Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Ada Kereta Tanpa Rel di IKN, Bagaimana Konsepnya?

Seperti apa konsep kereta tanpa rel atau trem otonom terpadu (ART) di IKN?

12 Agustus 2024 | 15.23 WIB

Kementerian Perhubungan melakukan uji coba autonomus rail transit (ART) atau kereta otonom tanpa rel di Ibu Kota Nusantara (IKN) pada Jumat, 9 Juli 2024. TEMPO/Riri Rahayu
Perbesar
Kementerian Perhubungan melakukan uji coba autonomus rail transit (ART) atau kereta otonom tanpa rel di Ibu Kota Nusantara (IKN) pada Jumat, 9 Juli 2024. TEMPO/Riri Rahayu

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN) melakukan uji coba trem otonom atau autonomous rapid transit (ART) dalam rangka persiapan menyambut upacara Hari Ulang Tahun (HUT) ke-79 RI. Uji coba kereta tanpa rel itu merupakan tindak lanjut dari pemeriksaan internal yang telah dilakukan pada Selasa, 6 Agustus 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

“Trem otonom ini nantinya akan digunakan sebagai moda transportasi di kawasan IKN ketika perhelatan upacara 17 Agustus 2024,” kata Direktorat Jenderal (Ditjen) Perkeretaapian Kementerian Perhubungan (Kemenhub) melalui unggahan di Instagram, Sabtu, 10 Agustus 2024. Lantas, seperti apa trem otonom di IKN? 

Konsep Kereta Tanpa Rel di IKN


Deputi Bidang Transformasi Hijau dan Digital Otorita IKN, Mohammed Ali Berawi mengatakan trem otonom terpadu adalah inovasi baru di bidang moda transportasi darat. Kereta tanpa rel itu merupakan gabungan dari sistem kereta ringan atau light rapid transit (LRT) dan autonomous bus. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

“Bicara karakter bus, trem otonom terpadu ini memang menggunakan ban karet dan bergerak di jalan. Namun, jika kita bicara karakter kereta api, maka dia punya virtual track, bentuknya marka jalan, lalu ter-detect melalui sensor Lidar (light detection and ranging) dan GPS (global positioning system)," kata Ali dalam keterangan tertulisnya, Ahad, 11 Agustus 2024.

Jadi, kata Ali, kereta ini memiliki jalur khusus dan sifatnya otonom. "Kedua, ruang kemudi ada dua, di depan dan belakang. Ini menunjukkan trem ini bisa bergerak forward (maju dari depan) dan backward (dari belakang),” tuturnya.  

Dia mengklaim kereta tanpa rel tersebut mempunyai beberapa keunggulan, seperti biaya investasi yang lebih efisien dibandingkan dengan kereta konvensional. Kemudian, dari segi kapasitas, trem otonom terpadu dapat mengangkut 300 orang dalam tiga gerbong dan 500 orang dalam lima gerbong melalui satu trainset dengan sekali perjalanan. 

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), lanjut dia, tengah membangun delapan halte utama untuk menunjang operasional trem otonom terpadu. Halte-halte itu nantinya akan digunakan saat jalur lintasan utama sudah siap seluruhnya, dengan rute mulai dari Sumbu Kebangsaan Sisi Barat, depan Istana Presiden, Sumbu Kebangsaan Sisi Timur, hingga kembali ke rute awal dengan total jarak sekitar 4,9 kilometer. 

Dalam sekali pengisian daya, trem otonom terpadu disebut mampu menempuh perjalanan hingga 70 kilometer. Adapun kereta tanpa rel itu akan menjadi teknologi pertama di Indonesia yang menggunakan baterai dan dipandu oleh marka jalan. 

Uji Coba hingga Oktober


Proyek trem otonom terpadu tanpa rel adalah hasil kerja sama antara Otorita IKN dan kontraktor pertahanan asal Cina, China North Industries Group Corporation atau Norinco. Selain itu, Otorita juga menggandeng produsen sarana perkeretaapian Tiongkok, CRRC Corporation Limited. 

Kegiatan proof-of-concept (PoC) trem otonom terpadu akan berlangsung selama dua bulan, mulai 10 Agustus hingga Oktober 2024. Uji coba moda transportasi itu dilakukan untuk menilai keandalan teknis, keekonomisan, interoperabilitas, dan transfer pengetahuan sebelum implementasi di Indonesia, terutama di IKN di masa mendatang. 

“Keberhasilan trem otonom tersebut juga ditentukan oleh partisipasi seluruh pihak, termasuk masyarakat yang perlu mempersiapkan diri untuk hidup di area dan era yang membutuhkan pembaharuan, termasuk dalam penggunaan kendaraan otonom sebagai transportasi massal,” bunyi rilis pers Humas Otorita IKN. 

Melynda Dwi Puspita berkontribusi dalam penulisan artikel ini.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus