Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Hammam Riza hadir memberi kuliah umum bertajuk 'Peran Artificial Intelligence (AI) dan Big Data di Era Teknologi Industri 4.0 dalam Peningkatan Produktivitas Pembangunan' di hadapan ribuan mahasiswa dan civitas Academika Universitas Syiah Kuala (Unsyiah), Banda Aceh, Kamis, 3 Oktober 2019.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Industri 4.0 ini mencakup sistem siber-fisik, internet untuk segala, komputasi awan, dan komputasi kognitif. Lalu menghasilkan 'pabrik cerdas', berstruktur moduler, sistem siber-fisik mengawasi proses fisik, menciptakan salinan dunia fisik secara virtual, dan membuat keputusan yang tidak terpusat," kata Hammam.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Terkait kecerdasan buatan atau AI selama ini, urai Hammam, AI dan Big Data telah menjadi isu yang mulai banyak diaplikasikan oleh negara-negara maju dalam bidang pemerintahan, militer hingga badan intelijen.
Menurutnya, ada lima teknologi kunci yang memiliki peranan dalam industri 4.0, yakni AR/VR, advanced robotics, 3D printing (physical layer), IoT (connectivity layer), dan AI (logical layer).
Hammam berharap Indonesia mampu menyiapkan SDM Iptek yang mampu menghadapi revolusi industri 4.0, karena tantangan ini kini telah dimulai. Dia menekankan agar lulusan Unsyiah mampu membangun daerahnya masing-masing, sehingga mampu menjadi sumber daya Iptek yang kompeten, guna menghela pertumbuhan ekonomi lokal.
"Terutama bagi putra-putri daerah Aceh lulusan Unsyiah, agar dapat membangun Aceh untuk mewujudkan Aceh Hebat melalui Aceh Smart," pungkas Hammam.
Pada kesempatan yang sama, Rektor Universitas Syiah Kuala Samsul Rizal menyatakan bahwa dirinya sependapat dengan pernyataan yang disampaikan Kepala BPPT Hammam Riza. "Bagaimana teknologi itu bisa dimanfaatkan di tengah persaingan teknologi yang begitu ketat. Siapa yang melakukan riset, tentu dia yang akan di depan," kata Samsul.
Oleh karena itu, ia mendorong agar seluruh mahasiswa Unsyiah semangat dalam menguasai Iptek demi memajukan bangsa agar mampu berdaya saing dengan negara lainnya. "Hari ini kita harus siap, Anda sebagai generasi muda Indonesia harus berpikir bagaimana caranya menguasai teknologi," kata Samsul.
Ia pun sependapat dengan Kepala BPPT bahwa literasi mampu menjadi gerakan baru dalam menciptakan SDM Iptek yang unggul. Dia menegaskan bahwa Unsyiah akan meningkatkan upaya literasi itu. "Saat ini, pustaka Unsyiah ada di urutan kedua terbesar di Indonesia. Pengunjung hariannya ada sebanyak 3.000 mahasiswa, target saya 4.000 dan akan saya perluas pustaka tersebut," pungkas Samsul.