Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kemunculan Galaxy AI, gawai besutan Samsung, mengawali era pengembangan ponsel berbasis teknologi kecerdasan buatan atau AI. Perangkat yang ditenagai sistem pintar itu diklaim mampu mempermudah aktivitas para penggunanya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Samsung mengklaim teknologi AI pada perangkatnya sudah lolos pengujian tingkat lanjut, serta melewati berbagai penelitian dan studi terbarukan. Saat ini Galaxy AI sudah didukung dengan keragaman bahasa dan dilengkapi dengan fitur on-device translation seperti live translate, interpreter, note assist, serta browsing assist. Dengan segudang kecanggihan, tentu banyak yang penasaran mengenai cara Samsung mengembangkan teknologi AI pada perangkatnya, terutama untuk produk terbaru, Galaxy S24.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Head of AI di Samsung Research and Development Institute Indonesia (SRIN), Junaidillah Fadlil, mengatakan AI yang hebat dimulai dari data yang berkualitas dan relevan. Setiap bahasa menuntut cara yang berbeda untuk memproses data.
“Jadi kami menggali lebih dalam untuk memahami kebutuhan linguistik dan keunikan ini, seperti halnya bahasa Indonesia," ujar Fadlil melalui keterangan resmi, Jumat, 10 Mei 2024.
Teknologi AI tak hanya meningkatkan performa ponsel Galaxy dan menghadirkan fitur pintar seperti Circle to Search. Sistem itu juga membantu pemakaian dalam berbagai bahasa, termasuk Bahasa Indonesia.
Tak sebatas alih bahasa berbentuk teks, sistem AI bisa menerjemahkan bahasa secara realtime melalui fitur live translation. Samsung Galaxy S24, menurut Fadlil, memiliki AI yang sudah menyertakan bahasa lokal berbasis pemahaman dan ilmu pengetahuan.
Fitur seperti live translate pada Galaxy AI, kata Fadlil, menjalani tiga proses inti agar bisa digunakan oleh konsumen. Ada proses pengenalan ucapan otomatis, lalu proses pada mesin terjemahan bertenaga neural machine translation, diakhir text-to-speech.
"Masing-masing proses ini tentu memerlukan kumpulan informasi yang unik," ucap Fadlil.
Dia juga membeberkan bahwa fitur automatic speech recognition pada Galaxy AI mampu mendeteksi rekaman dengan sangat akurat. Hasilnya jernih meski pengguna berada di area yang bising. Teknologi AI pada fitur tersebut harus dilatih dengan banyak data.
“Menerjemahkan bahasa Indonesia penuh tantangan,” tutur Fadlil. “Penggunaan maknanya kontekstual dan implisit, karena itu teknologi untuk bisa mendukung fitur ini harus mumpuni juga.”
Peran Ahli Linguistik Dalam Pengembangan Galaxy AI
Manajemen Samsung ternyata melibatkan para pakar kebahasaan dan lingustik dalam pengembangan Galaxy AI. Para teknisi mesin memerlukan bantuan pakar bahasa untuk memasukkan program dan pelatihan yang cocok untuk perangkat berbasis AI tersebut.
Kolaborasi antara teknisi AI dan ahli linguistik menghasilkan kreativitas dan keahlian bahasa Indonesia pada produk Galaxy AI. "Filosofi Samsung yang terus membuka ruang kolaborasi memainkan peran penting dalam menyelesaikan pekerjaan ini, bersama dengan skala pekerjaan dan sejarah pengembangan AI yang kami miliki," ujar Fadlil,
Menurut Fadlil, Galaxy AI dikembangkan bersama pusat penelitian Samsung di seluruh dunia. Tim Samsung di Bangalore, India, dia mencontohkan, bekerja ekstra untuk mengamati tradisi lokal dan menjalin ikatan layaknya keluarga. “Supaya memiliki perspektif yang sama untuk mengembangkan pelatihan bahasa AI pada Galaxy AI.”