Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Airlangga Sebut KEK Pariwisata Masih Sepi Investor

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan KEK dari sektor pariwisata masih sepi investor, padahal berpotensi mendatangkan devisa dengan cepat.

18 Desember 2024 | 07.54 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan nilai investasi di kawasan ekonomi khusus (KEK) sektor pariwisata masih lesu karena sepi investor. “Yang belum (banyak investor) yang terkait dengan pariwisata. Jadi yang pariwisata, apakah itu Tanjung Lesung, apakah itu yang di Morotai, atau di Sulawesi Utara (Likupang),” ujar Airlangga saat ditemui di Pangkalan TNI AU (Lanud) Halim Perdanakusuma, Jakarta pada Selasa,17 Desember 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kondisi KEK pariwisata, kata dia, berbeda dengan KEK industri seperti di Batang di Jawa Tengah ataupun di Kendal dan Gresik di Jawa Timur. Ketiga kawasan tersebut telah mencatatkan perkembangan yang baik.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Padahal, menurut Airlangga, KEK dari sektor pariwisata berpotensi mendatangkan devisa dengan cepat. Oleh karena itu, pihaknya menginisiasi pembukaan jalur pesawat regional (regional airline) sebagai tindak lanjut dari minimnya akses yang membuat progres investasi dari kawasan tersebut terhambat.

Ia berujar, pembukaan jalur pesawat regional yang dilakukan memungkinkan wisatawan untuk sampai langsung ke destinasi tujuan. “Nah sebagai contoh, Mandalika, kemudian juga Labuan Bajo. Kalau bencananya sudah selesai, nah ini akses pesawat langsungnya akan coba didorong, sehingga dengan demikian pintu untuk menarik turis semakin besar,” kata dia.

Airlangga menilai upaya tersebut sebagai bentuk insentif dalam rangka menarik para investor. Dengan demikian, untuk saat ini pihaknya memfokuskan pembukaan jalur pesawat regional khususnya di sektor-sektor pariwisata yang masih membutuhkan suntikan investasi.

"Yang masih kita perhatikan yang pariwisata, yang paling penting. Kalau enggak ada penerbangan, bagaimana turis datang? Kalau dia harus ke Jakarta dulu, dari Jakarta baru ke, katakanlah ke Mandalika, ke Labuan Bajo. Harus ke Jakarta dulu, baru Sulawesi Utara kan bolak-balik. Pre-Covid dulu direct flight-nya banyak dari regional langsung," ujar Airlangga.

Sementara itu, untuk  tenant investor sendiri, Airlangga menyatakan untuk saat ini masing-masing kawasan sudah memiliki paket tenant sendiri-sendiri. 

Tenant di PT Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB) misalnya, berasal dari berbagai negara seperti China, Korea Selatan, Chili, Thailand, Amerika Serikat, Jepang, Belanda, Taiwan, Singapura, dan tentunya Indonesia. Direktur Utama PT KITB Ngurah Wirawan menyampaikan hal ini di kompleks KITB, Jawa Tengah, Ahad, 15 Desember 2024.

Berdasarkan keterangannya, KITB telah lolos proses verifikasi penetapan status KEK dan bakal memperoleh status KEK di tiga sektor sekaligus, yakni KEK industri dan pengolahan, logistik dan transportasi, sekaligus pariwisata. Namun, dia masih menunggu terbitnya peraturan pemerintah yang ditandatangani oleh Presiden Prabowo Subianto terkait status KEK yang telah ditetapkan sebagai Proyek Strategis Nasional (PSN).

Eka Yudha Saputra dan Hammam Izzuddin berkontribusi dalam penulisan artikel ini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus