JIKA data di hard disk PC Anda tiba-tiba hilang Jumat pekan lalu, Anda tak sendirian. Pasalnya, sekitar 23 juta PC jenis IBM di dunia sedang terancam wabah virus ganas. Yakni program virus yang diam-diam beranak pinak dan menyebar ke seluruh dunia. Uniknya, hanya ketika kalender elektronik intern komputer menunjuk hari Jumat tanggal 13, virus ini mengganas. Tiba-tiba akan terpampang di layar terminal PC tulisan "Datacrime Virus Released March 1989", dan beberapa detik kemudian semua data dan program di dalam disket maupun hard disk akan terhapus . Bila data vital perusahaan yang terkena, akibatnya tentu mengenaskan. Oleh karena itu, begitu tersiar kabar kehadiran wabah ini bulan lalu, para pemilik PC pun segera mengambil langkah-langkah pengamanan. Para pakar virus PC panen menjadi konsultan di berbagai perusahaan Bahkan IBM -- si raja produsen komputer -- menyediakan disket khusus berisi program mendeteksi virus, bulan lalu. Semua ini bermula dari desas-desus yang beredar setelah berlangsungnya seminar para pecandu komputer di Belanda, Agustus lalu. Yakni setelah peserta seminar membocorkan pada pers bahwa seorang pecandu telah merancang virus yang akan mengganas pada 13 Oktober. Maka, para pemilik PC pun mulai memeriksa disket dan hard disk penyimpan data serta program mereka. Hasilnya ternyata mengejutkan. Sekitar 100 ribu PC di Belanda, atau 10% dari total PC jenis IBM di negara itu, ternyata sudah ketularan. Negara lain juga terkena. Di AS sedikitnya 25 kasus sudah dilaporkan. Sedangkan di Tnggris, sebuah institut untuk orang buta mengaku menemukan virus sejenis di jaringan PC-nya. Di Zurich, 75 dari 3.500 PC milik Pemerintah Swiss ternyata sudah tertular. Namun, karena terdeteksi sebelum masa aktif, virus tak sempat menghancurkan data. "Tampaknya kami terhindar dari musibah," kata Markus Enzker, kepala Data Prof AG, instansi yang menyediakan nasihat gratis tentang virus via telepon di Swiss. Kantor pos Denmark pun nyaris terkena musibah ini. Pemeriksaan yang dilakukan bulan lalu mendeteksi kehadiran virus di 260 komputer instansi ini. "Untung, kami mengetahui sebelumnya, dan ada waktu untuk membersihkannya," kata Bjarne Wind, Direktur Danish Postgiro, yang menangani bidang perbankan kantor pos Denmark. Bila tidak, bisa gawat. "Memang, kami memiliki data cadangan, tapi tetap akan menimbulkan kerugian besar karena waktu kerja yang terbuang," kata Bjarne Wind kepada kantor berita Reuters. Sebagai bayangan, para pakar memperkirakan bahwa kerugian akibat virus buatan seorang mahasiswa Universitas Cornell, November lalu, diperkirakan sekitar Rp 35 milyar. Yakni ketika virus ciptaan Robert Morris berhasil menulari ribuan komputer yang tersambung pada jaringan riset nasional AS yang menghapus berbagai data penting. Robert Morris mungkin akan mendekam selama lima tahun di penjara akibat ulahnya ini. Di AS, perangkat hukum setempat memang mampu menjaring pembuat program virus ke meja hijau. Tapi banyak negara belum memilikinya, termasuk Belanda. Akibatnya, polisi Belanda hanya mampu membantu masyarakat negara itu, dengan menyediakan program antivirus seharga Rp 8.000 sebuah, yang diiklankan melalui siaran TV, dan terbukti laku keras. Sedikitnya 30 ribu disket telah dibeli para pemilik PC di Belanda. Kebanyakan dari mereka mengetahui ancaman dan cara kerja virus ini dari siaran TV itu, yang memperlihatkan empat jenis jutus yang dilakukan virus untuk menghapus data. Yakni jurus woord-gek (kata gila), break-2, tilt, dan regen water (air hujan) Jurus woord-gek membuat kata-kata dalam teks bergerak naik turun melewati barisnya hingga mengubah arti. Break-2 menghapus data secara zig-zag. Tilt membuat kata demi kata bergerak ke atas dan menghilang. Yang paling menarik adalah jurus regen water: kata-kata pada layar berjatuhan bagai rintikan hujan. Di Indonesia, jurus-jurus ini tampaknya baru terlihat di layar TV. Yaitu ketika TVRI menayangkan laporan dari Inggris tentang virus ini, Sabtu malam pekan lalu. Adapun si virus sendiri kelihatannya belum masuk ke Indonesia. Paling tidak, pemantauan TEMPO di berbagai kota di Indonesia belum mendeteksi kehadirannya. Kendati demikian, sejak awal bulan ini PT USI menyediakan disket berisi program pendeteksi virus bernama "Virus Scanning Program" atau biasa disebut Virscan. Perwakilan IBM di Indonesia ini menyediakan program itu bagi keperluan pemakai IBM ataupun para dealer-nya di Indonesia . "Program ini bisa mendeteksi kehadiran 17 virus, termasuk Datacrime," kata Winarno, Manajer Produksi PT USI. Tapi ini sekadar mendeteksi kehadiran saja, soal memusnahkannya bisa dilakukan dengan memformat kembali disket atau hard disk itu. Bagi yang berminat memiliki Virscan, PT USI menjualnya dengan harga sekitar Rp 70 ribu dalam bentuk disket berukuran 5,25 dan 3,5 inci. Namun, memiliki Virscan bukan berarti aman dari serangan virus. Pasalnya, saat ini diperkirakan telah beredar 200-an jenis virus, belum termasuk modifikasinya yang bisa mencapai puluhan untuk setiap jenis virus. Virus Datacrime, misalnya, termasuk jenis virus tipe bom waktu, yang akan beraksi pada waktu yang ditentukan pembuatnya. Jenis ini sebenarnya sudah dikenal sejak 197, ketika ditemukan virus serupa di Universitas Hebrew, Israel. Virus ini juga dirancang untuk menghapus data setiap tanggal 13 yang jatuh pada hari Jumat. Yakni hari yang dianggap sial dalam takhayul orang Barat. Oleh karena itu, cara paling aman terhadap jenis virus ini adalah mematikan jam internal komputer setiap tanggal istimewa itu. Tahun depan, hal ini akan terjadi pada bulan April dan Juli. Alhasil, kalau virus ternyata menyerang pada hari Jumat Kliwon, kita tentu bisa menebak dari mana si pembuat virus berasal. Bambang Harymurti, Tommy Tamtomo (Jakarta) & Asbari N Krisna (Belanda)
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini