Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

Amran Sulaiman: Ada Pengamat dari Kampus Ternama bakal Dipenjarakan

Saat memamerkan capaian food estate, Menteri Amran Sulaiman tiba-tiba menyebut akan ada pengamat dari kampus ternama yang dipenjarakan.

16 April 2025 | 11.31 WIB

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman memberikan keterangan setelah melakukan pertemuan dengan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden RI ke 10 dan ke - 12, Jusuf Kalla, di Komplek Istana Kepresidenan, Jakarta, 4 Februari 2025. Menteri Pertanian melaporkan kepada Presiden bahwa peningkatan produksi beras dalam negeri mencapai 50 persen atau 13 - 14 juta ton diperkirakan surplus 4 juta ton serta memastikan ketersediaan bahan pangan dan harga stabil menjelang bulan Ramadhan.  Tempo/Imam Sukamto
Perbesar
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman memberikan keterangan setelah melakukan pertemuan dengan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden RI ke 10 dan ke - 12, Jusuf Kalla, di Komplek Istana Kepresidenan, Jakarta, 4 Februari 2025. Menteri Pertanian melaporkan kepada Presiden bahwa peningkatan produksi beras dalam negeri mencapai 50 persen atau 13 - 14 juta ton diperkirakan surplus 4 juta ton serta memastikan ketersediaan bahan pangan dan harga stabil menjelang bulan Ramadhan. Tempo/Imam Sukamto

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Pernyataan Menteri Pertanian atau Mentan Amran Sulaiman soal seorang pengamat akan segera dipenjara berkembang viral di media sosial. Ucapan itu disampaikannya ketika berbicara dalam acara Dies Natalis ke-49 Universitas Sebelas Maret, Surakarta, pada Selasa, 11 Maret 2025.

Di media sosial X (dulu Twitter), cuplikan video pidato Amran di antaranya diunggah oleh @tham878. "Mentan Amran : Ada pengamat musuh negara...kemungkinan besar sebentar lagi dipenjara," tulis akun itu pada Rabu, 23 Maret 2025.

Lalu sebenarnya seperti apa pernyataan Amran tersebut?

Dalam pidato di acara Sidang Terbuka Senat Akademik Dies Natalis ke-49 Universitas Sebelas Maret yang diunggah di kanal YouTube Universitas Sebelas Maret (UNS) pada Rabu, 12 Maret 2025, Amran mula-mula memamerkan capaian program cetak sawah rakyat di Merauke, Papua Selatan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Amran membeberkan percakapan antara ia dan Presiden Prabowo Subianto kala Kepala Negara berkunjung ke Merauke pada Ahad, 3 November 2024. Di sana, Prabowo melihat program yang sebelumnya lebih dikenal sebagai lumbung pangan atau food estate itu tumbuh, berbeda dengan keraguan sejumlah kalangan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ia mengatakan, mereka yang meragukan cetak sawah hanya mementingkan uang dan bisa jadi merupakan importir yang tak ingin Indonesia swasembada.

Adapun food estate di Kalimantan Tengah berupa pembangunan sawah akhirnya mangkrak selama puluhan tahun terjadi, menurut dia, karena egosektoral. Akibatnya, yang terbangun hanya jaringan irigasi.

Ia mengklaim langsung menggarap proyek cetak sawah dan tumbuh. Amran pun membidik 3 juta hektare tercetak selama tiga tahun, asal tak dihalang-halangi, misal oleh pengamat.

"Maaf karena ada juga pengamat ternyata adalah musuh negara. Sebentar lagi, maaf Pak Rektor dan Guru Besar, tapi sebentar lagi kemungkinan besar dipenjara. Dia bagian dari masalah di republik ini," ucap Amran seperti dipantau dari kanal YouTube Universitas Sebelas Maret pada Selasa, 15 April 2025.

Amran tak menyebut gamblang siapa pengamat yang dimaksud. Menurut dia, pengamat ini berasal dari salah satu perguruan tinggi ternama di Indonesia.

Namun Amran memastikan akademisi itu tak berasal dari UNS. Ia berkelakar, seandainya pengamat itu dari UNS, ia pasti akan menolak penghargaan dari kampus di Surakarta itu.

"Kami dinego banyak orang, ‘Pak Menteri bisalah’. Enggak. Negara yang meminta, rakyat yang meminta, bukan Amran yang meminta. Kami kirim berkasnya ke penegak hukum. Mungkin sebentar lagi dia dipenjara. Pengamat terkenal dan kalau saya sebut namanya Bapak pasti tahu," ujar Amran.

"Tunggu Bapak Ibu, berdoa saja mudah-mudahan ia pindah alam," ucap Amran, menambahkan.

Tempo telah berupaya meminta konfirmasi ke Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementerian Pertanian Moch Arief Cahyono. Ia membalas salam Tempo, tapi tak merespons pertanyaan ihwal maksud “musuh negara” dan duduk perkara kasus yang menjerat sang pengamat.

Pilihan Editor: 100 Hari Kabinet Prabowo: Food Estate, Lumbung Pangan atau Masalah?

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus