Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
INTERUPSI itu datang tiba-tiba. Ketika itu Zalman Aefendi di-kepung keriuhan dalam sebuah acara. Orang bertepuk tangan, sa-ling- bersalaman, serta kehebohan per-tunjukan tarian Sri Lanka, Malaysia, dan Indonesia silih berganti. Sebuah kabar genting telah menghampiri ponselnya: ia harus menyetujui materi iklan saat itu juga. Padahal ia masih terjebak dalam acara di gedung mentereng di Malaysia, Kuala Lumpur Convention Centre.
Gawat? Tidak. Lelaki muda de-ngan jas abu-abu yang necis itu segera tenggelam dalam ponselnya. Jemarinya berlarian di papan ketik ponselnya. Ia membaca surat elektronik, membuka lampiran dan menonton materi iklannya. Semua kegaduhan di acara pe-rayaan kerja sama baru Vodafone dan Telekom Malaysia itu sejenak ia lupakan. Beres.
Sebuah ponsel berteknologi gene-rasi ketiga (3G) telah menjadi dewa penyelamat buat Zalman. Semua pekerjaan bisa ia cek lewat telepon itu: naskah MS Word, Excel, hingga video. Dunia seperti ada di genggamannya. ”Kerja saya memang tak tentu masa,” kata lelaki yang biasa bekerja di te-ngah kemacetan atau saat tetirah bersama keluarganya itu. Menurut dia, sejak mengantongi ponsel 3G itu, tiba-tiba daya pikat laptopnya seperti me-redup. Ia jarang menenteng komputernya. Semua bisa diselesaikan dengan ponsel 3G yang mungil dan pintar.
Dulu, kata Zalman, sebelum ada 3G, ia kerap harus menyelesaikan sebuah proyek dalam dua-tiga hari. Kini, pekerjaan itu bisa rampung dalam satu hari. ”Dengan 3G, saya rasa hampir tak ada batas,” kata pemuda yang suka menonton video Britney Spears dengan lenggoknya yang aduhai itu. Kalau sedang serius, Zalman menonton tiga televisi lokal, TV3, 7, dan 8, atau siaran berita dari Bloomberg dan CNN.
Itulah kenikmatan ala Malaysia. Indonesia? Eit.., nanti dulu. Pekan lalu pemerintah baru merampungkan tender operator yang berhak memakai frekuensi 3G. Pemenangnya adalah Telkomsel, Excelcom-indo, dan Indo-sat. Tiga ope-ra-tor itu akan ditambah dengan PT Cyber Access Communications dan PT Natrindo Telepon Seluler, yang telah lebih dulu punya kapling di 3G. ”Juni tahun ini, Indosat akan menye-lesaikan pembangun-an jaringan 3G di Jakarta dan Surabaya,” kata Direktur Utama Indosat, Hasnul Suhaimi, kepada Tempo.
Di Malaysia, 3G dipasarkan Celcom sejak Mei 2005. Jumlah peminatnya ternyata tak semeledak yang diper-kira-kan. Pengguna masih ber-asal dari kalangan yang terbatas, seperti pekerja kantoran dan mahasiswa. Padahal ponsel yang mendukung teknologi 3G itu di sana dijual dengan harga miring, 300-500 ringgit (sekitar Rp 700 ribu sampai Rp 1,2 juta). ”Kami anggap tahun ini untuk pengenalan dulu,” kata seorang pejabat Celcom.
Meskipun pelanggannya masih ter-batas, pengguna 3G di Malaysia puas. Zalina Abdul Rahman, 36 tahun, adalah contoh pengguna barang itu. Wanita jelita yang bekerja se-bagai manajer bisnis di sebuah perusahaan di Bangsar, Kuala Lumpur, itu langsung beralih ke 3G hanya sebulan se-telah layanan ini diluncurkan di Malaysia. Kelebihan 3G yang paling memukau Zalina adalah video call, berhalo-halo dengan saling me-lihat video lawan bicara.
”Internet juga luar biasa- cepatnya,” kata Zalina, yang kerap menyulap ponsel-nya menjadi modem. ”Lebih cepat ketimbang menggunakan hot spot (akses Internet tanpa kabel).” Kecepatan itulah yang ia manfaatkan untuk meng-unduh lagu-lagu dari dunia maya.
Saat ini, salah satu tayang-an yang populer di ponsel 3G di Malaysia adalah siaran langsung sepak bola. Telekom Malaysia, induk per-usahaan Celcom, telah menggandeng operator besar dari Inggris, yakni- Vodafone, untuk menambah gudang tayangan hiburan dan olahraga. Jadi, ”Tiap kali Manchester United mencetak gol, pelanggan 3G bisa menonton videonya seketika,” kata Zalman.
Di Indonesia, la--yanan seper-ti itu kelak juga bisa dicicipi karena Excelcomindo saat ini sudah merangkul Vodafone untuk layan-an bebas roaming di Ing-gris bagi pelanggan Excelcomindo. ”Kami harap layanan-layanan tersebut akan bisa dinikmati oleh para pelanggan XL pada paruh kedua 2006,” kata Christian Manuel de Faria, Presiden Direktur PT Excelcomindo, kepada Tempo di Kuala Lumpur.
Utami Widowati (Kuala Lumpur), Wahyudin Fahmi (TNR)
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo