Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Digital

Mengapa Kebakaran di Los Angeles Tidak Bisa Dipadamkan Menggunakan Air Laut?

Garam dalam air laut bersifat korosif dan dapat merusak peralatan pemadam kebakaran, terutama pada pesawat pemadam dan pompa air.

13 Januari 2025 | 06.20 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Hembusan angin membawa bara api melintasi permukiman elit Palisades di sisi barat Los Angeles, California, Amerika Serikat, 7 Januari 2025. REUTERS/Ringo Chiu

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Petugas pemadam kebakaran di Los Angeles, California, Amerika Serikat, menghadapi tantangan besar dalam menangani serangkaian kebakaran hutan yang melanda wilayah tersebut. Salah satu kendala utama adalah keterbatasan pasokan air untuk memadamkan api yang terus meluas.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dikutip dari Independent, saat ini kebakaran hutan telah membakar lebih dari 36.386 hektar di Los Angeles County. Gubernur California Gavin Newsom menyatakan bahwa wilayah tersebut telah menggunakan seluruh sumber daya yang tersedia, termasuk hidran pemadam kebakaran yang kini telah sepenuhnya dimanfaatkan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Biasanya, hidran ini cukup untuk menangani dua atau tiga kebakaran, mungkin hanya satu kebakaran besar. Namun, dalam skala seperti ini, kami menghadapi tantangan yang jauh lebih besar," ujar Newsom.

Dengan kebakaran yang terjadi hanya beberapa mil dari garis pantai Samudra Pasifik, muncul pertanyaan, mengapa air laut tidak digunakan untuk membantu memadamkan api?

Air Laut Tidak Selalu Efektif untuk Memadamkan Kebakaran

Secara teori, air laut memang bisa digunakan untuk memadamkan api. Namun, kandungan garam di dalamnya justru dapat menimbulkan lebih banyak kerugian daripada manfaat, sehingga penggunaannya sering dihindari kecuali dalam situasi yang sangat mendesak.

Garam bersifat korosif dan dapat merusak peralatan pemadam kebakaran, terutama pada pesawat pemadam dan pompa air. Selain itu, air garam juga kurang efektif dalam mendinginkan api dibandingkan air tawar. Hal ini membuatnya kurang efisien sebagai alat pemadam kebakaran.

Air garam juga memiliki daya hantar listrik yang lebih tinggi dibandingkan air tawar, yang berpotensi membahayakan petugas pemadam kebakaran. Risiko ini menjadi perhatian utama bagi tim pemadam yang bekerja di lokasi kebakaran.

Selain masalah teknis, faktor lingkungan juga menjadi pertimbangan utama. Jika air laut digunakan dalam jumlah besar, kandungan garamnya akan terserap ke dalam tanah dan bisa terbawa ke sumber air lainnya. Hal ini dapat berdampak negatif pada ekosistem lokal.

Tanah yang terkena paparan garam dalam jumlah besar akan mengalami peningkatan kadar salinitas, yang menghambat kemampuan tanaman untuk menyerap air dan nutrisi melalui osmosis. Akibatnya, tanah menjadi kurang subur, menghambat pertumbuhan tanaman baru, dan merusak keseimbangan ekosistem.

Meski demikian, dalam keadaan darurat, petugas pemadam kebakaran mungkin tetap menggunakan air laut. Namun, penggunaannya harus dilakukan dengan sangat hati-hati dan selektif agar tidak menimbulkan dampak jangka panjang bagi lingkungan.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus