Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Ringkasan Berita
Sibuk menyanggah untuk menenangkan pasar.
Berawal dari kekecewaan Istana Negara.
Suara pemerintah dalam draf RUU Bank Indonesia versi parlemen.
MENTERI Keuangan Sri Mulyani Indrawati memulai konferensi pers pada Jumat sore, 4 September lalu, dengan membawa-bawa nama Presiden. Didampingi sejumlah pejabat eselon I Kementerian Keuangan, Sri membuka konferensi itu dengan mengatakan bahwa Presiden Joko Widodo memintanya menjelaskan posisi pemerintah terhadap rencana reformasi stabilitas sistem keuangan. “Penjelasan Presiden sudah jelas bahwa kebijakan moneter harus tetap kredibel, efektif, dan independen,” kata Sri.
Satu jam sebelum Sri berbicara kepada awak media secara virtual, Jokowi membicarakan topik yang sama di hadapan sejumlah pemimpin redaksi media massa yang diundang ke Istana Kepresidenan Bogor. Tak hanya menerangkan rencana reformasi sistem keuangan, dia juga memaparkan rencana perubahan Undang-Undang Bank Indonesia yang digulirkan Badan Legislasi Dewan Perwakilan Rakyat pada Senin, 31 Agustus lalu.
Rencana reformasi sistem keuangan sudah ramai dibicarakan publik dua bulan terakhir. Namun rencana revisi Undang-Undang Bank Indonesia jelas telah menambah kekhawatiran pelaku pasar dan pengamat ekonomi. Nilai tukar rupiah pada penutupan perdagangan, Jumat, 4 September lalu, bertengger di level 14.865 per dolar Amerika Serikat, ambles 1,6 persen dibanding posisi awal pekan.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo