Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - TikTok menyangkal pemberitaan Reuters yang menyebutkan kalau para insinyurnya berupaya mengklon algoritme yang direkomendasikan untuk 170 juta penggunanya di Amerika Serikat. Tujuannya, membuat aplikasi yang beredar di negara itu terpisah sepenuhnya dari perusahaan induknya di Cina, ByteDance.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berita itu menyatakan bahwa pekerjaan kloning itu telah berjalan sejak akhir tahun lalu untuk menciptakan sebuah versi algoritme TikTok yang beroperasi independen dari Douyin, versi TikTok di Cina yang dioperasikan langsung oleh ByteDance. Menurut sumber anonim dalam laporan pemberitaan itu, penyelesaian proyek kloning algoritme dapat memakan waktu lebih dari setahun.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Proyek itu dilakukan sebagai bagian dari rencana menunjukkan kepada legislator AS bahwa bisnis TikTok di negara itu bebas dari pengaruh pemiliknya di Beijing.
Laporan yang beredar berbunyi kalau para eksekutif TikTok telah membahas tentang proyek itu dalam banyak pertemuan dan di sistem pesan internal perusahaan, Lark. Para sumbernya juga mengatakan kalau memisahkan kode-kode algoritme akan mampu mengamputasi 'massive engineering development power' dari ByteDance khusus di Amerika.
Dalam artikel pemberitaan, TikTok menolak meberikan tanggapannya. Tapi, pasca-pemberitaan, TikTok memberikan respons lewat akun media sosial X. Pada intinya, TikTok menyatakan laporan yang diberitakan itu, "sesat dan secara faktual tidak akurat."
TikTok juga mengunggah bagian dari gugatannya atas undang-undang produk Capitol Hill yang memaksanya menjual kepemilikan di Amerika paling lambat 19 Januari mendatang jika tak ingin operasinya dibekukan dan dilarang. UU berlaku per April lalu.
"Divestasi yang dituntut agar TikTok bisa terus beroperasi di Amerika Serikat sangat tidak mungkin: tidak komersial, tidak teknologis, tak legal," kata TikTok.
Juru bicara TikTok, Michael Hughes, menambahkan, perusahaan terus bekerja dengan keyakinan baik yang bertujuan melindungi lebih jauh autentitas pengalaman TikTok. "Karena amat keliru untuk menduga kalau kami akan memfasilitasi divestasi, bahkan dipikirkan pun tidak," katanya sambil menambahkan, "Berita kode sumber algoritme sedang dipisah itu 100 persen salah."
Atas semua tanggapan dari TikTok itu, juru bicara Reuters menyatakan tak akan mengubah isi laporan yang sudah dimuatnya tersebut.
THE VERGE, REUTERS