Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Digital

Pemerintah AS Yakin ByteDance Sepakati Penjualan TikTok Sebelum Batas Waktu 5 April

Wakil Presiden AS J.D. Vance optimistis kesepakatan soal penjualan TikTok di AS akan segera terwujud.

18 Maret 2025 | 15.06 WIB

Kantor pusat Tik Tok di Culver City, California, Amerika Serikat, 18 Januari 2025. Reuters/Fred Greaves
material-symbols:fullscreenPerbesar
Kantor pusat Tik Tok di Culver City, California, Amerika Serikat, 18 Januari 2025. Reuters/Fred Greaves

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Amerika Serikat yakin bahwa ByteDance, perusahaan induk TikTok asal Cina, akan menyepakati penjualan aplikasi tersebut sebelum batas waktu 5 April 2025. Jika tidak, TikTok berisiko dilarang beroperasi di AS sesuai dengan undang-undang yang telah disahkan tahun lalu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Wakil Presiden AS J.D. Vance menyampaikan optimisme bahwa kesepakatan akan segera terwujud. “Hampir pasti akan ada kesepakatan tingkat tinggi yang menurut saya memenuhi kekhawatiran keamanan nasional kita, serta memungkinkan adanya entitas TikTok Amerika yang terpisah,” ujar Vance pada Jumat lalu, dikutip dari Phone Arena, Selasa, 18 Maret 2025. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

TikTok menjadi sorotan karena kekhawatiran terkait keamanan data dan dugaan penyebaran propaganda oleh pemerintah Cina. Pada April 2024, Presiden Joe Biden menandatangani undang-undang yang memberi ByteDance waktu hingga 19 Januari 2025 untuk menemukan pembeli non-Cina. Namun, setelah Donald Trump kembali menjabat sebagai presiden, ia menandatangani perintah eksekutif yang memperpanjang tenggat waktu hingga 5 April.

Vance mengungkapkan bahwa Trump memintanya untuk membantu menengahi kesepakatan tersebut. “Saya pikir, apakah melalui perpanjangan batas waktu atau melalui kesepakatan yang benar-benar memenuhi kekhawatiran keamanan nasional, kami akan berada di posisi di mana kami bisa mengatakan bahwa TikTok tetap beroperasi dengan cara yang melindungi privasi data warga Amerika dan keamanan nasional AS,” katanya dalam wawancara dengan NBC News.

Beberapa perusahaan AS disebut-sebut tertarik mengakuisisi TikTok. Reid Rasner, CEO perusahaan manajemen kekayaan Omnivest Financial, mengklaim telah mengajukan penawaran senilai US$ 47,45 miliar. Meski demikian, ByteDance belum mengonfirmasi adanya pembicaraan dengan calon pembeli maupun kesediaannya untuk menjual TikTok ke perusahaan AS.

Pada 2020, Microsoft dilaporkan sempat dalam pembicaraan serius dengan ByteDance mengenai akuisisi TikTok. Saat itu, perusahaan lain seperti Walmart dan Oracle juga muncul sebagai calon pembeli potensial. Namun, minat terhadap akuisisi ini meredup seiring fokus Trump yang beralih ke pemilihan presiden 2020.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus