Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Istilah jam koma kerap kali diungkapkan warganet dari kalangan gen Z di media sosial.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kata jam koma yang sempat viral di TikTok, X (Twitter), dan Instagram beberapa waktu yang lalu tersebut, digunakan untuk menyatakan keadaan seseorang yang mengalami kelelahan kognitif.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kelelahan itu tidak hanya berimbas pada penurunan performa fisik, tetapi juga fungsi mental, seperti susah fokus dan kurang bersemangat. Lantas, apa itu jam koma?
Pengertian Jam Koma
Melansir s2pendidikanbahasainggris.fbs.unesa.ac.id, jam koma merupakan keadaan di mana seseorang kehilangan fokus, seperti tiba-tiba lupa dengan apa yang akan dibicarakan atau dilakukan. Gangguan konsentrasi tersebut tentu bisa mengurangi produktivitas dalam kegiatan sehari-hari, baik untuk pekerjaan maupun studi.
Senada dengan hal itu, berdasarkan laman lib.ui.ac.id, istilah jam koma yang berorientasi pada kelelahan, yaitu kondisi yang ditandai dengan perasaan lelah dan menurunkan kesiapsiagaan serta berpengaruh terhadap produktivitas kerja. Secara umum, kelelahan dapat diartikan sebagai perubahan dari keadaan lebih kuat ke lebih lemah.
Kemudian, mengacu pada situs repository.uir.ac.id, jam koma yang merujuk pada kelelahan psikologis adalah respons individual yang dialami pada hubungan interpersonal, karena dorongan psikologis yang kuat.
Kelelahan psikologis juga dianggap sebagai suatu dimensi dari burnout yang ditandai dengan adanya perasaan tidak berdaya.
Penyebab Jam Koma
Jam koma atau kelelahan diatur secara sentral oleh otak. Ada struktur susunan saraf pusat yang penting dalam mengatur fungsi secara luas dan konsekuen, yaitu reticular formation atau sistem penggerak pada medula yang bisa menambah dan mengurangi sensitivitas dari cortex cerebri.
Cortex cerebri sendiri merupakan pusat kesadaran yang meliputi perasaan subjektif, refleks, persepsi, dan kemauan.
Perasaan lelah adalah reaksi fungsional dari cortex cerebri yang dipengaruhi oleh antagonistik, yaitu sistem penghambat dan sistem penggerak yang saling bergantian. Sistem penghambat yang berada di dalam thalamus mampu menurunkan kemampuan manusia dalam bereaksi, sehingga menyebabkan kecenderungan untuk beristirahat. Sementara sistem penggerak dapat merangsang tubuh untuk bekerja.
Apabila sistem penghambat lebih kuat, maka seseorang akan berada dalam fase kelelahan atau jam koma. Sebaliknya, ketika sistem penggerak lebih kuat, maka seseorang akan dalam keadaan bugar untuk melakukan aktivitas.
Tahap Jam Koma
Jam koma atau berkurangnya kemampuan diakibatkan oleh penggunaan fisik dan mental terlalu lama atau berulang-ulang. Terdapat tiga stadium keadaan performa manusia dalam melakukan aktivitas secara kontinyu, meliputi:
Stadium I
Terdapat permulaan aktivitas di mana performa dengan cepat meningkat, yang dikenal dengan istilah warmed up. Pada kondisi tersebut, seseorang sulit untuk berkonsentrasi, tetapi pekerja yang dilakukan masih dirasa ringan.
Stadium II
Performa manusia mencapai level yang optimal dan berjalan stagnan dalam waktu yang lama. Pada kondisi tersebut, seseorang merasa masih bisa melakukan aktivitas dalam waktu lama, tetapi menyadari bahwa tenaga yang dimiliki terbatas, sehingga mulai mengalami kelelahan, yang dikenal sebagai full compensation.
Stadium III
Pada tahap jam koma berikutnya, kelelahan akan terus bertambah, sedangkan performa terus menurun.
Namun, efek emosi yang kuat dapat mendorong performa dengan cepat dan tiba-tiba, bahkan lebih tinggi dari keadaan sebelumnya. Misalnya, seseorang yang kelelahan mendengar kabar baik, sehingga semangatnya kembali terkumpul.
Jenis-Jenis Jam Koma
Berdasarkan waktu terjadinya, jam koma atau kelelahan dibagi menjadi dua macam, meliputi:
Kelelahan Akut
Kelelahan akut terjadi pada aktivitas tubuh khususnya yang banyak memanfaatkan otot. Hal tersebut diakibatkan oleh suatu organ atau seluruh tubuh bekerja secara terus-menerus dan berlebihan.
Kelelahan akut dapat berkurang dan hilang dengan cara beristirahat yang cukup dan menyingkirkan gangguan-gangguannya.
Kelelahan Kronis
Kelelahan kronis berasal dari kelelahan akut yang bertumpuk-tumpuk. Hal tersebut disebabkan oleh adanya pekerjaan yang terus-menerus dilakukan tanpa pengaturan jarak waktu yang baik dan teratur.
Jam koma atau kelelahan yang kronis berlangsung setiap hari, berkepanjangan, atau bahkan sebelum pekerjaan dimulai.
Cara Mencegah Jam Koma
Untuk mencegah jam koma dan mempertahankan kapasitas kerja, diperlukan istirahat yang cukup. Menurut Suma’mur (1996) dalam lib.ui.ac.id, produktivitas mulai menurun setelah empat jam bekerja secara terus-menerus yang diakibatkan oleh menurunnya kadar gula di dalam darah.
Oleh karena itu, istirahat sangat diperlukan dengan minimal waktu setengah jam setelah empat jam bekerja secara terus-menerus. Berikut beberapa jenis istirahat yang bisa dilakukan untuk memulihkan keadaan fisik dan mental:
- Istirahat secara spontan, yaitu istirahat pendek setelah melakukan beban kerja.
- Istirahat curian, yaitu istirahat yang terjadi apabila beban kerja tidak dapat diimbangi oleh kemampuan kerja.
- Istirahat karena berkaitan dengan proses kerja, yang bergantung dari kinerja mesin, peralatan, dan sumber-sumber kerja.
- Istirahat yang ditentukan, yaitu istirahat yang diatur dalam undang-undang atau peraturan lain, seperti istirahat selama 30 menit setelah empat jam bekerja berturut-turut.
Pilihan Editor: Daftar Makanan dan Minuman yang Dapat Mengurangi Tubuh Lelah