Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Pelaksana Tugas Kepala Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) Didid Noordiatmoko optimistis aset kripto tetap eksis di tahun 2023, meski ambruk pada tahun 2022. Dia berujar, tahun ini akan menjadi tahun pemulihan dan kripto akan bangkit pada 2024.
“Saya mengikuti teori bahwa kripto tidak bisa kita tahan lagi. Sekarang iya, lagi turun. Tapi bukan berarti hilang sama sekali,” ujar Didid di Gedung Bappebti, Kamis, 5 Januari 2023.
Baca: Aset Kripto Dialihkan ke OJK, Bappebti Siapkan 5 Aset Kripto Lokal Baru
Optimisme itulah yang menjadi salah satu alasan Didid untuk memaksimalkan aturan. Salah satunya dengan menyiapkan bursa kripto yang dia targetkan dapat terealisasikan tahun ini. Bursa itu, kata Didid, nantinya akan mengawasi, mengelola, dan mengatur para anggotanya.
Hal senada juga disampaikan Ketua Umum Asosiasi Pedagang Aset Kripto Indonesia (Aspakrindo) Teguh Kurniawan Harmanda. Aset kripto meredup pada 2022 dan akan sangat redup pada 2023. Namun, dia berujar, tahun 2024 mendatang bakal menjadi momentum kebangkitan.
Teguh pun menyatakan tetap menyambut optimistis perdagangan kripto karena animo di tingkat global masih luar biasa.
“Cuma memang kripto tidak lepas dari centralize system, terutama ekonomi secara global. Jadi memab ada pengaruhnya. Tapi kalau dilihat dari beberapa negara, kami optimistis tahun 2024 bisa recovery,” kata Teguh, Kamis, 5 Januari 2023.
Ihwal redupnya aset kripto, sebelumnya Bappebti juga telah menyampaikan bahwa presentase pengguna internet di Indonesia yang memiliki aset kripto cukup besar, yaitu 16,4 sampai 18,4 persen. Sementara total pelanggan terdaftar aset kripto naik dari 11,2 juta pada 2021 menjadi 16,55 juta pada 2022.
Akan tetapi, nilai transaksi aset kripto pada 2022 kian menurun. Sepanjang Januari hingga November 2022, Bappebti mencatat nilai transaksi aset kripto mencapai Rp 296,66 triliun. Angka tersebut turun dari Rp 859,4 triliun pada 2021.
RIRI RAHAYU | RIANI SANUSI PUTRI
Baca juga: Bappebti : Jumlah Pemilik Aset Kripto di Indonesia Naik tapi Transaksinya Merosot
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini