Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Digital

Kolaborasi Mahasiswa Ciptakan Aplikasi Kampanye Lingkungan Berinsentif EcoSense

Kolaborasi 2 mahasiswa UPH dan empat lainnya dijalin di Bangkit Academy 2022, program Kampus Merdeka-Magang dan Studi Independen Bersertifikat.

10 Oktober 2022 | 10.02 WIB

Mahasiswa Program Studi Sistem Informasi Universitas Pelita Harapan (UPH) Kampus Medan, Kenrick Tandrian dan Kenji Marwies, terlibat menciptakan  aplikasi EcoSense, sarana kampanye lingkungan berinsentif yang diklaim pertama di Indonesia. Istimewa
Perbesar
Mahasiswa Program Studi Sistem Informasi Universitas Pelita Harapan (UPH) Kampus Medan, Kenrick Tandrian dan Kenji Marwies, terlibat menciptakan aplikasi EcoSense, sarana kampanye lingkungan berinsentif yang diklaim pertama di Indonesia. Istimewa

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Tangerang - Mahasiswa Program Studi Sistem Informasi Universitas Pelita Harapan (UPH) Kampus Medan, Kenrick Tandrian dan Kenji Marwies, berkolaborasi dengan mahasiswa dari kampus lain membuat aplikasi kampanye lingkungan berinsentif pertama di Indonesia. Kolaborasi dijalin di Bangkit Academy 2022, program Kampus Merdeka–Magang dan Studi Independen Bersertifikat (MSIB) oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi berkolaborasi dengan Google, GoTo, Traveloka.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

EcoSense, nama aplikasi itu, merupakan hasil dari proyek akhir berbasis produk (product-based capstone project) yang dikerjakan secara kolaborasi oleh Kenrick dan Kenji bersama Darren Ngoh (UI), Mirsa Salsabila (UI), Deddy Romnan Rumapea (UNJA), dan Rivano Ardiyan Taufiq Kurniawan (UPNVY). Mereka merancangnya sebagai sebuah socio-startup (startup yang bergerak di bidang sosial) yang berfokus pada pengadaan kampanye lingkungan berinsentif dilengkapi tagline “Save Earth, Save Lives!”. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

"Kami berharap EcoSense dapat menjadi tempat untuk masyarakat bersama-sama melindungi Bumi dengan melakukan hal-hal kecil yang positif yang dapat dilakukan oleh semua orang, dan pada akhirnya meningkatkan kualitas hidup kita bersama," ujar Kenrick dalam keterangan tertulis yang dibagikan UPH pada Senin 10 Oktober 2022. 

Kenrick mengungkapkan, berdasarkan penelitian, lebih dari 95 persen aktivitas manusia selama 50 tahun terakhir telah meningkatkan suhu planet Bumi. Jika tidak melakukan aksi korektif suhu, dia menambahkan, suhu akan mengalami kenaikan 11 derajat lagi. Menurut mahasiswa angkatan 2019 ini, latar belakang itu yang mendasari pembuatan aplikasi mobile dan web EcoSense.

"EcoSense hadir untuk menjembatani para penggiat lingkungan dengan masyarakat dalam meningkatkan kesadaran tentang masalah kesehatan lingkungan dan membantu mereka dalam menerapkan gaya hidup hijau,” katanya. 

EcoSense menawarkan dua fitur utama yaitu kampanye lingkungan tergamifikasi dan deteksi penyakit tanaman. ‘Kampanye Lingkungan Tergamifikasi’ merupakan fitur di mana pengguna bisa mengikuti kampanye lingkungan, lalu mendapatkan experience points berupa EcoPoints setelah menyelesaikan kampanye.

Nantinya, pengguna dapat mengumpulkan EcoPoints dan menukarkannya dengan berbagai rewards menarik, seperti voucher belanja, saldo elektronik, atau bisa juga berdonasi. 

‘Deteksi Penyakit Tanaman’ merupakan fitur untuk mendapatkan informasi mengenai jenis penyakit, cara mengatasi dan mencegah penyakit itu hanya dengan mengambil foto daun tanaman. Pengguna juga dapat menyimpan hasil deteksi tersebut dan melihat kembali nanti. Hasil itu berupa nama penyakit, confidence percentage, gejala, cara penanganan, dan cara pencegahan. 

Nantinya, EcoSense akan mentransformasi prototipe aplikasi menjadi produk yang siap untuk diperkenalkan kepada user atau masyarakat. Prosesnya di bawah bimbingan Lab Inkubasi dan Kewirausahaan di 15 Kampus Mitra Bangkit. 

Bagi Kenrick dan Kenji, keterlibatan mengembangkan EcoSense  tidak lepas dari pendidikan yang mereka tempuh selama di UPH. Menurut Kenji, mahasiswa UPH sudah dibiasakan untuk mengasah skill dan kreativitas untuk mengembangkan ide-ide bisnis yang inovatif. 

Dia mengungkapkan, EcoSense melalui serangkaian proses seleksi, meliputi peer review dan judging session. Sebelum kemudian lulus menjadi salah satu dari Top 15 Product-Based Capstone Project dari 433 proyek yang bersaing.

Google meluncurkan edisi baru dari Bangkit, program pengembangan karier yang dirancang melalui kemitraan dengan Dirjen Dikti Kemendikbud, Gojek, Tokopedia, dan Traveloka.

EcoSense juga berkesempatan memperoleh mentor industri dan dana inkubasi sebesar Rp 140 juta dari Google dan Direktorat Riset Teknologi dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRTPM), serta Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Ditjen Diktiristek) di Kementerian Pendidikan Kebudayaan dan Ristek 

Okky Putra Barus, dosen pembimbing dan Ketua Program Studi Sistem Informasi UPH Kampus Medan mendukung penuh dan memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mengikuti program Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MBKM). Selain itu, prodi juga memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mengangkat dan menyempurnakan karya atau project yang mereka hasilkan menjadi sebuah karya tugas akhir. 

  


Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.


 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus