Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berani taruhan, sangat sedikit pengguna telepon seluler yang menggunakan perkakasnya itu lebih dari sekadar bertelepon, berkirim pesan pendek, main game, atau mendengarkan musik. Jupiter Research meramal, pada 2012 jumlah pengakses Internet dari ponsel hanya 28 persen. Tak beranjak jauh dari saat ini, 16 persen.
Andreas Constantinou, Direktur Riset Vision Mobile, lembaga riset telekomunikasi di London, Inggris, menujum tren seluler akan bergeser dari mengunduh nada dering ke jaringan komunitas seperti Facebook, Youtube, atau Twitter.
Namun Facebook, MySpace, apalagi Youtube, yang semakin ngetop itu, didesain untuk layar komputer yang jembar. Mereka tak bisa begitu saja dimampatkan ke layar mini telepon seluler. Walhasil, belum semua yang ada di web bisa muncul di portal wap—wireless application protocol.
Menurut Elwin Ardririanto, bos PT Mobee Indonesia, portal konten perlu memermak penampilan agar pemilik ponsel mau singgah. Selama ini, supaya tidak terlalu ”berat” diakses lewat jaringan GPRS, tampilan portal mobile tampak membosankan karena didominasi teks, miskin gambar.
Mobee merancang platform on device portal, yang akan membuat penampilan portal konten lebih meriah dan interaktif. Mobee menamai platform itu Micropage. Kunci Mobee Micropage ini adalah mengurangi lalu lintas data dan memampatkan ukuran file konten. Karena ukurannya lebih mungil, konten bisa lebih cepat diunduh atau ditransfer. Bandwidth yang dipakai jelas saja lebih irit. Bagi pengguna, mereka bakal hemat ongkos. Bagi penyedia konten, mereka lebih leluasa memilih jenis konten.
Ada beberapa komponen Micropage. Pada sisi klien atau ponsel, ditanam aplikasi Microserver. Fungsinya untuk ”membaca” dan menyelaraskan kon-ten yang ditarik dari server. Microserver yang ukurannya sekitar 500 kilobita juga berfungsi laiknya memori untuk menyimpan ”jejak” portal. ”Jadi, setiap kali masuk portal itu, tak perlu mengunduh lagi file lama,” ujar Elwin.
Teknologi on device portal ini tergolong agak baru. Portal on device mulai dikembangkan oleh SurfKitchen, Action Engine, dan Trigenix pada 2002. Beberapa perusahaan lain kemudian menyusul, seperti O2, Sonofon, Adobe Multimedia FlashCast, dan Opera. Elwin mengklaim format Micropage, tanpa kompresi sekalipun, bisa memampatkan data hingga tinggal sepertiga jika dibandingkan WAP atau yang berbasis peramban seperti Opera.
Micropage bisa bekerja pada platform Symbian, Microsoft Windows Mobile, Java Mobile. Agar bisa berselancar dengan Mobee Micropage, tak perlu ponsel yang canggih-canggih amat. Cukup dengan koneksi GPRS dan memori 32 megabita. ”Yang harga Rp 800 ribu pun bisa,” ujar Elwin.
Sapto Pradityo
Elwin Ardririanto
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo