Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Publik Relation PT Nusa Wana Raya (NWR), pemasok kayu PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP), Abdul Hadi, menyebutkan pencarian korban akibat kecelakaan truk pengangkut pekerja PT Empat Res Bersaudara (ERB) dinyatakan selesai. Pencarian dihentikan setelah seluruh korban berhasil ditemukan pada Senin 24 Februari 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dari proses pencarian tersebut, ditemukan 17 orang selamat dan 15 orang meninggal termasuk sopir akibat kecelakaan truk. Seluruh korban merupakan pekerja tanam dan pemeliharaan kebun kayu akasia di PT NWR, pemasok kayu PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP). "Kejadiaannya pada hari libur kerja," kata Abdul Hadi pada Tempo, Selasa, 25 Februari 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Adapun kecelakaan itu terjadi pada Sabtu 22 Februari 2025. Awalnya, sekitar pukul 10.00 WIB, mobil coltdiesel yang mengangkut puluhan rombongan termasuk anak-anak terjun ke Sungai Segati, Kecamatan Langgam, Kabupaten Pelalawan, Riau. Mereka bertolak dari camp hendak menuju KM 60 untuk berbelanja.
Kejadian itu pertama kali diketahui seorang karyawan PT NWR yang sedang melintas. Abdul Hadi, mengatakan mereka langsung melaporkan kejadian itu ke Polsek Langgam dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pelalawan.
Dia melanjutkan, perusahaan juga turut bantu evakuasi korban sejak hari pertama, bersama BPBD, Basarnas, Brimob Polda Riau, Polsek Langgam hingga Koramil 09 Langgam. Termasuk mendirikan posko informasi di lokasi kejadian, menyediakan empat ambulance berikut tenaga medis serta menurunkan dua alat berat dan speed boat.
Hari pertama penanganan, tim evakuasi 17 orang dalam keadaan selamat dan 4 meninggal. Sementara 11 orang masih dalam pencarian. Masing-masing ditemukan secara terpisah pada hari kedua dan ketiga, sekitar 50 sampai 200 meter dari lokasi kejadian.
"Seluruh korban yang selamat dan meninggal, dievakuasi dan dapat penanganan awal di klinik PT NWR. Kami bantu identifikasi korban meninggal sebelum diserahkan pada keluarga. Lokasi pemakaman ditentukan keluarga masing-masing korban," terang Abdul Hadi.
Abdul Hadi, menjelaskan secara administrasi dan tanggung jawab ketenagakerjaan kejadian itu ditangani PT ERB karena korban merupakan karyawan perusahaan kontraktor tanam dan pemeliharaan PT NWR. Kecelakaan tunggal itu juga terjadi di luar jam kerja.
"Secara administrasi harusnya itu ada evaluasi bagi ERB. Tapi kita lebih ke pendekatan humanis saja. Pembinaan terhadap ERB dari berbagai aspek akan dilakukan. Sementara PT NWR akan memberikan bantuan bentuk simpati dan empati bagi para korban dan keluarga," kata Abdul Hadi.