Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pakar Keamanan Siber dan Forensik Digital dari Vaksincom, Alfons Tanujaya, menyatakan tidak melupakan janjinya untuk donasi ke rekening monero milik kelompok peretas atau hacker dari geng ransomware Brain Cipher. Monero diartikan sebagai jenis mata uang kripto berbasis blockchain, untuk transaksi pribadi yang aman dari sensor.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Kalau memang data kita kembali karena peretas bersedia memberikan kunci dekripsinya gratis, saya tidak keberatan memberikan donasi sebagai apresiasi mengungkap kelemahan pengelolaan Pusat Data Nasional Sementara atau PDNS kepada kita (masyarakat Indonesia)," kata Alfons saat dihubungi pada Kamis, 4 Juli 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Alfons menyebut, geng ransomware Brain Cipher juga meminta maaf kepada masyarakat Indonesia atas ketidaknyamanan yang mereka timbulkan. Padahal, kata Alfons, penyebab insiden siber ini adalah pengelolaan data yang tidak mengikuti standar keamanan.
Menurutnya, pemerintah seharusnya berkewajiban menjaga dan melindungi data di Pusat Data Nasional maupun Pusat Data Nasional Sementara supaya tidak hilang ataupun dibobol peretas manapun. "Andaikan yang terjadi adalah kegagalan hardware, harddisk rusak, maka data di PDNS ini benar-benar akan hilang karena tidak ada backup-nya," ujar Alfons.
Sebelumnya, Alfons mengutarakan janji melalui akun media sosial pribadinya bakal mengajak koleganya untuk ikut berdonasi ke rekening monero milik geng ransomware Brain Cipher. Donasi akan direalisasikan hanya setelah kunci dekripsi untuk membuka data enkripsi PDNS benar-benar bisa digunakan.
Belakangan, mantan Direktur Jenderal Aplikasi dan Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika atau Kominfo, Semuel Abrijani Pangerapan, mengungkapkan bahwa kunci itu benar bisa digunakan "Jadi kita sudah coba di spesimen kita, memang (kunci dekripsi) berhasil dibuka. Tapi kita belum tahu karena kan dikunci banyak," kata Semuel di Kantor Kemenkominfo, Jakarta Pusat, Kamis, 4 Juli 2024, dipantau melalui YouTube.
Semuel juga menyatakan kalau dia sudah mundur dari jabatannya sebagai bentuk tanggung jawab moral akibat ketidakmampuan Kominfo memulihkan data PDNS sebelum kunci dekripsi itu disediakan. Data milik ratusan instansi yang terkunci telah sempat direlakan hilang karena tidak ada backup yang dibuat.