Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Para pengemudi ojek online (ojol) mengancam akan turun ke jalan bila subsidi bahan bakar minyak (BBM) untuk mereka dicabut. Rencana demonstrasi itu disampaikan oleh Ketua Umum Asosiasi Pengemudi Ojek Daring Garda Indonesia, Igun Wicaksono, merespons keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia soal pencabutan subsidi BBM bagi ojol.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Jika sampai ojol tidak dapat menerima atau mengisi BBM bersubsidi, maka pastinya akan terjadi gelombang aksi unjuk rasa besar-besaran di seluruh Indonesia untuk memprotes keputusan Menteri ESDM Bahlil Lahadalia ini,” ucap Igun ketika dihubungi pada Kamis, 28 November 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Igun mengatakan, dirinya akan mengonsolidasi hingga total 4 juta buruh yang tergabung dalam asosiasi untuk melakukan aksi unjuk rasa sekaligus mogok massal. Bila mogok massal ojol dilakukan, Igun percaya, hal tersebut akan membuat pola distribusi barang secara nasional akan terganggu.
“(Kami konsolidasi) turun ke jalan secara bergelombang dan mogok nasional. (Dengan) jumlah ojol mencapai 4 juta ojol diseluruh Indonesia, pastinya akan mengganggu pola transportasi dan distribusi barang retail bagi masyarakat secara nasional,” kata Igun.
Igun bahkan mempertanyakan letak hati nurani dari seorang Bahlil. Menurutnya, ojol selama ini sudah menjadi sapi perah dari perusahaan aplikator dengan hasil pendapatan yang tidak seberapa. Bila akhirnya dicabut, hal tersebut akan semakin menyulitkan hidup para ojol.
“Di mana hati nurani Menteri ESDM Bahlil kepada rakyat kecil yang berprofesi sebagai ojol,” ujarnya.
Oleh karena itu, Igun menunggu tanggapan dari Bahlil terkait penolakan yang telah disuarakan oleh para ojol. Igun ingin agar Bahlil sesegera mungkin menarik ucapannya dan membatalkan pencabutan subsidi BBM untuk ojol. Bila tidak, demosntrasi besar-besaran akan benar-benar dilakukan.
“Pernyataan yang disampaikan Bahlil ini merupakan pernyataan menantang para pengemudi ojol untuk melakukan protes besar terhadap pemerintah,” kata Igun.
Sebelumnya Bahlil menyatakan bahwa subsidi BBM hanya akan diperuntukkan untuk kendaraan berplat kuning. Hal ini dilakukan agar ongkos atau tarif untuk menaiki transportasi tersebut tidak ikut naik imbas pencabutan subsidi BBM.
“Salah satu di antaranya adalah yang berhak menerima subsidi adalah kendaraan yang berpelat kuning. Angkot, supaya apa? Harganya angkutannya nggak boleh naik,” kata Bahlil saat ditemui di kediamannya, Rabu, 27 November 2024.
Sementara itu untuk ojol, Bahlil menyebut tidak akan diberikan subsidi. Menurutnya, ojol bukan bagian dari transportasi publik, melainkan bagian dari usaha atau bisnis masyarakat. Sehingga, tidak pantas bila ikut diberikan subsidi.
“Ojek dia kan pakai untuk usaha. Loh iya dong, masa usaha di subsidi?” ujarnya.