Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - World Economic Forum (WEF) memprediksi peluang kerja bidang desainer grafis akan menurun dalam lima tahun mendatang. Kepala Bidang Pekerjaan, Upah, dan Penciptaan Pekerjaan World Economic Forum Till Leopold menyebut profesi tersebut kemungkinan akan semakin tergerus oleh perkembangan kecerdasan buatan lanjutan atau AI generatif.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Pergeseran teknologi yang cepat mengubah industri dan pasar tenaga kerja. Menciptakan peluang yang belum pernah terjadi sebelumnya dan risiko yang besar,” katanya melalui keterangan tertulis, dikutip pada Selasa, 14 Januari 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dalam laporan bertajuk ‘Masa Depan Pekerjaan 2025’ yang diterbitkan WEF pada 7 Januari 2025, desainer grafis berada di peringkat 15 dalam daftar lapangan pekerjaan yang menurun. Peringkat teratas diisi kasir dan petugas tiket, bentuk pekerjaan yang sudah berkurang selama beberapa tahun terakhir. Profesi asisten administratif dan sekretaris eksekutif, penjaga bangunan, petugas pembersih, serta asisten rumah tangga juga ikut tergerus seiring perkembangan AI generatif.
Tim WEF mengumpulkan data dari seribu lebih perusahaan yang tersebar di 55 negara. Hasil penelitian dari 22 sektor industri itu diperkaya dengan data dari automatic data processing (ADP); aplikasi belajar daring Coursera; situs lowongan kerja Indeed; serta jejaring profesional LinkedIn. Analisis yang terkumpul menggambarkan tren pekerjaan global dan dinamika tenaga kerja.
Laporan yang sama mengungkapkan bahwa kesenjangan keterampilan masih menjadi penghalang utama transformasi bisnis. Ada hampir 40 persen keterampilan yang berubah sesuai kebutuhan di tempat kerja. Sebanyak 63 persen dari total perusahaan yang disurvei juga kompak menyebut persoalan keterampilan sebagai halangan utama.
Kebutuhan pekerja teknologi bidang AI, big data, serta keamanan siber akan meningkat pesat. Meski begitu, survei WEF membuktikan bahwa keterampilan manusia seperti berpikir kreatif, fleksibel, dan tangkas, tetap penting. Kombinasi keterampilan teknologi dan kemampuan dasar manusia sangat dibutuhkan untuk pasar kerja.
Seperti yang banyak ditemukan dalam penelitian lainnya, AI akan mengotomasi tugas-tugas tertentu. “Kini saatnya bagi bisnis dan pemerintah untuk bekerja sama, berinvestasi dalam keterampilan, dan membangun tenaga kerja global yang adil dan tangguh,” ujar Till Leopold.
Laporan WEF menyebutkan bahwa peningkatan biaya hidup menjadi faktor kunci lain yang mendorong perubahan pasar tenaga kerja. Pengusaha diprediksi akan mengubah model bisnis. Ketika inflasi global mereda, ucap Leopard, tekanan harga dan pertumbuhan ekonomi yang melambat pada 2023 diperkirakan akan mulai menggerus enam juta pekerjaan di seluruh dunia secara bertahap.
Beberapa jenis lapangan pekerjaan yang kemungkinan masih bertahan, bahkan bertambah, pada periode 2025-2030 adalah buruh tani dan buruh jenis lainnya, serta pekerja agrikultural. Jasa sopir truk, kurir, serta pengembang aplikasi dan perangkat lunak, juga masih dibutuhkan oleh penyedia lapangan pekerjaan.
Pilihan Editor: Kementerian Targetkan Penetapan Garis Sempadan 70 Situ di Banten dan Jawa Barat Tahun Ini