Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Digital

Menikmati Kemacetan Bersama Nelly Furtado

Lupakan kemacetan di jalan, nikmati siaran televisi ”kabel” yang jernih dan dipancarkan khusus ke mobil.

31 Juli 2006 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SIRNALAH kenyamanan yang dibayangkan Antos Boedi Santosa. Dia sudah membeli seperangkat televisi mobil, tapi siaran televisi tak bisa dinikmati di perjalanan. ”Baru lima menit, gambar hilang,” kata lelaki itu kesal. Tak ada lagi penyanyi cantik, tiada pula penyiar pintar yang ”menemaninya” di mobil. Begitu mobil melaju, wuuz..., siaran televisi juga lenyap.

Yang tersisa cuma ribuan ”semut” memenuhi layar televisi mobilnya. ”Hampir di semua tempat di Jakarta seperti itu,” ujar lelaki yang bekerja sebagai event organizer di biro iklan kondang itu.

Namun soal siaran yang kresek-kresek itu sebentar lagi sudah tak muncul lagi, karena kini ia telah berlangganan siaran TV mobil dari M2V (Mobil Multimedia Vision). Dengan layan-an ini, ia seperti menonton televisi berbasis satelit seperti Indovision atau Astro. Gambarnya terang-benderang. Kalau siang hari saat melintasi Jalan Su-dirman, Jakarta, Antos bisa melihat acara favoritnya Liputan 6 yang diba-wa-kan Rosiana Silalahi. Dia juga bisa melihat gosip soal Ahmad Dani dari grup musik Dewa.

Saat terjebak sendiri di kemacetan, dia juga bisa menghibur diri dengan nyanyian si jelita Nelly Furtado dari MTV Asia atau gol indah Wayne Rooney dari Euro Sport. Istrinya, Yanti Dwivianthi, juga bisa melihat model-model baju terbaru yang dipancarkan oleh World Fashion Channel. Anak-anak juga kebagian saluran khusus, yakni Nickelodeon. ”Semoga anak-anak bisa tenang berada di dalam mobil,” ujar Antos sambil terkekeh.

M2V ini memang bekerja seperti halnya saluran televisi kabel atau satelit. Bedanya, tayangan itu dipancarkan dari satelit lalu diterima stasiun pemancar mini yang kini sudah dibangun PT Mentari Multimedia di beberapa jalan penting di Jakarta. Dari stasiun mini itu, siaran diteruskan ke antena mobil. Siaran ini hanya bisa ditonton dengan dekoder khusus—se-perti awal 1990-an, siaran RCTI hanya dapat ditangkap dengan dekoder.

Ada 16 kanal siaran dari televisi lokal dan asing. Lima siaran lokal itu adalah Trans TV, Indosiar, TV7, ANTV, dan SCTV. Sedangkan 11 kanal asing adalah BBC, CNBC, Channel News Asia, MTV South East Asia, MTV Mandarin, VH1, World Fashion Channel, NHK World, Eurosport, Australian Network, dan Nickelodeon.

Dengan teknologi ini, menurut Komisaris Utama PT Mentari Multi-media Steve Sondakh, siaran televisi akan jernih. Dekoder khusus itu dijual M2V seharga Rp 1,95 juta. Iuran per bulannya Rp 99 ribu sampai Rp 150 ribu. Peranti ini dilengkapi M-card atau SIM card layaknya ponsel. Dekoder ini, kata Steve, adalah buatan Indonesia asli. ”Patennya sedang kita urus,” ujar lelaki yang tak mau bercerita banyak tentang teknologi di balik dekoder itu.

Soal keamanan, Steve berujar, ”Jangan khawatir dicuri atau digunakan orang lain.” Soalnya, jika SIM card yang dimasukkan tak sesuai dengan identitas yang tersimpan dalam dekoder, jangan harap bisa menyaksikan program-program M2V.

Pekan lalu Tempo meng-uji coba layanan ini dengan me-ngendarai mobil rute Jalan Gerbang Pemuda-Asia-Afrika-Jenderal Sudirman. Walaupun mobil melaju dengan kecepat-an 40 kilometer per jam, kualitas gambar di sepanjang jalan itu tersaji sempurna. Begitupun saat kecepatan mencapai 40-80 kilometer per jam, saat berada di dalam kompleks Gelora Bung Karno, Senayan.

Hanya, saat melewati Jalan Asia-Afrika yang dipenuhi pe-pohonan tinggi dan Jalan Sudirman yang dihiasi hutan beton, gambar di layar televisi dalam kondisi diam (freeze) dan kotak-kotak la-yaknya menonton cakram film bajakan.

General Manager Marketing M2V Aditya Djanaka, yang mendampingi Tempo, menjelaskan bahwa gambar kurang sempurna disebabkan ada-nya penghalang seperti pepohonan dan bangunan. Dia mengakui, saat ini masih terdapat beberapa blank spot di kawasan Jakarta. ”Kami harap pada Oktober nanti kekurangnyamanan seperti ini sudah tidak ada,” ujarnya.

Harapan tadi bukan hanya milik- A-ditya seorang. Antos dan para pen-daftar M2V lainnya pun memimpikan hal sama—bisa menyetir sambil di-hibur aneka siaran televisi dan artis-artis cakep. Hmm.

D.A. Candraningrum

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus