan berapa proyeksi pelanggan yang akan direngkuh tahun ini.

Sedikitnya jumlah pelanggan boleh jadi disebabkan oleh terbatasnya cakupan layanan. Hingga saat ini, belum semua pelanggan Telkom dapat menikmatinya, tapi hanya mereka yang berada di 12 lokasi dengan nomor tertentu. Sentral Telepon Otomatis (STO) Gambir, misalnya, baru melayani pelanggan telepon berkepala 344, 345, 3483, dan seterusnya.

Biaya berlangganan MMA variatif, antara Rp 500 ribu dan Rp 1,2 juta per bulan, tergantung kelas layanannya. Ongkos ini masih ditambah uang aktivasi Rp 250 ribu-Rp 500 ribu. Syarat lain, pelanggan harus punya modem DSL. Mengapa?

MMA memang memakai basis teknologi xDSL (digital subscriber line). Teknologi yang juga dikenal sebagai jalur digital ini mempunyai kemampuan membungkus data sehingga memungkinkan akses kecepatan tinggi. "xDSL" adalah nama generik teknologi ini, dengan pelbagai varian seperti Asymmetric DSL (ADSL) dan High Bit Rate DSL (HDSL). ADSL adalah teknologi yang memiliki kecepatan upload dan download data yang berlainan—karena itu diberi istilah asymmetric. Sedangkan HDSL dikenal luas sebagai jaringan telepon T1.

Teknologi xDSL tergolong relatif baru. Di dunia, infrastruktur xDSL pertama kali dipasang di Amerika pada 1998. Teorinya, xDSL memungkinkan transaksi data sampai kecepatan 8 mbps, tapi kenyataannya cuma mencapai rata-rata 1,5 mbps (sekitar 30 kali lebih cepat ketimbang melalui modem analog 56-kbps) melalui kabel tembaga.

Namun, xDSL bukan gading yang tak retak. Ada anggapan sistem ini gampang dipasang. Kenyataannya, pelanggan membutuhkan bantuan dari ahlinya, terutama untuk memasang sistem pengabelan dan modem.

Jaringan xDSL juga rawan gangguan elektromagnetik (cross-talk) yang dihasilkan oleh peralatan elektronik di dekatnya, yang dapat mengurangi kinerjanya. Kecepatan yang bisa dicapai juga bergantung pada jarak antara pusat switching khusus Telkom dan pelanggan. Makin jauh jaraknya, kecepatannya pun kian berkurang.

Wicaksono dan Dwi Arjanto

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus