Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta -Pengelola Nama Domain Internet Indonesia (PANDI) menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan Universitas Udayana (UNUD), di Denpasar, Bali, Senin 26 Oktober 2020.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ketua PANDI Yudho Giri Sucahyo menyatakan penandatanganan MoU ini dimaksudkan untuk menjalin kerja sama dengan Universitas Udayana dalam hal pelestarian aksara Bali melalui digitalisasi aksara.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Dalam rangka mendigitalisasikan aksara Bali agar dapat dapat dipergunakan di internet dan perangkat teknologi lainnya, maka PANDI berkomitmen bersama-sama dengan pihak Universitas Udayana agar aksara Bali dapat dilestarikan melalui internet,” ungkap Yudho dalam keterangannya, Rabu.
Nantinya, kata Yudho, seluruh kegiatan digitalisasi yang diselenggarakan PANDI akan dijahit dalam satu program besar bertajuk Merajut Nusantara Melalui Digitalisasi Aksara, yang disiapkan PANDI untuk bisa memperkenalkan kembali dan melestarikan bagian dari budaya asli Indonesia yang kian hari semakin memudar tergerus zaman.
“Diharapkan dengan adanya program tersebut, masyarakat saat ini dapat mengenal kembali aksara daerahnya masing-masing, sehingga bisa dipergunakan dan dilestarikan oleh generasi-generasi berikutnya,” pungkas Yudho.
Kerja sama tersebut disambut baik oleh Rektor Universitas Udayana, Anak Agung Raka Sudewi. Ditemui selepas penandatanganan MoU dengan PANDI, Rektor Unud tersebut akan mendukung penuh kegiatan tersebut.
“Saya selaku pimpinan dari Universitas Udayana menyambut baik upaya yang dilakukan oleh PANDI dalam rangka mendaftarkan aksara daerah ke lembaga internet dunia (UNICODE/ICANN) agar bisa dipergunakan di internet.
"Kurangnya literasi terkait aksara saat ini membuat masyarakat jarang mempergunakan aksara daerah dalam kehidupannya sehari-hari,” ungkapnya.
Anak Agung menambahkan bahwa kerja sama Universitas Udayana dengan PANDI merupakan salah satu bentuk dukungan konkret, agar bisa mengenalkan kembali aksara daerah yang mulai terkikis oleh aksara Latin.
“Menjadi cita-cita kami semua untuk bisa terus melestarikan aksara daerah yang terangkum dalam program Merajut Nusantara Melalui Digitalisasi Aksara yang dikembangkan atas inisiasi PANDI,” tutupnya.