Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Adhi Karya Sebut Kementerian Perhubungan Belum Bayar Proyek LRT Jabodebek Rp 2,1 Triliun

Kementerian Perhubungan belum membayar Rp 2,1 triliun atas proyek LRT Jabodebek.

5 Maret 2025 | 14.43 WIB

Teknisi kereta Light Rail Transit (LRT) Jabodebek melakukan perawatan harian kereta di Depo LRT Jatimulya, Bekasi, Jawa Barat, 24 Februari 2025. Tempo/Ilham Balindra
Perbesar
Teknisi kereta Light Rail Transit (LRT) Jabodebek melakukan perawatan harian kereta di Depo LRT Jatimulya, Bekasi, Jawa Barat, 24 Februari 2025. Tempo/Ilham Balindra

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - PT Adhi Karya (Persero) Tbk atau Adhi Karya meminta dukungan Komisi VI Dewan Perwakilan Rakyat dalam pencarian termin proyek LRT Jabodebek. Adapun, Kementerian Perhubungan belum membayar Rp 2,1 triliun atas proyek ini.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Direktur Utama Adhi Karya Entus Asnawi Mukhson mengatakan tersebut bernilai signifikan terhadap kelangsungan usaha. “Yang sudah beroperasi itu. Alhamdulilah lancar, tinggal pembayarannya,” kata Entus saat rapat dengan Komisi VI DPR di Kompleks Parlemen, Jakarta, pada Rabu, 5 Maret 2025. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Meski demikian, Entus mengatakan perseroannya telah bertemu dengan Kementerian Keuangan dan Kementerian Perhubungan untuk mencari skema pembayaran. 

Selain itu, Adhi Karya juga meminta dukungan Penyertaan Modal Negara (PMN) ke Komisi VI Dewan Perwakilan Rakyat untuk memenuhi setoran ekuitas pada Pembangunan Jalan Tol Jogja-Solo dan Jogja-Bawen. PMN ini juga untuk melanjutkan pengembangan lini investasi ADHI dan meningkatkan proporsi recurring income untuk menciptakan stabilitas pendapatan dan mengurangi  risiko ketergantungan terhadap kontrak pemerintah. “Ini sudah dibahas, sudah masuk, masalah rinciannya yang belum,” kata Entus. 

Adhi Karya juga meminta dukungan DPR untuk penjamin pemerintah atas obligasi perseroan. Penjaminan pemerintah dalam penerbitan surat utang disebut bisa meningkatkan kepercayaan investor terhadap instrumen utang yang diterbitkan Adhi Karya.  

Sepanjang 2024 Adhi Karya mencatatkan perolehan kontrak Rp 20,1 triliun. “Kalau dijumlahkan dari kontak sebelumnya ada, carry over Rp 35,2 triliun menjadi 55,3 triliun,” kata dia. 

Adapun, lima proyek penyumbang perolehan kontrak ini meliputi SarPras tambang udang Sumbar Rp 3,2 triliun, Istana Wakil Presiden Rp 1,3 triliun, EPCC Ketty & Propylene Storage Tank Rp 0,7 triliun, jembatan Pulau Balang Bentang Pendek Fase 2 Rp 0,5 triliun, dan tol IKN Paket IB segmen Bandara Sepinggan-Tol Balsam Rp 0,5 triliun. “Ini beberapa proyek yang memberikan kontribusi cukup besar ke Adhi Karya,” kata dia. 

Adil Al Hasan

Adil Al Hasan

Bergabung dengan Tempo sejak 2023 dan sehari-hari meliput isu ekonomi. Fellow beberapa program termasuk Jurnalisme Data AJI Indonesia.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus