10 Tahun, Satu Lantai

GEDUNG Pola di Jakarta sudah jarang diaktifkan. Tapi selama dua minggu terakhir Agustus ia hidup kembali dengan adanya laporan visuil 10 Tahun Pembangunan Orde Baru di Lantai I. "Melalui laporan ini, diharapkan masyarakat akan dapat memperoleh gambaran yang bulat dan pengertian yang utuh tentang program, kegiatan serta permasalahan dalam pembangunan nasionalnya," demikian brosurnya yang tersedia untuk para pengunjung. Namun dari cara penyajiannya, besar kemungkinan para pengunjung hanya mendapat gambaran selayang pandang saja. Bahan visuil yang dipamerkan di situ jelas terbatas sekali. Terlalu sedikit untuk bisa menggambarkan masa 10 tahun pembangunan. Hanya satu lantai di bagian bawah gedung sebesar dan semegah itu yang terpakai. Sesungguhnya banyak ruangan yang tersedia kosong. Di tempat sama, pernah diadakan laporan visuil ketika masih zaman Repelita 1. Ketika itu jumlah foto dan grafik dalam 1100 panil yang dipajangkan memenuhi empat lantai. Suasananya kelihatan megah. Selain nasional, digambarkan juga kemajuan propinsi satu demi satu. Pada laporan visuil terakhir ini hanya disajikan kemajuan dan permasalahan nasional secara menyeluruh. Dalam hanya 96 panil. Tiada lagi propinsi satu demi satu. "Maksudnya diadakan begini supaya praktis," kata seorang pejabat pameran. Sedikitnya tiga instansi terlibat dalam menyelenggarakannya, yaitu: Deppen, Sekneg dan Bappenas. Juga terdapat PT Inscore Zecha (sebagai konsultan) serta Institut Teknologi Bandung dan Akademi Sinematografi LPKJ (keduanya sebagai pelaksana). "Koordinasi di antara semua itu kurang sekali," kata seorang tokoh pelaksananya yang rupanya belum begitu gembira dengan hasil penyajian kali ini. Memasuki lantai I itu, suara narrator yang ditape terdengar mengiringi slide system yang besar di suatu sudut. Di sudut lain yang tidak jauh letaknya terdengar pula suara manusia dari peragaan slide yang juga agak keras. Selain itu, ada pula diperdengarkan musik merdu untuk seluruh lantai.