Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Lo Kheng Hong kini tercatat memiliki empat saham perusahaan yang jumlahnya masing-masing di atas 5 persen.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) per Senin, 14 November 2022, menunjukkan empat saham yang dimiliki oleh investor kawakan itu adalah PT Gajah Tunggal Tbk. (GJTL), PT Global Mediacom Tbk. (BMTR), PT Clipan Finance Indonesia Tbk. (CFIN) dan PT Intiland Development Tbk. (DILD).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pria yang sering disebut sebagai Warren Buffett-nya Indonesia itu memegang 1.058.274.000 saham BMTR yang merupakan anak usaha MNCN milik Hary Tanoesoedibjo atau Hary Tanoe. Ia membagi kepemilikannya dalam 6 rekening efek berbeda, yang tertinggi melalui PT Panin Sekuritas sebanyak 721.336.800 saham.
Berikutnya, untuk saham perusahaan pembiayaan CFIN, Pak Lo tercatat memiliki 5,12 persen total saham atau sebanyak 203.944.700 saham. Ia membagi kepemilikannya dalam 4 rekening sekuritas berbeda.
Pada emiten properti DILD, Pak Lo--sapaan Lo Kheng Hong--menggenggam total 651.416.700 saham atau 6,28 persen dari total saham perusahaan. Kepemilikan saham itu disebar ke dalam 6 rekening sekuritas yang berbeda dengan kepemilikan terbanyak sebesar 497.963.100 lembar melalui PT Sinarmas Sekuritas.
Terakhir, saham emiten produsen ban GJTL, Lo Kheng Hong memiliki 5,17 persen dari total saham perusahaan atau sebanyak 180.001.000 saham lewat 8 rekening sekuritas yang berbeda.
Selanjutnya: Nama LKH kembali tercatat sebagai...
Nama LKH kembali tercatat sebagai pemegang saham minoritas GJTL setelah sebelumnya pada data KSEI per 9 November 2022, nama investor yang menggunakan analisis fundamental ini tidak lagi menjadi pemegang saham dengan kepemilikan di atas 5 persen dari GJTL.
Padahal, sebelumnya, pada laporan per 30 September 2022, nama Pak Lo masih ada dengan menggenggam saham sebanyak 180.001.000 saham, atau setara dengan kepemilikan saham 5,165 persen.
Bila mengacu pada data lama dan terbaru KSEI, jumlah kepemilikan saham Lo Kheng Hong tak berubah.
Bursa saham kini memakai single investor identification (SID). Dengan cara itu, walapun pemegang saham memecah kepemilikannya menggunakan beberapa nominee, nama pemegang saham asli bakal tetap muncul selama total kepemilikannya di atas 5 persen.
Hingga penutupan sesi I pada hari ini tercatat saham GJTL naik 0,85 persen atau 5 poin ke harga 590 dengan kapitalisasi pasar Rp 2,06 triliun. Harga saham GJTL sejak menghilangnya nama LHK pada 9 November 2022 mengalami penurunan beberapa kali dari posisi harga 615 pada penutupan 8 November 2022.
BISNIS
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.