Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

Apkasindo Keluhkan Harga TBS Sawit Turun karena Larangan Ekspor CPO

Apkasindo mencatat harga TBS sawit di Papua Barat turun seiring keluarnya larangan sementara ekspor CPO.

26 April 2022 | 10.22 WIB

Ilustrasi Produk CPO. shutterstock.com
material-symbols:fullscreenPerbesar
Ilustrasi Produk CPO. shutterstock.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta -Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) mengeluhkan harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit yang turun karena larangan ekspor CPO (Crude Palm Oil) dan minyak goreng pada 28 April 2022. Sekretaris DPW Apkasindo Papua Barat Dorteus Paiki mencatat penurunan harga TBS di daerahnya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

“Harga TBS hari Kamis (21 April 2022) masih berkisar Rp 3.700, tapi hari Sabtu (23 April 2022) langsung jatuh di kisaran dua ribuan,” katanya dalam keterangan tertulis, Senin, 25 April 2022.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dorteus mengatakan keadaan ini memberatkan bagi petani kecil di Papua Barat, ditambah lagi harga pupuk yang terpantau naik 200 persen. Sampai saat ini, pihaknya pun terus memantau harga TBS di setiap wilayah di Indonesia yang bagian dari Apkasindo.

Dia menilai Rapat Koordinasi Terbatas (Rakortas) yang dilakukan pemerintah pada Minggu, 24 April 2022 lalu memang penting untuk membahas tindak lanjut dari larangan sementara ekspor CPO dan bahan bakunya. Sebab, Dorteus menilai arahan Presiden Joko Widodo membuat harga TBS di tingkat petani menjadi jatuh 35-45 persen.

Walau ekspor sementara dilarang, Dorteus memaklumi tindakan Presiden Jokowi kepada semua pemangku kepentingan kelapa sawit atas polemik minyak goreng dalam empat bulan terakhir. “Ini untuk kebaikan tata kelola ke depannya, tapi cukuplah ini “jeweran” yang terakhir,” tuturnya.

Terkait regulasi, pihaknya masih menunggu terbitnya peraturan terbaru dari pemerintah mengenai tata niaga sawit dan turunannya. Dorteus berharap harga sawit tingkat petani bisa kembali normal.

Sementara itu, Serikat Petani Indonesia (SPI) mencatat harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit mengalami penurunan menjelang pelarangan ekspor sementara Crude Palm Oil (CPO) dan minyak goreng pada 28 April 2022. Ketua Umum SPI Henry Saragih mengatakan kebijakan pelarangan itu berdampak pada harga TBS petani sawit anggota SPI.

“Hari ini hasil laporan petani anggota SPI di berbagai daerah seperti Riau, Sumatera Utara, harga tandan buah segar (TBS) sawit seharga Rp 1.700 – Rp 2.000 per kilogram, sudah terkoreksi (turun) ada yang 30 persen, bahkan sampai 50 persen,” tuturnya pada waktu yang sama.

Dia mengatakan, kebijakan ini berpotensi membuat produksi CPO menjadi berlebihan di dalam negeri. Henry melihat produksi CPO mencapai 46,89 juta ton pada 2021, sementara konsumsi nasional untuk agrofuel dan pangan diperkirakan 16,29 juta ton.

“Artinya terdapat 30 juta ton yang selama ini dialokasikan untuk diekspor,” katanya.

Henry berpendapat kebijakan pelarangan sementara perlu diikuti kebijakan turunan agar bisa menjamin harga TBS petani bisa tetap layak. Dia melihat perkebunan sawit mestinya diurus rakyat dan didukung pemerintah.

M. Faiz Zaki

Menjadi wartawan di Tempo sejak 2022. Lulus dari Program Studi Antropologi Universitas Airlangga Surabaya. Biasa meliput isu hukum dan kriminal.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus