Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

<font size=2 color=#FF9900>KORPORASI</font><br />Sinotruk Merambah Pasar

PT Intraco Penta akan memasarkan truk asal Cina. Menggeser India.

7 Maret 2011 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

PRODUSEN truk asal Cina makin berkibar di Indonesia. Setelah Beiqi Foton Motor Co, kini Sinotruk Shandong Jixin Auto Sales Co berencana masuk ke segmen yang sama.

Perusahaan otomotif asal Negeri Panda itu menggandeng PT Intraco Penta Tbk untuk memasarkan truk kelas berat (heavy duty). "Targetnya, Mei atau Juni nanti truk mereka sudah masuk pasar," kata Direktur Pemasaran Intraco Penta, Willy Rumondor, kepada Tempo pekan lalu.

Kerja sama Intraco dengan Sinotruk sebetulnya sudah dijajaki tiga tahun lalu. Pada medio 2008, Komisaris Intraco dan Sinotruk bertemu di Beijing. Dalam sebuah rapat, pertengahan tahun lalu, jajaran Komisaris Intraco meminta direksi merealisasikan kerja sama dengan perusahaan milik China National Heavy Duty Truck Company itu.

Pada Oktober 2010, rombongan manajemen Intraco Penta, Komisaris Utama Halex Halim, Direktur Utama Petrus Halim, dan Willy, terbang lagi ke Cina. Ketiganya mengunjungi pabrik Sinotruk di Kota Jinan, Provinsi Shandong.

Rupanya, manajemen Intraco kepincut oleh produk Sinotruk, yang dianggap pas dengan segmen pasar Intraco Penta sebagai pemasok alat berat ternama di Indonesia. Akhirnya Intraco dan Sinotruk sepakat bekerja sama.

Yang Zhengxu, Direktur Eksekutif Sinotruk Export Import Co Ltd-unit usaha Sinotruk-menandatangani nota kesepahaman dengan Petrus Halim di Grand Hyatt Jakarta, Rabu siang tiga pekan lalu. Intraco akan menjadi dealer utama penjual delapan merek produksi Sinotruk, di antaranya Howo, Styer, Hoka, dan Hova.

Menurut Direktur Keuangan Intraco Fred L. Manibog, harga satu unit truk Sinotruk berbobot sekitar 24 ton sekitar US$ 100 ribu (Rp 890 juta). Pada tahap awal, Intraco menargetkan penjualan 50 unit atau sekitar US$ 5 juta (Rp 45 miliar) selama setahun. "Tak muluk-muluk dululah," katanya.

Masuknya Sinotruk menambah ketat persaingan pasar truk di Indonesia. Sejauh ini kue pasar truk ringan sampai berat sudah diperebutkan merek ternama seperti Fuso (Mitsubishi), Hino, Dyna (Toyota), Isuzu, Foton, Renault, Volvo, dan Mercedes-Benz. Tahun lalu Hino menguasai pangsa pasar penjualan jenis truk ringan sekitar 60 persen.

Tentu saja konsumen, khususnya perusahaan-perusahaan di Indonesia, tak akan langsung menerima Sinotruk. Apalagi masyarakat masih punya persepsi negatif terhadap kualitas mobil asal Cina, yang dianggap tak seandal produksi Jepang, Eropa, atau Amerika Serikat.

Harga jual truk Sinotruk juga bisa semakin mahal karena pemerintah Indonesia masih akan mengenakan tarif bea masuk atas kendaraan utuh (completely built up) jenis komersial 5-40 persen.

Menurut Direktur Jenderal Industri Berbasis Teknologi Unggul Kementerian Perindustrian, Budi Darmadi, truk Cina masih akan kena bea masuk meski Indonesia sudah meneken perjanjian kerja sama perdagangan bebas antara Cina dan negara di kawasan Asia Tenggara (CAFTA). "Baru pada 2018, bea masuk mobil Cina akan berkurang," katanya.

Pengamat otomotif Freddy Sutrisno berpendapat Sinotruk tetap punya peluang menembus pasar di Indonesia. Sepuluh tahun lalu, katanya, persepsi konsumen terhadap kendaraan produksi Cina memang negatif. Tapi sekarang, "Mereka belajar setelah Zhejiang Geely (perusahaan otomotif Cina) mengakuisisi Volvo," ujarnya.

Penasihat asosiasi Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia itu boleh jadi benar. Produsen otomotif lain tak bisa memandang remeh Sinotruk. Berdasarkan hasil riset Global Insight, sekarang Sinotruk sudah menjadi produsen truk nomor empat di dunia, menggeser Tata (India).

Padjar Iswara

Total Produksi Produsen Truk Dunia 2009
(Dalam Unit)

Daimler AG (Jerman) 229.000
Dong Feng Motor (Cina) 193.000
FAW Group (Cina) 182.000
Sinotruk (Cina)125.000
SUMBER: GLOBAL INSIGHT

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus