Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Harga emas mengalami kontraksi selama beberapa pekan terakhir. Analis mata uang dan komoditas, Lukman Leongarga mengatakan, harga emas akan mengalami penurunan namun tetap terbatas. Pasalnya, permintaan fisik oleh bank-bank sentral dunia terutama dari Cina masih tetap kuat. “Harga emas diperkirakan akan berkisar US$ 2600-2700 (per troy ounce) hingga akhir tahun ini,” kata Lukman kepada Tempo, Selasa 18 November 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Untuk tahun depan, Lukman memproyeksikan harga emas bisa mencapai US$ 3000 (per troy ounce) bahkan lebih. Menurutnya, kenaikan ini akan gradual, berbeda dengan kenaikan signifikan yang terjadi tahun ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Hingga kuartal ketiga 2024, harga emas dalam negeri mengalami lonjakan signifikan sekitar 26,1 persen dan harga emas dunia melesat hingga 30 persen. “Kenaikan tahun depan idealnya akan berkisar 10-15 persen,” ujarnya.
Sementara itu, Research Analyst Mirae Asset, Rizkia Darmawan mengatakan kenaikan harga emas dunia bakal melambat salah satunya karena sentimen dari Presiden Amerika Serikat terpilih, Donald Trump. Menurutnya, fokus Trump terhadap peningkatan ekonomi domestik membuat daya beli emas di AS akan menurun. “Domestic economy-nya akan diperbaiki, orang akan mulai mengurangi proporsi safe haven (seperti emas),” kata Darma di Jakarta Selatan, Selasa, 12 November 2024.
Menurutnya, orang mulai kembali melirik pasar modal di AS. Hal itu ditandai dengan kenaikan beberapa indeks pasar saham seperti Dow Jones hingga S&P usai politikus Partai Republik tersebut menang dalam perhitungan suara.
Di sisi lain, harga emas dunia juga tampak terkoreksi. Spot emas dunia yang sempat menyentuh US$ 2.744 per troy ounce pada akhir Oktober 2024 lalu kini bergerak menurun. Pada Selasa, 12 November telah berada di level USS2.594 per troy ounce.
Darma mengatakan sebagai safe haven harga emas bakal terus naik. Namun, proyeksinya kenaikan pada 2025 tidak akan signifikan seperti setahun terakhir. “Mungkin 5-10 persen dibandingkan tahun lalu,” kata dia.
Kendati begitu, kata dia, pada prinsipnya harga emas akan memberikan hasil lebih baik dari pertumbuhan ekonomi global yang diperkirakan berkisar 3-5 persen. Sehingga, menurutnya emas akan tetap menjadi komoditas andalan untuk melawan inflasi dan ketidakpastian ekonomi.